Seorang pria sedang sibuk mengobrak-abrik rak bukunya.
Buku-buku tersebut bertebaran memenuhi lantai. Udara terasa pengap, debu bertebaran akibat buku-buku lama yang dilapisi debu yang kelewat tebal.Sesekali ia terbatuk dan mengibaskan tangannya di udara, berusaha menghalau debu yang menerpa wajahnya. Tak jarang pula lelaki itu berdecak kesal karena buku-buku tebal itu jatuh mengenai kakinya. Ia berharap kakinya tak akan bengkak karena berat buku yang menimpanya sanggup membunuh manusia hanya dengan sekali pukulan.
Setelah sekian lama berkutat dengan buku-buku tebal nan kuno itu, akhirnya ia menyusun kembali buku-buku itu dengan wajah bosan.
Tiba-tiba, sebuah foto meluncur jatuh ke lantai. Dengan perlahan tangannya meraih foto itu.
Sesaat badan tegapnya membeku, matanya menatap tajam foto digengamannya."Cih." Suaranya didominasi kemarahan dan kebencian tak terkira. Tapi anehnya, dalam sekejap segala kebencian itu sirna, digantikan oleh tatapan sedih. Matanya menatap kosong foto ditangannya.
Flashback
"Cih. Dasar tak berguna! Kau hanya bisa membuat kami malu!" ucap seorang wanita sambil menatap jijik makhluk mungil di hadapannya.
"Seharusnya aku membuangmu! Dasar lemah!" teriak seorang pria lalu menendang perut bocah itu.
"M-maaf, Dad, Mom." ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
"Maaf katamu?! Cih. Aku bahkan tak sudi mengandungmu! Kau itu hanya sampah di keluarga ini!" Wanita berambut coklat itu menatap dingin bocah dihadapannya.
"Kau benar-benar tak pantas menyandang nama Antonescu!Dasar anak tak berguna! Hanya bisa menyusahkan orang tua saja!"
"Dad a-aku mohon...ak-"
Ucapan bocah lelaki terpotong
karena sebuah tinju sudah melayang mengenai pipi mulusnya.Bugh!
Bugh!
Pria itu tetap melancarkan tinjunya ke tubuh mungil yang sekarang tak berdaya lagi. Tak diperdulikannya teriakan putus asa yang menusuk indra pendengarannya.
"Uggh, Dad-"
Bugh!
"Berhenti memanggilku Dad! Aku tak sudi menjadi ayahmu, bodoh!" ucap pria itu dengan nafas memburu, tangannya terkepal erat, bukti bahwa ia tak segan-segan untuk menghabisi bocah lelaki itu.
"A-aku akan b-berusaha Dad. Aku a-"
Ucapannya kembali terpotong karena wanita bergaun hitam itu menjambak rambutnya,
membuat beberapa helai rambut jatuh ke lantai."Aarrghh! Mom, kumohon, s-ssakit... " teriaknya kesakitan, nafasnya terengah-engah merasakan sakit luar biasa di sekujur tubuhnya.
Sang bocah meringis merasakan sakit di kepalanya, sesekali dia berteriak kesakitan saat pria itu membanting tubuhnya ke lantai.
"Kau seharusnya bisa seperti kakakmu! Aku menyesal melahirkanmu ke dunia ini!" teriak wanita itu dengan tatapan sinis. Wajah cantiknya memerah, tanda bahwa emosi sudah menguasainya.
Kaki jenjangnya menunjang tubuh mungil itu berkali-kali, sama sekali tak terpengaruh oleh erangan kesakitan yang bergema dalam ruangan itu."Seharusnya kau bisa seperti Blaze! Kakakmu itu selalu membuat kami bangga. Dan kau? Cih! Tak bisa diandalkan!"
Pria itu menunjang tubuh mungil itu hingga terlempar ke sudut ruangan."Aarrgggh..!"
Bocah lelaki itu berteriak layaknya orang kesurupan,sakit di kepalanya benar-benar memperburuk penderitaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Admirer ✔
Romance= Dark Romance = Lily, gadis bertubuh mungil dengan kehidupan yang serba sempurna. Tapi, kehidupan yang sempurna itu berubah menjadi malapetaka. Lily melihat langsung pembantaian orang tuanya yang membuatnya terguncang. Siapa sebenarnya pembunuh ora...