Keadaan ini sama seperti dulu. Naira menangis semalaman di kamarnya di rumah orang tuanya. Menangis hingga tertidur. Naira ingin melepaskan semuanya lewat tangisan. Karena setelah dia bangun nanti, Naira akan kembali ceria.
Kemampuan Naira dalam menguatkan hati cukup baik. Naira akan menangis semalaman, meluapkan semua masalah dalam hatinya. Dia akan tertidur karena lelah menangis. Setelah bangun dia seperti punya energi baru. Naira tidak akan lupa penyebab tangisnya hanya saja amarah dan kekesalannya sudah lenyap dengan air mata yang keluar.
Dulu ia menangis karena Rei, sekarang ia menangis karena Galih. Kenapa cinta harus selalu seperti ini? Habis senyum terbitlah tangis.
" Nai...sampai kapan kamu mau tidur?" Panggil mama didepan pintu kamar Naira. Mama mencoba menggedor pintu Naira tapi Naira tetap tidak menjawab.
" Mama mau bicara Nai. Mama tau kamu udah bangun. Nai..." Kata mama tidak mau menyerah.
" Sabar dulu ma, nanti kalo dia lapar dia akan keluar kamar ko." Ujar papa tenang. Papa kemudian menarik tangan mama menjauhi kamar Naira.
" Kamu kaya ga paham Naira aja. Dia akan nangis semalaman tapi nanti setelah dia bangun, dia seakan lupa sama rasa sedihnya." Tambah papa kepada mama.
" Mama hanya khawatir aja pa." Mama dan papa duduk di kursi makan. Mama menyiapkan sarapan untuk papa yaitu bubur kacang ijo.
" Kamu khawatir atau kamu penasaran ceritanya?"
" Ah...papa ngeledek aja. Mama penasaran dan khawatir pa."
" Nanti kalo dia bangun. Biarkan dia sarapan dulu sampai kenyang baru kamu tanya apa yang terjadi. Menangis itu menghabiskan banyak energi. Hahahaha..." Ujar papa sambil tertawa. Papa lalu menyeruput kopi panasnya. Papa selalu bijak dalam menyikapi masalah. Membawanya santai namun tetap memberi solusi.
" Papa selalu punya cara beda sayang sama Naira ya." Kata mama sambil tersenyum.
***
Sementara di rumah Galih dan Naira, bundanya Galih datang menemui Galih.
" Jam segini kamu belum berangkat kerja?" Tanya bunda heran. Bunda datang mengunjungi Galih ingin melihat keadaan Galih dan Naira. Sepertinya bunda belum tau jika Naira tidak di rumah. Namun firasat seorang ibu membawa bunda mengunjungi Galih pagi ini.
" Aku kerja tapi nanti. Hari ini aku izin masuk setengah hari." Jelas Galih. Galih tidak menyiapkan minuman atau apapun karena permintaan bunda. Mereka duduk di ruang tamu dengan wajah Galih yang kusut.
" Naira mana? Bunda datang ko dia ga keliatan?" Tanya Bunda sambil melirik ke dalam rumah.
" Naira sedang ada di rumah mama, bun. Naira sakit jadi dia ingin dirawat mamanya." Jawab Galih. Galih tidak berbohong, Naira memang sedang sakit. Bukan fisik namun hatinya. Galih tidak ingin bundanya tau masalah yang sedang mereka hadapi.
" Sakit apa? Kamu kenapa ga nginap disana? Kalian baik-baik saja kan?" Tanya bunda dengan dahi sedikit mengernyit tanda heran.
" Kecapean sama rindu mama katanya. Aku ga ikut karena semalem aku lembur, ga enak kalo mau kesana. Nanti pulang kerja aku langsung kesana."
" Bagaimana dengan pertanyaan bunda kemarin soal kamu dan Naira?"
" Aku tetap dengan jawaban kemarin. Aku akan tetap bersama Naira."
" Walau dia buta? "
" Iya."
" Walau dia ga bisa melayanimu seperti dulu?
" Iya."
"Walau dia merepotkanmu?"
" Iya."
“ Walau kamu membuat dia merasa tidak berguna?”
KAMU SEDANG MEMBACA
E.Y.E
RomanceAku hanya memainkan peranku dengan baik. Menikah dengannya bukan tanpa pemikiran matang dan petunjuk dari Allah. Aku yakin tapi aku tidak mencintainya - BELUM. Naira Rosaline Hafsyah Dia wanita baik dan berjilbab - maksudku agamis, mungkin. Aku meni...