Chapter 20 - End

1K 69 5
                                        

#NowReading
Deklasifikasi by Crowdstroia

×××

Begitu bel pulang berteriak dengan lantang, Prilly terburu-buru membereskan peralatan belajarnya yang ada di meja, memasukkannya secara asal ke dalam tas. Setelah berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas dan bersalaman dengan guru Bahasa Indonesianya, ia kemudian berjalan dengan langkahan cepat.

Tujuannya satu: ia ingin menghindari bertemu dengan Aliandra.

Setelah mengungkapkan hal yang selama ini ia rahasiakan dari kak Ali, Prilly tanpa berpikir lagi langsung beranjak dari perpustakaan dan meninggalkan laki-laki yang entah ia tak tahu bagaimana ekspresinya saat itu.

Dan tak ingin tahu.

Di satu sisi, ia memaki dirinya sendiri karena telah mengungkapkan yang sebenarnya pada kak Ali yang betul-betul membuatnya malu dan juga sakit menyedihkan. Tetapi di lain sisi, lega dirasa karena hatinya tak akan lagi menahan perasaan yang selama ini sudah lelah ia rahasiakan.

"PRILL!"

Ya Tuhan.

Prilly tahu suara itu. Tahu dengan jelas tanpa perlu melihat siapa pemiliknya saja ia sudah bisa menebak.

Dan yang ia pilih untuk lakukan adalah berlari secepat yang ia bisa tanpa peduli bahunya yang sesekali menabrak siswa yang melintas di depannya.

"PRILLY!"

Suara itu semakin mendekat. Sepertinya si laki-laki itu mengejarnya. Tapi Prilly terus berlari meski napasnya sudah mulai sesak. Ia harus menghindari lelaki itu bagaimanapun caranya.

Prilly mempercepat laju larinya. Sambil sesekali melihat ke belakang, mengetahui posisi Ali yang ternyata masih saja mengejarnya. Dan ketika untuk ke sekian kalinya Prilly menengok ke belakang, tanpa di duga tubuhnya menghantam seseorang yang berada di depannya.

Membuatnya jatuh tersungkur tepat di ujung koridor. Sementara murid laki-laki yang ia tabrak tadi juga terhuyung akibat dorongan tubuh Prilly.

"Eh, pelan-pelan dong! Jalan tuh pake mata, nggak liat ada orang di depan apa?!" hardik laki-laki yang seragam putih abunya sudah keluar dari tempatnya itu menatap Prilly dengan tajam.

"Maaf, maaf gue nggak sengaja." ucap Prilly. Ia berusaha untuk berdiri meski harus menahan nyeri yang bersumber dari lututnya yang lecet dan sedikit mengeluarkan darah.

"Enak aja lu mainnya minta maaf doang!" telunjuk lelaki itu mengarah tepat di depan wajah Prilly. Gurat emosi terpampang jelas di wajah laki-laki itu. Sehingga menarik perhatian beberapa siswa yang melintas di sekitar koridor. "DASAR LO, BITCH!"

"Anjing!"

Buk!

Tanpa bisa laki-laki itu hindari, sebuah bogeman yang berasal dari samping membuatnya jatuh tersungkur dalam hitugan detik. Bogeman pada rahangnya yang nyeri membuatnya langsung meringis nyeri.

Pekikan tak lagi tertahan dari mulut Prilly yang menyaksikan adegan itu di depan matanya. Matanya berkaca-kaca karena merasa bahwa ini semua adalah salahnya.

Detik berikutnya, si pemberi bogeman itu menarik paksa kerah seragamnya hingga membuatnya kembali berdiri dengan penuh emosi.

Heart BreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang