1,2,3 mulai!

81 5 1
                                    

*author pov

Pagi yang indah kini Riqqah sudah berada di restoran yang jaraknya tak jauh dari rumah sakit.

"Halo, gue harap semua berjalan lancar".

"Oke tenang aja".

"1, 2, 3 mulai!".

Azizah dengan perasaan penuh yakin berjalan ke arah restoran sambil memegang ponsel pintarnya itu.

Rencana di mulai ...

"Assalamu'alaykum bu bidan cantik". Sapa Azizah,dengan gaya sok acting-nya itu.
"Wa'alaykumussalam dokter sholehah". Balas Riqqah sambil tersenyum.

Mereka berdua pun memesan makanan. Sementara di seberang sana, Reza dan Adi sudah stay di ruangan Adi sambil mendengar percakapan Riqqah dan Azizah melalui via telefon.

"Riq, loh nggak kangen sama Reza? 6 tahun lebih lho". Azizah memulai topik tujuan.
"Kangen sih iya, tapi nggak berani kontak gitu. Tapi gue sering loh ngestalk akun instagramnya hahaha". Seru Riqqah sambil tertawa.
"Yaelah, loh senang nggak kalo Reza kembali?". Lanjut Azizah.
"Hm, senang sih iya. Tapi, entahlah mungkin Reza udah lupa sama gue".
"Reza lupa? Sadar Riq! Loh yang lupa sama Reza".
"Lupa? Ohahaha, gue mau nanya?". Ujar Azizah sambil sok basa-basi.
"Nanya apa?". Tanya Riqqah sambil memotong daging steak yang di pesan tadi.
"Loh masih sayang nggak sama Reza?". Tanya Azizah dengan ragu-ragu.
"Apasih? Nggak tau, tapi akhir-akhir ini gue kangen banget sama Reza". Jujur Riqqah sambil menundukkan kepalanya.

Di seberang sana hati Reza sudah teriak girang, karena mendengar bahwa Riqqah merindukannya.

"Hmm gitu ya". Respon Azizah sambil meminum jus apelnya.
"Udah ah, eh hubungan loh sama Adi gimana? Haha menang banyak luh tiap hari ketemu". Tawa Riqqah.
Deg! "Mampus gue! ngapain juga loh tanya tentang itu Riq".
"Eh mm, ya nggak gimana-gimana". Jawab Azizah berbohong.
"Jujur dong, loh pasti belum moveon kan?". Tanya Riqqah lagi. Kini pertanyaan Riqqah membuat Azizah ingin mencakar muka Riqqah.
"Ya sudah, dengan rasa yang sama. Gue masih suka sama Adi!". Jawab Azizah dengan mantap.

Sementara di seberang telefon sana, Adi terlihat seperti orang gila. Karena sedari tadi ia senyum-senyum sendiri.

Usai sudah rencana Adi, Azizah dan juga Reza.

---
"Aaaarrrrggg!". Desis Reza frustasi sambil merebahkan badannya ke sofa yang ada di ruangan Adi.
Adi hanya tersenyum.
"Woyy kampret! Ngapain luh senyum-senyum kayak gitu?". Ujar Reza setengah teriak, sambil melemparkan bantal sofa ke arah Adi.
"Eh nggak, loh juga harus sabar. Riqqah gini, karena dulu kan loh itu... hahaha nggak nggak". Potong Adi lalu tertawa terbahak-bahak.
"Apaan sih loh? Katanya mau bantu gue?". Lagi-lagi Reza muak melihat tingkah laku sahabat gestreknya itu.
"Udah ah gue laper, keluar yuk Rez nyari makan". Ajak Adi menenangkan Reza yang sedang frustasi berat.
"Okee". Singkat Reza.

Mereka berdua pun berjalan menuju lantai dasar untuk mencari makan.

"Eeh loh Reza kan? Loh Adi?". Tanya orang itu. Ya dia adalah Rauf, teman semasa SMAnya.
"Iya gue Reza, itu Adi. Loh? Loh Rauf kan? Dari mana aja luh". Sapa Reza setelah beberapa tahun baru bertemu dengan temannya ini.
"Astaga loh masih hidup Rauf?". Tanya Adi si dokter gigi tapi otaknya miring banget.
"Bego luh". Desis Reza sambil memukul bahu Adi.

Mereka bertiga pun memutuskan untuk makan bareng sambil berbincang-bincang.

---
Keesokan harinya ...

From Adi:
"Woy sok sibuk, gue ngundang loh ke rumah gua buat acara makan siang. Nyokap gue bakal masak enak".

To Adi:
"Serius? Baik banget luh. Eh, tapi Azizah di undang juga kan?".

love is like that Where stories live. Discover now