12. Real Lucien

18.7K 1.1K 173
                                    

Lily's pov

"Jadi, gadis ini milikku juga." ucap lelaki itu dengan senyum aneh.

Aku menatap bingung sekaligus takut pada dua orang di hadapanku.

"Milikmu? Apa maksudmu?"
potongku cepat, membuat mereka menatapku intens.

Aku mengutuk diriku untuk hal ini, berharap seseorang membunuhku saja daripada berurusan dengan manusia-manusia ini.

"Iya. Aku pemilik barumu. Namaku Blaze!" ucap lelaki berambut pirang itu dengan senyum lebar lalu memelukku erat. Aku hanya diam dalam pelukannya, terlalu kaget untuk merespon.

"Menyingkir darinya, bodoh!"

Suara Lucien membuatku tersadar. Kurasakan sebuah lengan menarikku kasar dan cenderung tergesa-gesa,
membuatku memekik kaget.

Aku menatap horor Lucien yang menatapku setajam elang dan menatap lelaki bernama Blaze itu geram.

"Huh. Sialan kau, Lucien. Aku belum selesai memeluknya!"
bentaknya lalu menatap Lucien sinis.

"Aku. tak. peduli." balas Lucien penuh penekanan di setiap katanya.

Lelaki itu menatap kesal Lucien lalu beralih menatapku dengan mata coklat terangnya.

"Namamu Lily, bukan?" tanya lelaki itu penuh semangat.

Aku mengangguk kaku karena melihat Lucien yang menatap Blaze seakan ia ingin mengeksekusi pria itu sekarang juga.

"Aku kakak si bodoh ini."
ucapnya dengan menekankan di kata 'si bodoh' sambil melirik sinis Lucien, seolah ingin menunjukkan siapa yang bodoh di sini.

"Diam kau, bodoh!" balas Lucien.

Tiba-tiba, aku merasakan tubuhku tertarik dan langsung berhadapan dengan Blaze. Mataku mengerjap pelan,
berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi di menit-menit terakhir.

"Lihat, kan? Adikku itu memang pemarah. Jadi, apa dia menyakitimu?" ucapnya lembut,
tangannya mengelus rambutku,
membuatku menegang.

"Singkirkan tanganmu, Blaze!"
ketus Lucien, membuat senyuman tersungging di bibir Blaze.

"Jadi bagaimana?" ucap Blaze sambil menatapku lurus.

"A-aapa?" tukasku bingung.

Tiba-tiba, dia tertawa terbahak-bahak, membuatku mengernyit bingung.

'Kurasa dia sama gilanya dengan Lucien' batinku.

"Kau lucu sekali! Ah, dimana kau mendapatkan gadis ini, Lucien?" ucapnya dengan mata berbinar lalu mencium kedua pipiku. Aku melotot kaget.

"Beraninya kau! You son of a bitch!" teriak Lucien penuh amarah, membuatku bergidik ngeri. Sedangkan Blaze hanya menatap datar Lucien yang menatapnya garang.

Lucien menghampiriku dengan langkah lebarnya dan langsung mengangkatku di punggungnya layaknya karung beras.

"Turunkan aku, Lucien!Turunkan aku, brengsek!" teriakku panik.
Tanganku memukul-mukul punggungnya sekuat tenaga, tapi Lucien malah menguatkan cengkramannya di kakiku.

"Turunkan dia, Lucien." ucap Blaze dingin, tersirat perintah tak terbantahkan dalam suaranya.

"Ini bukan urusanmu! Pergi kau dari rumahku!" balas Lucien tak kalah dingin dan langsung membawaku keluar ruangan itu.

"Turunkan aku, sialan!" teriakku keras hingga kurasakan perih di tenggorokanku.
Tapi Lucien tetap berjalan tanpa memperdulikan teriakanku.

"Kubilang turunkan dia, Lucien!" teriak Blaze dengan suara menggelegar, membuat langkah Lucien terhenti.

Psycho Admirer ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang