berhenti berharap

99 6 0
                                    

Aku sempat berfikir, andai kau bisa menjadi orang yang sangat aku benci. Tapi, bagaimana bisa? Sementara, dulu kau begitu tersimpan jauh di hati, sehingga membuat ku jatuh hati kepada mu.

Kau sungguh tega!
Kau meminta ku untuk tetap bersabar dalam perpisahan ini, kau meminta ku pula untuk tetap menunggu begitu saja, kau fikir ini semua gampang? Tidak! Betapa sakitnya luka yang menebas keras di dadaku.

Aku tidak akan meminta mu untuk kembali, tapi luka ini tetap saja menolak untuk pergi. Rasa ini menyiksa malam-malam ku, menyesakkan hatiku bahkan sampai menggerogoti ke relung yang paling dalam. Sungguh menyiksa ku. Kau tega membuat ku tenggelam ke dalam kenyataan yang pahit ini.

Semoga hari-hari yang kulewati menjadi obat dari segala sakit, dan membuat ku semakin belajar bahwa berharap berlebihan akan menyebabkan luka yang takkan mudah di sembuhkan ~

*Author Pov
Pagi yang cerah secerah hati gadis cantik ini.

Riqqah sudah siap dengan seragam sekolahnya serta jilbab lebarnya, hari ini Riqqah mengubah sedikit penampilannya. Scraft penutup wajah kini menjadi ciri khas terbaru Riqqah. Riqqah menutup wajarnya dengan scraft karena ia sudah bertekad untuk hijrah, baik dari pakaian maupun sikapnya.

"Loh udah nggak galau lagi?". Tanya kak Rami tiba-tiba masuk ke kamar Riqqah.
"Ngomong apa luh? Ya nggaklah". Ketus Riqqah ia heran kenapa kak Rami bertanya seperti itu.
"Bohong luh, dasar bocah labil". Ujar kak Rami sambil bertingkah seakan-akan menghina.
"Dasar loh, jomblo hahaha". Ujar Riqqah yang ngomong tanpa berkaca.
"Apa? Loh ngatain gue jomblo? Hellooo please deh! Take a mirror please :v wkwk". Balas kak Rami tak ingin kalah dengan ejekan adiknya.
"Iya iya gue juga jomblo kok-_- tapi gue, ya sudahlah". Ujar Riqqah memotong penjelasannya.

"Mamaaa, Riqqah udah sarapan nih aku ke sekolah dulu ya". Ujar Riqqah sambil mencium punggung tangan Mama Lia kemudian pergi berlalu.

Ya akhir-akhir ini kak Rami sangat sering mengantar Riqqah ke sekolah, karena jadwal kuliahnya tidak begitu banyak jadi ia sempatkan untuk menghabiskan waktunya bersama adik labilnya itu.

Di perjalanan

"Eh Reza pindah kan?". Kak Rami mulai membuka obrolan. Wajar saja kalo kak Rami tau karena ia memang kenal dengan mantan adiknya itu.
"Iya". Jawab Riqqah singkat.
"Loh nggak usah galau, nggak ada yang perluh di tangisin tentang dia kok, yang harus loh tangisin adalah dosa-dosa kemaksiatan dan zina. Dulu kan loh sering jalan bareng tuh sama Reza ya secara tidak langsung loh kan zina mata saling memandang, zina hati dan masih banyak lagi. Loh juga harus belajar ikhlas dengan perpisahan loh karena kalo emang jodoh Allah pasti pertemukan kok. Ayolaah hijrah saja!". Ujar kak Rami sungguh  nasehat yang panjang lebar. Kak Rami bersikap keislaman banget? Itu benar, karena kak Rami lulusan pondok Pesantren Darul Istiqamah salah satu Pesantren terbaik di Makassar dan kak Rami menjalankan masa santrinya selama 6 tahun, jadi ilmu agamanya cukup banyak.
"Iya gue juga udah bertekad kalo gue itu mau hijrah! Hijrah dari masa lalu gue yang penuh dengan dosa sebesar gunung bahkan lebih besar dari gunung". Jawab Riqqah, ia tidak menolak nasehat kakaknya.
"Yaudah okelah, selamat berhijrah. Yap udah nyampe". Kata kak Rami sambil memarkir mobilnya di gerbang sekolah Riqqah.
"Oke bye, assalamu'alaykum". Balas Riqqah sambil mencium punggung tangan kakaknya. Akhir-akhir ini Riqqah lebih menghargai kakaknya walau kadang-kadang sikapnya agak resek.
"Wa'alaykumussalam". Ujar kak Rami dan segera menancap gas mobilnya.

---

"Assalamu'alaykum". Sapa Riqqah kepada teman-temannya.
"Loh pake scraft? Seriusan? Nih Riqqah kan?". Tanya April yang tak percaya melihat kesholehan sahabatnya pagi ini.
"Eh itu siapa?". Sambil menunjuk ke arah siswi yang memakai purda (cadar).
"Assalamu'alaykum hayoo tebak siapa aku?". Sapa siswi bercadar serta berkacamata itu dengan suara yang tak asing.
"Wa'alaykumussalam". Sapa Riqqah, si kembar, april dan beberapa siswi lainnya. Mereka tertegun melihat siswi bercadar yang ada di hadapannya.
"Hanan?loh juga hijrah?". Tanya Azizah, sontak kaget melihat kedua sahabatnya kini telah hijrah pakaian, semoga sikapnya pun ikut. Mereka pun menangis haru, Riqqah yang terkenal dengan sikap nakalnya yang senang sekali ketemuan dengan Reza kini berubah? Riqqah kah itu? Begitu pula Hanan tak kalah sholehahnya.
"Mari berhijrah! Berhijrah dari kegalauan, baperan, suka nangis karena si doi, teralu berharap pada seseorang yang belum tentu menjadi mahrom, dan masih banyak kemaksiatan yang lainnya". Ujar Riqqah ia tidak sadar berkata seperti itu.
Sahabat-sahabatnya pun menangis haru, dan mulai hari ini keenam (Riqqah, Hanan, Azizah, Afifah, Nisa dan april) gadis cantik itupun membulatkan tekadnya untuk berhijrah sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Yeah!

Yaa Allah, ampuni aku
Ampuni aku, karena saat ini aku masih menyimpan rasa cinta untuknya dan membuatku semakin jauh dari-Mu.

Sudah berapa kali aku jatuh cinta
Dan sudah berapa kali pula aku menempatkan-Mu kenomor yang kesekian, hingga aku melupakan-Mu.
Dan sudah berapa kali shalat ku tak khusyuk karena terbayang-bayang wajah pujaan hati
Aku bahkan tidak merasa khawatir sedikit pun kepada-Mu.

Yaa Allaah dekatkan aku dengan orang-orang sholeh/sholehah agar dia bisa menemani jalan hijrah ku.

Mereka pun duduk melingkar sambil tertawa dan berbagi cerita yang tentunya cerita yang bermanfaat.
"Hijrah itu mudah yang sulit itu mempertahankan".

"Tetaplah seperti ini kawan dan temani aku berhijrah, aku berharap semoga Allah meridhoi persahabatan kita sampai ke surga-Nya". Batin Riqqah

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Haloo assalamu'alaykum pembaca setiaku yang kusayang😙 maaf baru update lagi karena tadi part ini sempat terhapus:" jd author hrus mengetik ulang lg?huaa😥 ya sdh tak apalah. Thankyou

Happyreading😚
Salam sayang dariku❤

love is like that Where stories live. Discover now