i'am forget

84 4 0
                                    

Setiap orang pasti punya skenario masing-masing dalam menyemput jodohnya.

Mungkin ada yang awalnya tidak saling kenal, kemudian menikah.
Ada juga yang sudah lama kenal, akhirnya menikah juga, meskipun itu tidak terduga.
Atau bahkan bisa jadi jodoh kita adalah seseorang yang dulu pernah kita lepaskan, yang berusaha kita ikhlaskan namun akhirnya Allah mempertemukan kembali di waktu dan saat yang tepat.

Untuk mu seseorang yang menjadi impian masa depan ku, bukan cinta sehidup sematiku, tapi cinta sehidup se-Surgaku, dan bukan hanya teman hidup ku, tapi juga penyempurna agama ku. ~

"Huhh". Desis Riqqah sambil menutup buku curhatannya itu.
"Makan yuk Riq!". Ajak Icha sambil mengelus-ngelus perutnya yang kini masih rata. Ya saat ini Icha hamil muda.
"Kamu lapar lagi? Yaudah ayo ke kantin". Ujar Riqqah menerima ajakan bumil itu.
"Tapi aku mau makan mangga Riq". Pinta Icha dengan muka sendunya.
"Ha? Mangga? Mana ada Icha, yaudah nanti aja aku mampir beliin kamu. Sekarang kita makan dulu". Kata Riqqah menenangkan Icha.

Mereka berdua pun, menuju kantin rumah sakit. Sesampainya disana Icha memesan nasi goreng dan teh manis, sedangkan Riqqah ia memesan nasi goreng dan juga air mineral. Mereka berdua pun duduk, sambil sesekali bercanda ria.
"Makanan datanggg". Seru Icha.
"Yuhuuy! Selamat menikmati dede bayi". Ujar Riqqah yang tak kalah seru. Ia begitu semangat saking laparnya.

Ponsel pintar Riqqah berdering ...

"Pasien sudah pembukaan ke 8, segera kesini!".

"Ha? Okeoke."

Mereka berdua langsung meletakkan sendok, tak ada pilihan lain. Baru sesendok nasi goreng yang masuk ke dalam perut Riqqah dan Icha, kini makannya harus ia tunda, demi pasien ~

"Bu ratih, maaf ya nasi goreng ini di bungkus ya! Saya ada pasien!". Kata Riqqah setengah teriak kepada petugas kantin.

Riqqah dan Icha segera berlari menuju ruang persalinan.
"Chaa! Kamu nggak usah lari, biar aku aja. Kasihan bayi kamu". Ujar Riqqah sambil ngos-ngosan, ia merasa kasihan dengan kandungan Icha yang masih rentan.
"Tapii..". Potong Icha.
"Ah kamu ini!". Riqqah segera berlari kencang dan meninggalkan Icha begitu saja.

---
"Alhamdulillah, bayinya laki-laki Bu". Ujar Riqqah sambil mengendong bayi tersebut.
"Makasih ya". Jawab Ibu tersebut sambil menangis.
"Maaf Bu, apa ada keluarga lain?". Tanya Riqqah dengan hati-hati. Karena sedari tadi ibu tersebut hanya sendirian.
Tak ada jawaban, tangisnya makin deras sambil memeluk bayinya yang baru saja lahir.
"Aku hamil di luar nikah, pada saat aku hamil pacarku tidak mau bertanggung jawab, dan keluarga ku sangat marah kepada ku, mereka meminta agar aku menggugurkan bayiku, tapi aku tetap mempertahankan bagaimana pun ia tetap anak ku. Anak yang tidak diinginkan". Jelas Ibu tersebut sambil menangis.
"Subhanallah, betapa mulianya hati Ibu mempertahankan anak ini. Bertaubatlah kepada Allah, sungguh Allah mencintai orang-orang yang bertaubat asal berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Percayalah Bu, Allah takkan memberi hamba-Nya cobaan di luar kemampuannya". Riqqah panjang lebar dan matanya sudah berkaca-kaca ia mengerti bagaimana posisi pasiennya itu.
"Bagaimana mungkin Allah mau menerima orang kotor seperti ku? Aku tidak pantas di maafkan". Lagi-lagi isak tangisnya makin jelas.
"Tidak Bu, Allah Maha pemaaf. Bahkan pembunuh pun Allah bisa memaafkannya. Sungguh ampunan Allah Maha luas. Ibu bisa kok di maafkan Allah dengan cara bertaubat atau hijrah dari masa lalu. Setiap orang punya masa lalu yang buruk, tapi masa depan kita, harus kita buat yang lebih indah dari masa lalu". Nasehat Riqqah sambil menatap iba Ibu tersebut.
"Betulkah? Tapi aku tidak kuat dengan semua ini. Rasanya aku ingin mati saja!". Ujar Ibu tersebut.
"Astagfirullah, tidak Bu. Ibu bisa kuat kok, ada Allah dan bayi ini yang akan menguatkan mamanya. Kalo ibu mati siapa yang merawat bayi ini? Dia pasti membutuhkan ibunya. Percayalah Bu. Kalo ibu mau berubah Allah pasti memberikan jalan keluar". Riqqah berusaha menasehati ibu tersebut.
"Baik sekali hati mu dokter. Terima kasih. Tapi apa boleh aku menjadi temanmu? Ajar aku memakai hijab, ajar ku shalat". Pinta ibu tersebut sambil memegang erat tangan Riqqah.
"Boleh dong, kata siapa tidak boleh? Justru, aku lebih senang jika temanku bertambah banyak. Apalagi jika ibu ingin di ajarkan memakai jilbab dan shalat, itu lebih bagus lagi. Aku akan ajarkan, selagi masih di izinkan oleh Allah". Jawab Riqqah sambil tersenyum lebar.
"Iya terima kasih. Aku memanggil mu siapa? Bu bidan saja atau dokter, atau siapa ya?". Tanyanya.
"Panggil saja Riqqah, kalo ibu kupanggil siapa? Bu Naila?". Tanya Riqqah ia ingin lebih akrab dengan pasiennya.
"Panggil saja kak Nayla, karena sepertinya aku lebih tua darimu. Umur ku 26 tahun". Ujar Nayla.
"Ohya? Oke kak Nayla. Umurku sih masih 21 tahun". Kata Riqqah sambil malu-malu.
"Anggap saja aku sebagai teman ya, kak nama bayinya siapa?". Tanya Riqqah sambil mengelus pipi bayi itu.
"Hmm siapa ya? Namanya Affan Faiz". Jawab Nayla sambil tersenyum menatap putranya.
"Affan Faiz? Oh nama yang bagus, nama panggilannya Faiz saja ya". Ujar Riqqah yang turut bahagia.
"Iyaa tante cantik". Kata Nayla memperagakan tingkah anak bayi.
"Kak, kalau begitu aku permisi dulu ya. Kalau ada apa-apa hubungi aku langsung. Assalamu'alaykum". Pamit Riqqah.
"Okelah, wa'alaykumussalam". Jawab Nayla, tampaknya mereka sudah begitu akrab.

---
Di taman ...

"Loh itu gimana sih! Masa si Riqqah lupa sama Reza?". Gerutuh Adi sambil marah-marah nggak jelas.
"Lah, kok loh nyalahin gue? Mana gue tau, gue aja kaget banget waktu Riqqah responnya biasa aja!". Balas Azizah tak mau kalah.

Beberapa menit kemudian keadaan hening, hanya suara angin saja yang berbunyi. Mereka terdiam dalam lamunan masing-masing.

"Gue punya cara!". Sontak Adi yang memang banyak akal.
"Cara apa lagi sih? Please! Loh jangan buat keadaan makin buruk aja!". Bentak Azizah sambil memandang Adi dengan cuek.
"Astaga nggaklah. Gimana kalo loh ngajak Riqqah ke suatu tempat, terserah loh dimana asal jangan di kuburan atau di toilet. Nah terus loh pancing aja, tanya kek tentang Reza sempat aja dia bisa ingat kan? Nah, terus selama loh tanya-tanya Riqqah, gue harap ponsel loh aktif, gue telfon loh dan gue bakal dengar percakapan loh! Gimana?". Ujar Adi panjang kali lebar, membuat Azizah mengerutkan dahinya.
"Ceritanya gue bercakap nih sama Riqqah, terus ponsel gue dalam keadaan lagi telfonan sama loh. Gitu?". Tanya Azizah yang masih bingung dengan ide konyol Adi.
"Iya bego, loh ini susah banget sih. Loh setuju nggak?". Tanya Adi.
"Masa iya, loh dengar percakapan gue sama Riqqah?". Kesal Azizah yang tak terima ide tersebut.
"Emang percakapan loh sepenting apa sih? Nanti loh sama Riqqah, gue ajak Reza ke ruangan gue besok. Loh jangan kasih tau siapa-siapa ya?". Kata Adi yang sok dengan gaya coolnya.
"Hmm, ok". Singkat Azizah, dan pergi berlalu.

---
2 jam berlalu Riqqah begitu lelah menatap layar laptopnya.

"Chaa, aku ke toilet dulu ya". Pamit Riqqah.
"Oke deh". Balas Icha sambil tersenyum.

Riqqah berjalan ke toilet sesekali menyapa beberapa orang yang di temuinya.

"Eh permisi...". Ujar orang itu dengan beraninya lagi-lagi menyapa Riqqah.
"Ya? Eh kamu kan yang kemarin di depan rumah sakit?". Tanya Riqqah meyakinkan.
"Benar banget. Aku mau nanya, ruangan dr. Adnan dimana ya? Kemarin aku belum ketemu karena dr. Adnan ada tindakan mendadak". Ujar Reza panjang lebar, sambil berharap semoga Riqqah mengingatnya.
"Ruang dr. Adnan itu di lantai 4 terus belok kanan, dan ruangan paling pojok". Jelas Riqqah biasa saja.
Deg! "Sekali lagi ini sakit Riq!"

"Oh gitu ya, ohya nama kamu siapa?". Tanya Reza yang masih tidak percaya dengan Riqqah ini.
"Nama ku Riqqah, kamu?". Balik nanya.
"Bagaimana mungkin loh lupa dengan gue? Bahkan nama pun loh masih bertanya".
"Hmm, nama ku Reza". Kata Reza memperkenalkan diri.
"Reza? Kok namanya mirip ya? Tenang Riq, nama Reza itu pasaran di dunia ini".
"Oh Reza, aku pamit dulu ya". Ujarnya dan pergi berlalu.

Reza, berjalan pelan sambil sesekali ia meringis. Rasanya sakit sekali, kembali kemudian di anggap seperti orang yang tak di kenal.
"Gue mohon! Loh jangan nyiksa gue dengan cara seperti ini Riq. Nggak lucu!". Batin Reza.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Assalamu'alaykum😙 maaf aku yang bru update, karena authornya sakit 2 hari ini nggk msuk skolah jdinya kan kurang ide. Terima kasih kalian pembaca setia ku.

Happyreading❤

love is like that Where stories live. Discover now