RJ pov
"Tidak bisa, kami tidak percaya kepada dia" salah satu anggota direksi protes keras.
"Kenapa kalian tidak setuju itu sudah jelas ditulis oleh Dad seperti itu" aku pun ikut ngotot.
"Kamu tidak berkompeten lebih baik Dylan yang menggantikannya. Kita tahu dia bekerja dengan baik sebagai wakil CEO" timpalnya anggota yang lain.
"Anda tidak bisa menjudge kemampuan seseorang yang belum ia tunjukkan" wanita itu berbicara dengan tenang tapi membuat semua peserta mengangguk setuju.
"Bagaimana kalo dia diberi kesempatan dengan proyek HELENA?" kata salah satu pria yang disebutkan tadi sebagai wakil CEO.
"Okey akan ku buktikan kalau aku bisa mendapatkan proyek itu dalam waktu 2 minggu" aku langsung percaya diri tanpa berfikir.
Semua terkejut dan berbisik bisik kaget. Aku yang asal ngomong ikut binggung apa aku salah bicara ya?
"Apa kamu yakin bisa 2 minggu?Bagaimana kalo tidak bisa? Siapa yang mau tanggung jawab?"
Semua diam membisu,
kenapa tidak ada yang mempercayaiku? kenapa tidak ada yang memberiku kesempatan?
"Aku yang akan bertanggung jawab"
Semua mata terarah ke suara itu.
Wanita itu mengangkat tanggannya."Nyonya Megan?"
"kalau sampai dia gagal, aku akan mundur dari jabatanku"
"Apa anda yakin?"
Wanita itu berdiri dan membungkuk 90 derajat "saya mohon beri dia kesempatan".
Lagi lagi kejutan yang tak terduga yang ia tunjukkan. Seluruh ruangan berbisik tidak percaya bahwa dia melakukan seperti itu demi aku.
Kenapa? Kenapa? Kenapa dia melakukan sampai seperti itu.
"Baiklah kalau kamu bisa membuktikkan kepada kami dalam waktu 2 minggu, kami akan mempertimbangkanmu"
Akhirnya rapat itu selesai, satu persatu peserta rapat keluar. Orang yang disebut wakil CEO itu memperkenalkan diri bernama Dylan karlan. Aku tak peduli dengannya karena aku hanya terfokus dengan wanita itu yang masih duduk dikursinya.
"Baiklah Tuan Ravid akan kutunjukkan dimana ruangan anda" kata Mr.James
"Bisakah kamu tunggu diluar? Aku masih ada perlu". Mataku masih menatapnya
"Uhmm baiklah"
Setelah Mr.james keluar dari ruangan Hanya tinggal kami berdua. Dia berdiri dan beranjak pergi. Aku menghadangnya.
"Kenapa kamu membantuku?"
"Aku tidak membantumu, aku cuma tidak suka orang yang suka menilai hanya dari luarnya saja"
Dia menghadapku dan mulai maju mendekatiku memojokkan aku di meja. Kenapa kakiku justru mundur menghindarinya.
Tanggannya dengan cepat melepaskan dasi yang sudah susah payah aku kenakkan. Dari dulu aku tidak bisa memasang dasi. Hari ini Butuh satu jam aku memasangnya itupun dengan bantuan Google, tapi hanya satu menit ia memasangkannya kepadaku.
"Sebelum belajar cara menggaet Helena, kamu harus belajar cara memakai dasi. Nah.. Ini lebih baik" ia tersenyum dengan hasil karyanya. Matanya naik menuju ke mataku.
"Kerja bagus Adik ipar"
Apa ini?? Kenapa dia terlihat sangat manis dengan senyuman barusan yang ia berikan kepadaku.
Aku mencoba bernafas kembali karena saat dia mendekati ku aku seperti berhenti bernafas.
Tidak... ini tidak boleh. Aku harus fokus, aku tidak bisa dialihkan oleh wanita pembawa sial itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
SeXy LiaR
Romance[Complete] 19+ } cerita sudah tidak diprivate jadi bijaklah untuk membacanya sesuai umur. Dia adalah wanita yang cantik tapi juga sangat misterius. Ia membuatku setengah mati penasaran, sayangnya aku harus menerima kenyataan bahwa dia adalah istri...