Chapter 3

1.2K 99 2
                                    

#Now Reading
Gleichgewicht by Floraadiputri

×××

Jarum jam yang terletak di atas meja belajar menunjukkan pukul 9 lebih lima belas menit ketika Prilly selesai dengan PR matematika yang akan dikumpul besok.

Gadis itu memilih bangkit dari kursi belajarnya dan melangkah menuju ranjang. Menghempaskan tubuhnya disana hingga membuat guncangan kecil.

Menyenderkan punggungnya dikepala ranjang, lalu menarik selimut berwarna ungu soft itu hingga sepinggang.sepasang mata hazel miliknya menatap langit-langit kamarnya.

Ah. Tak tau kenapa, ia belum merasa gejala-gejala ngantuk pada dirinya datang meski kenyataannya, biasanya diwaktu seperti sekarang ia sudah terbengkalai di ranjangnya.

Perkataan Rana yang tadi siang itu masih saja terpikir olehnya. Masih saja terngiang-ngiang di kepalanya.

Astaga, itu semua membuat kepalanya terasa sakit.

Prilly menarik nafas panjang.
semua ucapan Rana siang tadi benar benar, benar. Karena nyatanya, dirinya juga sudah lelah akan semua ini.

Akan fakta bahwa ia benar-benar mencintai kak Aliandra.

Jujur, Prilly juga benci fakta itu. sungguh. Karena Fakta itulah yang membuatnya tau Bagaimana rasanya sakit hati. Karena pada kenyataannya, cinta nya itu hanya bertepuk sebelah tangan. Miris bukan?

Prilly sebenarnya tau diri, ia hanya seorang gadis biasa dengan wajah yang tidak memiliki daya tarik bagi kaum adam—setidaknya itu menurutnya. Ia bukan termasuk gadis yang populer disekolahnya. Dia cuma gadis biasa yang suka menghabiskan waktu istirahat di perpustakaan atau kelasnya. Berbeda dengan Aliandra, siapa yang gak kenal dia?
Dia ganteng, keren, dan populer disekolahnya. Meski sifatnya dingin terhadap siapa saja, namun poin itulah yang membuat Pesonanya bertambah.

Namun, bukan karena itu saja Prilly memilih memantapkan hatinya untuk mencintai laki-laki itu, dengan tulus. Ia juga suka sifat Ali yang Dulu selalu respect dan care sama perempuan.

Ya, sifatnya yang dulu dan yang sekarang benar-benar Berbanding terbalik. Aliandra seakan-akan bertransformasi menjadi sosok pangeran es. Dingin.

Datar, tidak banyak bicara, dan Flat.

Prilly tau. Fakta Bahwa laki-laki itu berubah, sejak Putus dari Kekasihnya dulu, Randa namanya. Gadis yang merupakan Kakak kelasnya yang seangkatan dengan Ali. Gadis berhijab yang dikenal dengan keramahan, kepintaran, serta kepeduliannya terhadap siapa saja.

Prilly yakin Gadis itu pasti adalah wanita yang sempurna dimata Aliandra.

Yang saking sempurnanya, kepergian gadis itu dari tanah air berdampak besar pada Laki-laki itu.

Dan disisi lain, rasa sakit karena itu semua pun tak dapat dihindari Prilly. Meskipun Rasa sakit itu ditorehkan Seorang Aliandra secara tak langsung terhadap dirinya.

Namun, itulah Resiko Seseorang yang terjerumus didalam lingkaran sebuah cinta kepada seseorang yang tak pernah melihatmu. Kau akan merasa sakit, disaat tau someone yang kau cintai malah mencintai orang lain dan hanya Melihat pasangannya saja, tanpa pernah melihatmu. Dan bahkan tak pernah memiliki niat untuk membalas Rasa mu terhadapnya.

Sakit, miris, dan menyedihkan.

Itulah 3 kata yang tepat untuk Prilly. Ia ingin menertawakan dirinya sendiri.

Betapa menyedihkannya kisah cintaku-Begitu pikirnya.

Dan entah bagaimana, tiba-tiba satu pertanyaan Muncul di benaknya.

Heart BreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang