qodarullaah

104 7 0
                                    

*Author Pov
Riqqah segera bangun menjalankan kewajibannya yaitu shalat shubuh, setelah itu ia segera bersiap-siap ke kampus seperti biasa.

"Mama, papa selamat pagi. Riqqah berangkat dulu ya sarapannya di mobil saja". Ujar Riqqah sambil mencium punggung tangan mama Lia dan papa Syarif.
"Loh kamu ini, hati-hati". Ujar papa Syarif ia heran melihat tingkah laku putrinya.

Riqqah segera masuk ke dalam mobilnya dan kemudia berangkat ke kampus sendirian.
"Maceeet lagiiii macet lagi! Arrrg". Ujar Riqqah setengah teriak sambil menguyah sepotong roti.

Karena Riqqah merasa sepi ia segera membuka kaca mobilnya.
Tiba-tiba ...
"Assalamu'alaykum". Sapa laki-laki pengendara motor besar di samping mobil Riqqah.
"Astagfirullaah! Apa-apan loh!". Sontak Riqqah ia sangat kaget dengan orang yang menyapanya.

---
Sesampainya di kampus
Riqqah pun memarkir mobilnya dan segera turun. Ia melihat laki-laki tadi yang mengagetkannya di tengah jalan.
"Itukan? Kaakk.. kaakk.. Rauf! Astagfirullah". Ujar Riqqah lalu ia mulai memasuki koridor.
"Assalamu'alaykum". Sapa Riqqah kepada beberapa mahasiswi yang juga baru saja datang.
"Wa'alaykumussalam". Jawabnya kompak.
"Woy Riq". Sapa Arifah.
"Haiii Arifah, eh sii Febi mana?". Jawab Riqqah sok kenal :v
"Nggak tau tuh, ke mading yuk disana ada informasi kelas untuk MaBa". Ujar Arifah gadis yang bermata coklat itu.

Setelah berdesak-desakan, akhirnya Riqqah pun melihat namanya yang tercantum di papan Mading.
"Alhamdulillah kita sekelas Arifah". Ujar Riqqah ia merasa bersyukur karena ia sekelas dengan teman yang sudah ia kenal.
"Iya Riq, loh liat juga kan namanya Febi? Kita juga sekelas". Kata Arifah.
"Woyyy!". Febi mengagetkan Riqqah dan Arifah.
"Kita sekelas, sama Arifah juga". Ujar Riqqah sambil malu-malu.
"Ke kelas yuk!". Ajak Febi.

Saat memasuki ruang kelas, Riqqah merasa risih karena baru kali ini ia gabung belajar dengan laki-laki.
"YaaAllaah lindungi aku, kuatkan aku, semoga tetap istiqamah". Batin Riqqah.

Riqqah memilih bangku barisan ke dua, di samping kanannya ada Arifah dan di samping kirinya ada Febi.

"Selamat pagi mahasiswa baru". Sapa pak Nathan sambil tersenyum.
Setelah 3 hari masa perkenalan, hari ini adalah hari belajar, ya belajar alias kuliah.

"Nama kamu siapa? yang pakai cadar hitam". Tanya pak Nathan.
"Ha? Aku?". Tanya Riqqah, ia tidak yakin tapi ia juga merasa karena hanya dia yang memakai scraft di dalam kelasnya.
"Iyalah siapa lagi kalau bukan kamu". Jawab pak Nathan.
"Namaku Riqqah Haura Rafiiqah. Maaf pak ini scraft bukan cadar kan beda". Tambah Riqqah lagi ia berusaha menjelaskan agar orang-orang tak salah faham.

---

Sepulang kuliah
Riqqah berjalan menelusuri koridor kampus sambil bersenandung kecil. Kemudian ia pun hanya berdiri sambil menatap air hujan yang tak henti-hentinya turun.

"Masih jam 4, gue langsung pulang ke rumah atau gimana ya?mana gerimis lagi". Ujar Riqqah sambil menunggu redahnya hujan.
"Haaaaccchhnggg, alhamdulillah". Syukur Riqqah setelah ia bersin.
"Yarhamukillaah". Rauf membalas bersin Riqqah, yang tiba-tiba datang tanpa di undang persis seperti jalangkung. Ya memang dalam islami ada istilah membalas bersin, tapi ini bukan non mahrom tidak berlaku apalagi di jadikan untuk dasar modus.
Riqqah diam tak menjawab
"YaaAllaah, jangan tambah dosaku". Ujar Riqqah dalam hati, ia tetap cuek bebek dengan Rauf.
"Loh nggak bawa mobil?". Tanya Rauf memulai pembicaraan.
"Bawa". Jawab Riqqah kemudian ia berlari-lari kecil menuju mobilnya ya berada di parkiran. Sebenarnya Riqqah ingin menunggu sampai hujan redah tapi berhubung ia bertemu dengan seniornya itu maka ia putuskan untuk menghindar.

Riqqah pun mulai menancap gas mobilnya, ia tidak langsung pulang melainkan ia singgah di salah satu restoran baru di dekat kampusnya. Riqqah pun mulai masuk, dan ia melihat gadis mungkin berusia 1 tahun diatasnya duduk bersama seorang pria. Tampaknya gadis itu tidak asing.

"Maaf ganggu, Eh loh, Safira yusfitriani putri, Safira kan?". Tanya Riqqah, ia memberanikan dirinya.
"Loh Riqqah?". Tanyanya juga.
"MasyaaAllaah gue rindu". Ujar Riqqah lalu ia memeluk Safira. Safira adalah sepupu satu kali Riqqah. Sudah 4 tahun Riqqah tidak bertemu dengan sepupunya ini karena masing-masing sibuk dengan dunianya.
"Loh dari mana aja? Gue rindu". Ujar Safira lalu ia tersenyum lepas.
"Gue dari kuliah, loh kuliah dimana?". Tanya Riqqah sambil memperhatikan sepupunya itu. Ia tidak menyangka bisa ketemu.
"Loh gabung aja, duduk Riq. Nah gue kuliahnya di UGM yogyakarta, tapi mumpung ada libur yaudah gue main ke makassar deh". Jelasnya lalu ia mempersihkan Riqqah untuk duduk.
"Nih siapa?". Tunjuk Riqqah kepada pria yang bersama Safira tadi.
"Ohiya kenalin nih teman dekat gue, namanya Syafiq Aatreya wahyudi, panggil aja Wahyu". Kata Safira ia memperkenalkan Wahyu kepada Riqqah.
"Gue wahyu, teman dekat sepupu loh". Wahyu memperkenalkan dirinya.
"Gue Riqqah". Balas Riqqah.

Mereka bertiga pun ngobrol sambil makan sore, setelah itu Riqqah berselfie ria dulu bersama sepupu tercintanya. Lalu Riqqah pamit pulang karena waktu sudah sangat sore.

---
"Assalamu'alaykum orang-orang". Sapa Riqqah.
"Wa'alaykumussalam nak, loh kok baru pulang". Tanya mama Lia.
"Nih ma, tadi Riqqah mampir ke restoran gitu terus disana Riqqah ketemu sama Safira ya jadinya Riqqah ngomong banyak dulu". Jelas Riqqah panjang lebar.
"Beneran? Safira sama siapa". Tanya mama Lia, ia juga rindu sama keponakannya.
"Sama temannya, namanya Wahyu". Jawab Riqqah lagi.
"Oh gitu, yaudah lain kali ajak Safira ke rumah ya". Kata mama Lia.

---
*Riqqah Pov
Hari melelahkan, aku segera membersihkan badan kemudian shalat magrib dan ku rebahkan badanku di kasur kesayangan ku. Aku mengambil iPhone ku yang berdering itu.

From : 0823.........
"Assalamu'alaykum, insyaaAllaah mulai besok organisasi ITP akan berjalan. Gue harap loh hadir di aula kampus".

To : 0823........
"Wa'alaykumussalam, insyaaAllah. Btw, loh dapat nomor gue dari mana?".

From : Rauf
"Gue carilah sampai gue dapat".

"Ahh nyebelin banget nih cowok". Desis ku, aku tidak lagi menjawab sms dari Rauf. Aku segera shalat isya kemudian kembali lagi ke kasur ku dan termenung. Entah apa yang ku renungi. Rasanya aku tidak sabar untuk hari esok, ah kenapa aku jadi greget begini?.

Kenapa aku selalu bertemu dengan Rauf? Hanya kebetulan. Eh tidak ada yang kebetulan ini semua sesuai rencana Allah. Qadarullaah yang menyenangkan. Astagfirullah ~

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Haloo semua assalamu'alaykum, maaf jika kurang greget dan banyak typo.

Doain author ya biar cpt sembuh hingg😧

HappyReading📖
Salam sayang dariku ❤

love is like that Where stories live. Discover now