Prolog

333 15 6
                                    

"Bagus banget."

Gerry menghentikan laju mobilnya yang baru saja keluar dari halaman parkiran sekolahnya. Dia menahan nafasnya lalu menghembuskannya kesal.

"Puter balik aja." Sambut suara di sampingnya, di kursi penumpang.

"Nyet, puter balik gimana? Gak liat di belakang udah penuh gitu yang bawa pentungan?" Jawab Gerry sebal pada Si Onyet.

"Haaah, males gue lama-lama sekolah kayak begini." Kata Si Onyet.

"Ya udah, kita turun aja." Ucap sebuah suara di belakang.

"CARI MATI!" Sorak Gerry dan Onyet berbarengan.

Kerumunan di depan mobil mereka semakin menjadi-jadi, terbagi menjadi 2 kelompok. Kelompok SMA Bintang dan Kelompok SMA Sadewa. Saling adu nyali untuk mengadu kekuatan. Yap Tawuran.

Mereka saling menyerang, entah dengan tangan kosong atau dengan sabuk atau benda pukul lainnya. Yang dijamin bikin ngeri melihatnya. Dari arah belakang mobil mereka pun tak kalah ramai, yang dari arah belakang mereka itu semacam kuarter kedua yang siap untuk menyerang jika pertahanan pertama sudah tidak sanggup lagi. Dari arah gerbang sekolah mereka pun sudah ramai sekali, ada yang hanya sekedar melihat atau pun ada yang siap menyerang lagi.

Gerry Cs bingung, mereka pulang ke arah mana jika situasi carut marut seperti ini. Yaah merekanya aja sih yang bandel, udah banyak yang bilangin lagi ada tawuran di luar. Eh mereka keukeuh aja pengen pulang.

PRAAANG

"F**K" Umpat Gerry kaget saat melihat kaca depan mobilnya terkena lemparan batu, dan kaca itu...retak.

"Gak bakal bener ini, terobos Ger" Ucap Si penumpang gelap di belakang.

"Lo gila apa!"

Tok tok tok

Bug bug bug

Serentak mereka bertiga menoleh ke asal suara, ke samping kiri mobilnya yang terdapat seorang gadis. Dia sedang mengetuk dan memukul-mukul pintu kiri mobil Gerry.

Tolong...

Itu kata yang keluar dari mulut gadis itu walau tanpa suara, tapi mereka tau gadis itu tengah ketakutan dan ingin meminta tolong.

"Bu..buka! Kasian tu anak!" Kata si Onyet.

Gerry pun cepat-cepat membuka kunci, lalu Si Penumpang gelap yang di belakang lah yang sigap membuka pintu untuk gadis itu.

Gadis itu segera masuk cepat-cepat, dan sekarang duduk di samping Si Penumpang gelap. Mereka bertiga menatap gadis itu tanpa kedip. Dia sangat ketakutan dan terlihat pucat.

"Gue gak salah! Haduh gila...itu tadi apaan. Arggh mamaaah!!" Ucap gadis itu lebih kepada dirinya sendiri.

"Heh?" Si Penumpang gelap mencolek bahu gadis itu dengan tampang aneh.

"Apa!" Sentaknya kemudian.

"Lo siapa? Anak Bintang ya? Kenapa?" Tanyanya tanpa memedulikan bentakan gadis itu.

"Gue Sekar! Iya gue anak Bintang! Gue di kejar-kejaaaaaar."

"....................."

"Lo siapa?" Tanya Sekar kembali sambil menoleh pada samping kanannya.

"Pandu."

Hening....

"Gaaaah Maju majuuuuu, yang di belakang pada nyerang ke arah sini Ger!" Teriak Onyet tiba-tiba.

"Gak ada pilihan lain, semuanya pegangan erat-erat woy!!"

Lalu roda mobil itu bergerak maju, sangat cepat. Membuat orang-orang yang sedang berkelahi itu berusaha menghindarinya.

Sweet Criminal (#EG Series 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang