Karena Cinta itu Rahmat

10.2K 498 6
                                    

Galih tak henti-hentinya tersenyum memandang Naira. Naira sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka. Naira tampak kikuk dipandang terus oleh suaminya. Galih semakin suka melihat wajah merona Naira. Semakin Naira kikuk semakin Galih tersenyum riang.

Pagi ini hanya pagi seperti biasanya tapi ada perubahan yang membuatnya menjadi pagi yang indah. Galih tak pernah menyadari kecantikan Naira ketika ia sedang memasak. Naira begitu menawan ketika sibuk mengurusi semua kebutuhan rumah tangga dan suaminya. Galih masih asyik memandang Naira yang hampir selesai menata masakannya ke piring.

" Kamu ga kenyang liatin aku terus dari tadi? Tanya Naira yang sibuk membawa piring ke meja makan.

Mereka sekarang sudah duduk berhadapan di meja makan siap untuk menyantap sarapan spesial.

" Aku terlambat tahu kalo kamu ternyata cantik banget. " Ucap Galih gombal.

" Aku bisa meleleh loh kalo kamu liatin terus pake tatapan membara kaya gitu. "

" Hahaha...emang mata aku api yang membara?"

" Bukan api deh tapi pisau. Tatapan kamu menusuk menembus hingga hati aku. Hahahaha " Naira mencoba membalas gombalan Galih.

" Hahahha...kamu bisa aja Nai."

Mereka seperti remaja muda yang sama-sama baru merasakan cinta.

" Gimana sarapannya? Suka? " Tanya Naira saat melihat Galih mulai menyantap sarapannya.

" Always Nai. Aku selalu suka sama masakanmu apapun itu. "

" Batu aku kasih kuah berarti kamu suka juga donk? " Ledek Naira

" Haha... asal kamu juga makan Nai aku suka. "

" Ogaahhh..hahaha..."

Obrolan pagi yang berisi gombalan dan ledekkan khas seperti kekasih yang jatuh cinta.

Setelah selesai sarapan Galih mengantar Naira ke kantor. Galih tidak membiarkan Naira mengendarai bebek kesayangannya. Ini pertama kali Galih mengantar Naira ke kantornya.

" Makasih ya bang udah nganter aku. Tapi aku lebih suka bawa si bebek, lebih cepet. Hehe "

" Jadi kamu lebih pilih bebek daripada semobil sama suamimu yang ganteng ini?"

Naira menyipitkan matanya melirik ke arah Galih " Sejak kapan kamu jadi narsis gini? "

" Sejak kamu pilih bebek daripada aku. Hahahah "

" Hahaha...yaudah aku turun ya. Nanti aku tunggu kamu disini lagi ya. Asalamualaikum "

Naira salim kepada Galih lalu berbalik hendak membuka pintu namun Galih menarik tangan Naira.

" Tunggu Nai. " Ucap Galih yang kemudian mencium kening Naira.

" Menurut penelitian mencium istri sebelum bekerja bisa membuat suami bersemangat." Lanjut Galih yang menjelaskan sebelum Naira bertanya.

" Penelitian darimana itu? " Kata Naira yang agak keki di cium mendadak oleh Galih.

" Dari luar negeri Nai." Jawab Galih asal. " Hehe...oia Waalaikumsalam. " Ucap Galih yang teringat ia belum menjawab salam Naira.

Naira hanya geleng-geleng kepala menghadapi tingkah Galih. Si dingin yang berubah menjadi si narsis.

***

" Syah..." Panggil Gita dari balik kubikelnya.

" Apaan?" Jawab Naira yang sedang repot menghidupkan PC.

Akhirnya Gita mendekat ke kubikelnya Naira karena kesal sapaannya sedikit diacuhkan.

" Nih..ada titipan untuk lo. " Gita lalu memberikan bingkisan kecil ke Naira.

E.Y.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang