how is life?

83 6 0
                                    

Seminggu kemudian ...

"Assalamu'alaykum, loh ke ruangan gue sekarang ya!".

"Wa'alaa ... "

Tutt tutttt

"Masukk!". Perintah Adi kepada Azizah. Begitulah Adi, alias rekan kerja Azizah yang masih junior.
"Apaan? Manggil gue kesini". Ketus Azizah sangat benci dengan sikap yang sok bos itu.
"Ya wajar sajalah, loh kan junior, gue juga di minta jadi rekan kerja loh, dan loh juga masih baru disini!". Ujar Adi yang tak mau kalah.
"Ini nih, loh bawa berkas ini ke Kepala Rumah Sakit yang bentar lagi datang". Lanjut Adi sambil menatap layar laptopnya.
"Ha? Gue? Terus loh kerjanya apa? Cuman duduk santai doang di ruangan,gitu!". Kesal Azizah dengan nada marahnya.
"Astaga ya nggaklah. Loh itu kenapa sih marah-marah muluh". Kata Adi menghangatkan suasana.
"Seraahluh!". Bentak Azizah sambil megambil berkas tersebut.

Saat Azizah beranjak.
"Ehh tunggu." Kata Adi menghentikan langkah Azizah.
"Apa lagi?". Tanya Azizah cuek.
"Yaelah, galak amat sih. Nih ada mau gue ngomongin, tapi bukan soal kerjaan". Adi mulai pembicaraan dengan nada lembut.
"Hmm, apa?". Tanya Azizah dengan penasaran.
"Ekheem! Gini, sekarang itu Reza udah kembali ke Makassar". Ujar Adi dengan perlahan.
"APAA? Loh serius?". Sontak Azizah sangat kaget.
"Iya, nah terus Reza tuh mau kembali dengan Riqqah. Eh tapi jangan salah faham, kembali dalam alasan yang syar'i lho. Nah gimana, kalo loh bantu gue buat Riqqah mau kembali sama Reza lagi". Jelas Adi panjang lebar.
"Dekatin Reza dengan Riqqah? Emang Riqqah mau apa dekat-dekat sama cowok yang jelas-jelas udah nyakitin dia". Cetus Azizah sambil mengingat kembali sifat Reza.
"Loh ini apa sih, orang Reza udah berubah. Toh, dia juga dulu ngejauhin Riqqah karena alasan ia mau lebih taat dengan Allah. Dalam artian, dia juga hijrah". Lagi-lagi Adi menjelaskan.
"Loh maukan dekatin mereka? Gue yakin mereka itu masih saling cinta". Kata Adi meyakinkan Azizah.
"Loh berusaha dekatin Reza dan Riqqah, tapi loh nggak pernah berusaha buat dekat dengan gue". Batin Azizah.
"Iyaa ya gue mau kok, nanti gue cari cara". Akhirnya Azizah menyetujui.
"Okelah, tapi jangan bilang siapa-siapa ya!". Perintah Adi.

---
Dia Reza, sedang duduk di taman rumah sakit dan membaca al-Qur'an sambil menunggu dokter yang akan memeriksa kesehatannya.

---
"Halo Riq, jam ini loh kosong kan? Keluar yuk, cari makan!

"Okelah, ketemu dimana nih?

"Di taman aja"

Tutt tuuttt ...

Riqqah pun bergegas memakai jilbabnya dan tak lupa pula scaft berwarna senada yang selalu iya gunakan.
"Icha, aku keluar dulu ya. Nggak papakan?". Kata Riqqah, dengan hati-hati
"Yaudah, hati-hati. Nggak papa kok lagian bentar lagi suamiku datang". Ujarnya sambil tersenyum.
"Yaelah, ciiee hahaha". Goda Riqqah.

Riqqah pun segera turun, sebelum keluar Riqqah menyempat diri untuk lewat di depan ruangan bayi. Lalu iya pun bergegas ke taman.

Sesampainya disana ia melihat seorang laki-laki yang sedang mengaji tapi ia tidak melihat wajahnya karena posisi laki-laki tersebut membelakangi Riqqah. Sepertinya Riqqah pernah mendengar suara itu, tapi dimana ya?

"Azizah gue udah di taman"

"Tunggu, 15 menit lagi. Loh ke depan rumah sakit aja deh".

"Oke, jangan lama!".

Riqqah pun segera ke depan rumah sakit, ia duduk sambil mengutak-atik ponselnya sesekali ia tersenyum kepada orang di sekitarnya.

"Assalamu'alaykum, permisi". Sapa laki-laki itu, ya dia adalah Muhammad Syah Reza yang berani menyapa mantannya yang kurang lebih sudah 6 tahun berpisah.
"Ya, wa'alaykumussalam. Ada yang bisa saya bantu". Jawab Riqqah dengan santai, sambil tersenyum di balik scraftnya.
Deg! Tak ada hujan, tak ada angin, serasa di sambar petir di siang hari. Bagaimana mungkin Riqqah tampak biasa-biasa saja. Sama sekali tidak greget dengan kehadiran Reza.
"Ee..ehh. ma..uu nanyaa..". Kata Reza dengan gugup, ia tidak percaya jika Riqqah hanya menjawab dengan nada sesantai itu, serasa tidak kenal.
"Mau nanya apa?". Tanya Riqqah dengan wajahnya yang polos, lagi-lagi iya biasa-biasa saja.
"Ibu dokter disini kan? Apa Ibu kenal dengan dr. Adnan?". Tanya Reza sambil berbohong, ia masih tidak percaya dengan tingkah Riqqah.
"Saya bidan disini Pak, ohh dr. Adnan ohiya saya kenal. Dan setengah jam lagi dia pasti datang". Ujar Riqqah dengan santainya.
"Kalau begitu, terima kasih Bu saya permisi". Pamit Reza, ia pun kembali ke taman dengan perasaan gila!
"Sama-sama". Jawab Riqqah singkat.

Sementara Azizah yang sedari tadi memata-matai Riqqah dengan Reza. Dan Azizah berharap Riqqah sangat senang.

"Woyy Riq, ngomong sama siapa tadi?". Tanya Azizah sangat gembira melihat Reza sudah berani menyapa Riqqah.
"Itu orang yang nanya tentang dr. Adnan". Jawab Riqqah polos sekali, sambil berselfie ria.
Deg! Bukan hanya Reza yang kaget luar biasa, Azizah pun ikut kaget serasa jantungnya ingin meledak keluar. Ia tak menyangka jawaban Riqqah begitu polos bahkan tampak biasa-biasa bagaikan menyapa orang yang tak kenal. Apakah Riqqah benar-benar tidak mengetahui bahwa tadi itu Reza. Yaa Reza! Yang sudah menyapanya.
"Oh gitu ya, ya sudah". Balas Azizah ia sungguh bingung dengan Riqqah, apa dia lupa ingatan? Ah lebay sekali :v

Azizah buru-buru mengeluarkan ponselnya dan segera menghubungi Adi lewat BBM.

---
*Reza Pov
Aku menunggu dr. Adnan sambil membaca al-Qur'an di taman. Tiba-tiba ku dengar suara yang tak asing sedang menelfon. Mengaji ku mulai tak fokus, tapi aku berusaha untuk tidak menyapa Riqqah dulu.

Riqqah bergegas ke pintu utama rumah sakit, aku pun membuntutinya dari belakang. Ku kumpulkan keberanian ku dan aku pun mulai menyapanya.

"Assalamu'alaykum, permisi". Sapa ku dengan perlahan. Ia menatap ku tapi sepertinya hanya 2 detik saja. Sungguh, aku merindukan mu Riq! Aku berharap Riqqah senang dengan kehadiran ku.
"Ya, wa'alaykumussalam. Ada yang bisa saya bantu". Jawabnya dengan santai, sambil tersenyum di balik scraftnya.
Deg! Kaget! Sakit! Pedis! Panas! Hatiku terasa ingin meledak, hancur berkeping bukan main. Bagaimana mungkin Riqqah menjawab sapaan ku dengan begitu santai. Sedangkan aku begitu berharap Riqqah sangat senang dengan kedatangan ku, bahkan sangat ingin memeluknya saking bahagia ku bertemu dengannya.  Dan ternyata itu nihil! Ia biasa-biasa saja ~ apa dia lupa siapa aku? Apakah dia sudah tidak mengingat wajahku? Kenapa? Apa dia sudah move on 100%? Tapi kenapa sampai lupa begini? Apa dia amnesia?

Yaa aku sadar, kurang lebih 6 tahun aku meninggalkannya, tanpa kabar dan tanpa komunikasi. Aku yakin, dia sakit hati dan saking sakit hatinya sampai-sampai ia melupakan ku. Tapi haruskah dia juga lupa dengan wajahku?

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Halo semua. Assalamu'alaykum pembaca setia😙 gimana part ini? Masih kurang greget? Oh iya, syukurlah Reza sudah balik, tapi knp dgn Riqqah? Tampaknya dia biasa-biasa saja.  Akan ku buat lebih baik lagi tp jgn lupa ya di vote atau koment dan memberi ku beberapa saran.

Happy reading❤
Selamat sore

love is like that Where stories live. Discover now