Dentuman musik bergema di setiap sudut ruangan.
Penerangan yang minim serta lautan manusia yang memenuhi lantai dansa ikut memperheboh suasana.
Tapi kehebohan itu sama sekali tak mempengaruhi seorang gadis berambut pirang,yang tak lain dan tak bukan adalah Leah.Dirinya tampak sibuk melirik kesana-kemari,tak memperdulikan tatapan ganas para pria yang menatap tubuhnya layaknya singa kelaparan.
Tidak, kali ini dia benar-benar tak bernafsu untuk mencicipi tubuh berotot nan menggoda mereka.
Seluruh nafsunya disapu habis oleh amarah yang membakarnya."Kemana si keparat itu, huh? Membuang waktuku saja!" ketus Leah sambil mengetuk-ngetuk kasar meja dengan wajah kesal, menandakan bahwa ia sudah muak menunggu tamu yang tak kunjung datang.
Tapi, seakan tak memahami suasana hati Leah yang buruk, seorang pria malah menghampirinya dengan senyuman menggoda
yang membuat gadis itu mendengus kesal."Hello beautiful~"
Leah hanya tersenyum kecil lalu kembali meneguk winenya hingga tandas, bermaksud meninggalkan pria sialan ini.
Baru saja Leah akan beranjak,
pria itu mencekal pergelangan tangannya."Apa?!" sentak Leah sambil menatap pria itu jengkel.
"Woah, tenang sayang. Aku hanya ingin bermain denganmu." ucapnya sambil mengerling nakal.
Leah meneliti pria itu. Wajahnya sangat tampan dengan alis tebal yang menaungi kedua iris hijaunya. Bibir tebal dengan lekukan yang membuat siapa saja rela bermanja-manja dengan bibir itu.
"Kau menatapku seakan ingin menelanjangiku, manis." ucapnya dengan suara serak yang membuat tubuh Leah menegang.
'Sial. Kenapa aku harus dihadapkan dengan godaan semengerikan ini?' batin Leah.
Dengan gerakan cepat pria itu menarik Leah hingga gadis itu terduduk di pangkuannya.
Leah's pov
Damn. Kenapa dia bisa setampan ini?
Oh tidak, tidak! Aku kesini untuk menunggu si keparat itu. Titik.
"Bagaimana, hm?" rayunya dengan senyum menawan.
Aku menatap lekat-lekat bibir seksinya yang bergerak-gerak tanpa henti.Oh God. Bibir itu.
Okay, sepertinya aku mulai goyah. Sialan.
"Hei, apa kau mendengarku?"
"Hah?" ucapku asal lalu beralih menatap mata hijaunya.
Pria itu terkekeh geli lalu menatapku lekat-lekat, cukup untuk membuat jantungku berhenti berdetak.
"Kau tak mendengarku, aku tahu itu. Aku tahu apa yang kau inginkan." ucapnya dengan seringai lebar yang justru membuat ketampanannya bertambah seribu kali lipat.
Fuck!
"Aku hanya ingin kau menyingkirkan tangan sialanmu ini dariku." ucapku sinis, berusaha mati-matian menepis keinginanku untuk menciumnya.
Kau memang jalang sialan, Leah.
Suara di kepalaku mengejekku tanpa henti.
'Diam kau, bodoh!'
"Jangan munafik, sayang. Aku tau kau menginginkanku." ucap pria itu dengan senyuman puas saat melihatku terkejut.
Aku membasahi bibirku yang tiba-tiba terasa kering dan menelan ludah yang terasa menyangkut di tenggorokanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Admirer ✔
Romance= Dark Romance = Lily, gadis bertubuh mungil dengan kehidupan yang serba sempurna. Tapi, kehidupan yang sempurna itu berubah menjadi malapetaka. Lily melihat langsung pembantaian orang tuanya yang membuatnya terguncang. Siapa sebenarnya pembunuh ora...