Naira sudah melalui lebih dari 90 hari untuk belajar dan beradaptasi. Kesulitan yang ia dapati tidak mengurangi frekuensi belajarnya. Walau semangatnya sering terjun bebas.
Setiap pagi Naira dan Galih hanya sarapan roti dan minuman tanpa air panas. Jika Galih yang membantu maka akan tersedia makanan yang dimasak dan minuman yang hangat. Hanya Galih menghargai Naira dengan selalu memakan sarapan yang Naira bisa buat.
Bagaimana dengan makan siang Naira tanpa Galih dirumah?
Hampir setiap hari mama Naira datang untuk membantu Naira belajar dan memasak sebentar. Sebelum siang biasanya mama sudah pulang lagi ke rumah.
Kelemahan Naira saat ini cukup banyak. Naira tidak bisa memasak dengan menggunakan api karena khawatir terkena atau menyebabkan kebakaran. Menuang air panas saja Naira tidak bisa walau feeling nya merasa bisa dan benar. Seperti kejadian dulu tangan Naira terkena air panas di kamar mandi.
Naira sekarang sedang rajin belajar membaca dengan huruf Braille. Jika Naira sedang bosan, Galih tidak akan keberatan akan membacakan buku yang menarik dalam pelukannya. Naira juga senang mendengarkan ceramah dari video dan murottal Al-Quran.
***
Tepat di hari ke 100 pasca kecelakaan Naira ingin sekali membuat kejutan untuk Galih. Sejauh ini Naira sudah banyak belajar. Ia ingin menunjukkan kepada Galih dirinya sudah banyak kemajuan.
Seusai solat subuh Naira beralih ke pekerjaan dapur. Naira ingin membuatkan sarapan spesial untuk Galih. Naira hapal letak peralatan dapur, kompor dll.
Dengan langkah hati-hati Naira meraba rak piring mencari peralatan masak. Timbul suara riuh efek Naira meraba peralatan dapur. Akhirnya Naira dapat menemukan wajan, sutil untuk memasak.
Kemudian ia meletakkan wajan di atas kompor yang tak jauh dari rak piring. Pelan-pelan Naira menghidupkan kompor gas. Naira lalu menaruh minyak di atas wajan. Semua perlengkapan memasak sudah ada didekat kompor karena mama Naira selalu meletakkannya disana.
Naira mengecek apakah minyak sudah panas atau belum dengan meletakkan tangannya dekat wajan. Tak sengaja posisi tangan Naira terlalu dekat dengan badan wajan. Tangan Naira menyentuh wajan yang sudah panas.
Naira yang panik lantas menggerakkan tangannya yang kemudian menyebabkan wajan terjatuh ke bawah membuat suara gaduh yang sangat berisik.
" Awwww...." Teriak Naira karena tangannya panas dan dirinya yang kaget.
Galih yang mendengar suara teriakan Naira langsung berlari dari kamar menuju dapur. Ia mendapati kompor menyala dengan api cukup besar, wajan jatuh dilantai dengan minyak berceceran masih dengan asap panas yang mengepul.
Naira berdiri tarpaku seperti robot didepan kompor. Dirinya gemetaran. Wajan yang jatuh tidak mengenai kaki Naira walau dengan jarak yang sangat dekat.
" Nai!!!! Kamu mau bikin rumah jadi kebakaran HAH?"
Galih berujar dengan suara tinggi. Ia lalu mematikan kompor. Ia kaget dengan apa yang terjadi pagi ini.
" Sekarang kamu masuk kekamar biar aku yang rapihin ini semua." Pinta Galih dengan tidak lembut.
Naira dengan gemetaran kaki dan tangannya perlahan menuju kamar. Sedangkan Galih membereskan semua yang terjadi. Padahal Galih sudah rapi dan siap berangkat ke kantor.
Tak lama Galih selesai membereskan ia masuk kekamar. Galih mengambil tas kerja dan kunci mobilnya. Galih memilih langsung pergi tanpa melihat Naira lagi yang duduk di pinggir ranjang.
" Nai, aku pergi. Nanti aku telepon kamu. Assalamualaikum. "
" Waalaikumsalam. " Jawab Naira nyaris tanpa suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
E.Y.E
RomanceAku hanya memainkan peranku dengan baik. Menikah dengannya bukan tanpa pemikiran matang dan petunjuk dari Allah. Aku yakin tapi aku tidak mencintainya - BELUM. Naira Rosaline Hafsyah Dia wanita baik dan berjilbab - maksudku agamis, mungkin. Aku meni...