part 8

95 7 5
                                    

"Ohh ternyata Fita". Ujar Riqqah, ia tau mungkin Fita nangis karena Reza tidak memberi tahu bahwa ia pindah sekolah.
"Sih Fita kenapa?". Tanya Afifah dan Azizah. Si kembar yang memang selalu kompak.
"Entah". Jawab April dengan singkat.

---
Pelajaran pun di mulai, Riqqah hanya bisa metanap Fita yang masih meneteskan air mata. Sebenarnya Riqqah kasihan dengan Fita tapi ia juga cemburu karena Fita begitu dekat dengan Reza.

"Fisikaa lagi fisika lagi!". Gerutuh Azizah.
"Kerja ajaa". Ujar Riqqah.
"Hanan, sini kamu!". Perintah ustadzah Ifah guru fisika yang terkenal killer dan cuek.
"Iya ustadzah?". Jawab Hanan selaku ketua kelas.
"Sekarang Ustadzah harus rapat mendadak, berikan soal-soal ini kepada semua temanmu, jumlahnya 15 nomor!". Perintah ustadzah Ifah.
"APAAA?". Kompak siswi kelas X mendadak matanya langsung membesar seakan-akan ingin keluar saking kagetnya dengan soal sebanyak 15 nomor. wkwk
"Ustadzah tinggal dulu, Assalamu'alaikum". Ujar ustadzah Ifah dan pergi berlalu.
"Hfftttt huuh!apaan ini! Mana soalnya susah banget lagi!". Kata salah satu siswi.

---
Kring.. kring....
Bel berbunyi

"Kantin yuk!". Ajak Hanan
"Nggak". Jawab Riqqah dengan singkat.
"Yaelah, gue ngomong sama tembok lagi nih. Yaudah gue duluan". Ujar Hanan, ia mengerti kok dengan sikap Riqqah, Riqqah begini karena belum terbiasa di tinggal jauh oleh orang yang sangat ia cintai.

---
Kriingg.. kringg..
Pukul 16:00

"Yes, pulang!". Gumam Riqqah
"Loh sakit?". Tanya Nisa
"Ah nggak kok, kenapa emang?". Kata Riqqah yang nanya balik.
"Muka loh pucat, gue antar pulang?". Tanya Nisa lagi yang khawatir dengan sahabatnya.
"Nggak usah Nis, gue baik-baik aja kok". Jawab Riqqah sambil tersenyum.

Di perjalanan, Riqqah segera mengeluarkan ponselnya dan memutar lagu kesukaannya. Tiba-tiba suara klakson motor mengagetkannya.
"Astagaa! Loh bikin kaget aja". Kata Riqqah setengah teriak.
"Ahahaha, sendiri ya?nggak ada Reza". Kata Zaldi sambil menghina Riqqah.
"Nggak tau!". Jawab Riqqah ia segera berlari menjauh dari Zaldi.
"Loh yang sabar Riq, kalo emang kalian sudah di takdirkan untuk berjodoh pasti Reza akan kembali". Ujar Zaldi dalam hati dan berlalu pergi.

---
*Di tempat lain
"Gue rindu Riq!". Ujar Reza sambil berbaring di sofa kamarnya. Ia benar-benar menyesal sudah membuat Riqqah sakit hati,
"2 tahun 9 bulan astagaaa! Kenapa gue mutusin dia! Aarrgg". Desisnya sangat frustasi.
"Apa ada baiknya kalo gue move on dari Riqqah saja? Gue harus lupain dia! Ah Riqqah miss you". Ujar Reza lalu ia pejamkan matanya hingga akhirnya tertidur.

"Ezaaa!bangun Za!". Kata ibu Aminah. Ya dia adalah ibu Reza yang memaksa anak bungsunya itu untuk pindah sekolah ke Bandung sehingga membuat nya terpisah dari Riqqah.
"Hmm yaa Bu". Kata Reza dan segera bangun ia tidak ingin membuat ibunya teriak-teriak dan ia segera keluar kamar.
"Makan dulu nak". Kata ibu Aminah dengan lembut.

---
*makan malam keluarga Reza
"Kalo udah lulus SMA kamu mau lanjut kemana?". Tanya pak Yusuf sambil membuka pembicaraan, dia adalah ayah Reza.
"Hmm apayah?". Pikir Reza sambil menguyah makanannya.
"Reza pengen jadi tentara ayah". Lanjut Reza.
"Oh setelah itu?". Tanya pak Yusuf lagi.
"Lanjut nikah?". Lagi-lagi pak Yusuf bertanya.
"Uhhuk.. uhukk.. ih ayah apaan sih". Jawab Reza, ia tersendak pada saat minum, ia kaget dengan pertanyaan ayahnya.
"Hahahaa kamu ini, emang kamu udah punya pacar?". Tanya bu Aminah yang sangat heran dengan tingakah laku putranya ini.
"Eh, nggak Bu, mana ada yang mau sama aku". Jawab Reza dengan sok cuek. Sebenarnya Reza ini malu kalo di tanya sama orang tuanya apalagi yang bersangkutan masalah cinta.

Usai makan, Reza segera duduk sambil menonton tv.

"Ngapain juga ayah nanya-nanya tentang nikah! Ih". Kata Reza, ngomong sendiri, ia masih mencerna kata-kata ayahnya. "Nikah? Emang jodoh gue siapa?". Batin Reza.

*Riqqah Pov

"Kenapa Reza nggak ngabarin gue ya? Mungkin udah ada yang baru kali!". Cetusku, aku segera keluar kamar dan menuju ruang makan.
"Besok lusa papa datang wooy!". Ujar kak Rami, yang teriakannya membuat telingaku sedikit budek.
"Beneran?". Ujar Humairah, yaa dia adalah adik bungsu ku yang masih berusia 7 tahun.
"Yoii, iPhone baru lagi nih gue". Kata kak Rami, ia membuat ku sangat iri.
"iPhone-, iPhone sudah makan dulu". Ujar mama yang menghentikan ributan kecil antara aku dan saudara ku.

Makan malam pun usai, aku kembali ke kamar untuk melaksanakan shalat isya kemudian mengerjakan beberapa tugas yang tadi tidak sempat ku selesaikan di sekolah.

"Reza masih nggak ngabarin gue?aaarrrg!udah mati kali!". Ujar ku sangat benci dengan sifat Reza yang berjanji bakal ngabarin gue dan kenyataan tidak sama sekali!.
"Tidur deh, have a nice dream Reza, i miss you so much". Ujar ku sambil merebahkan badanku ke kasur kesayangan.

*Author Pov

"Banngunn!". Ujar Humairah yang berusaha keras membangunkan kakaknya.
"Iyaaa udah woyy! Gue bangun kok". Ujar Riqqah setengah teriak, ia kesal jika harus di paksa bangun.
"Rezaa? Masih sama, tidak ada kabar sama sekali!". Gumam Riqqah sambil menatap ponselnya.

Setelah bersiap-siap Riqqah segera keluar menuju ruang makan.

"Mamaa aku berangkat bareng kakak Riqqah saja yaa". Ujar Humairah sambil mengunyah nasinya.
"Iyaa sayang, kamu sama kakak Riqqah berangkatnya". Kata mama Lia
"Nggak ah! Loh di antar sama kak Rami aja, gue mau pergi duluan, Maa aku pergi dulu yaa ada kepentingan". Ujar Riqqah lalu mencium mama Lia dan segera menuju ke sekolah.

---
"Helloooo!". Sapa April yang baru saja turun dari mobilnya.
"Hello, Kembar mana?". Tanya Riqqah.
"Eh itu sana". Jawab April sambil menunjuk ke arah si Kembar, Nisa, dan juga Hanan.
"Masuk yuk!". Ajak Hanan.
"Kontakan sama Reza masih lancarkan?". Tanya Azizah
"Nggak sama sekali, mungkin udah lupa sama gue". Ketus Riqqah ia segera masuk ke dalam kelas.

4 jam kemudian

"Lagi-lagi tidak ada pesan apapun dari Reza, padahal kan dia udah janji untuk selalu mengabarin gue aaarrggg!". Ujar Riqqah dengan kesal ia segera mematikan ponselnya.
"Sungguh, janji hanyalah sekedar kata penenang".

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Assalamu'alaykum, alhamdulillah makin banyak saja yang membaca karya ini. Semoga kedepannya makin banyak. Thanks sudah setia membaca cerita ini.

Jangan lupa tinggalkan beberapa jejak.

HappyReading😙

Salam sayang dariku💞

love is like that Where stories live. Discover now