RJ POV
Pagi ini aku bangun dari mimpi buruk lagi lagi aku bermimpi Crissan mengatakan hal yang sama sekali tak ku mengerti.
"Kamu harus melindung Alice"
Alice? Siapa dia?
Masih pertanyaan dan tanda tanya besar untukkku. Kepalaku terasa pening, sepertinya badanku sedang tidak fit, Mungkin dengan mandi aku akan lebih baik.
Air hangat keluar dari shower menyentuh kulitku. Tapi tak mengurangi pusing yang kurasakan. Aku mengambil handuk dan kulilitkan dipinggang.
Braakkk
Suara apa itu? Aku melihat lemariku terbuka. Dan aku menangkap Megan yang sudah rapi memakai pakaian kantor sedang mencari sesuatu di sana.
"Apa yang kamu lakukan?" Tanyaku
Dia menoleh kearahku dan berteriak berbalik lagi. Dia mungkin kaget melihatku hanya memakai handuk untuk menutupi bagian bawah perutku.
"Aku... aku mencari scarfku. Seingatku aku menaruhnya dilemari tapi ditempatku tidak ada" dia sibuk mencari lagi.
Aku berjalan ke arahnya dan mengambil apa yang ia cari di atas lemari. Tubuhnya langsung kaku saat dadaku menyentuh punggungnya. Aku tidak sengaja ingin menggodanya karena memang letak scarf itu diatas tempatnya berdiri.
"Apa ini yang kamu cari?" Dia masih membelakangiku.
Aku mengalungkan scraf itu ke leher nya dan menariknya kebelakang.
"Tutup pintu lemari itu" perintah ku dengan berbisik di telinganya .Dia tersentak tapi menuruti ku.
"Berbaliklah Megan" sekali lagi dia menurutiku. Dibalik wajah yang dingin yang biasanya ia tunjukkan kepadaku harus aku akui kalau dia begitu manis walau tanpa makeup seperti sekarang.
Aku memasangkan scarf itu di kerah bajunya. Aku menyampingkan rambutnya dan memiringkan leher dan mendekati leher membetulkan lipatan scarf yang ada dibelakang. Baunya sungguh segar.
"Lain kali kamu tidak perlu repot seperti ini" kata Megan,Dia sudah kembali dingin seperti biasa.
"Ini bukan kamarmu lagi jadi pastikan kamu harus mengetuk dulu" aku masih posisi berhadapan di lehernya.
Darahku semakin naik melihat lehernya yang begitu menggoda. Tiba tiba kepalaku pusing tak bisa kutahan lagi.
Aku besandar di bahunya badanku langsung lemas, dia terkejut dan aku mendengar dia panik dan terus bertanya kepadaku.
"Kepalaku sakit" kataku pelan.Dia memelukku dan menuntunku ke tempat tidur. Aku merasa handukku terlepas. Diapun mengetahuinya mungkin sempat melihat ku benar benar telanjang, dia sepertinya tidak peduli tapi terus melihat ke atas.
Aku ditidurkan ke tempat tidurku. Dengan mata tertutup dia mengambil selimut dan memberikannya kepadaku. Aku tersenyum dalam hati. Dia sungguh Lucu.
Dia duduk di sampingku memeriksa Dahi, pipi, dan leherku dengan tangan nya.
"Kamu demam tinggi. Kamu harus beristrahat. Akan kuhubungi bagian personalia meminta ijin dan akan kupanggil dokter"
Dia sudah beranjak berdiri tapi aku menggengam tangganya " jangan panggil, aku tak suka dokter"
"Tapi kamu demam Ravid"
"Aku hanya perlu istrahat. Berangkatlah nanti kamu terlambat" aku mengusirnya.
"Baiklah kalau itu maumu" dia memandangku sebentar tapi segera keluar kamar.
Mulutku kali ini mengeluarkan kata kata yang tidak sama dengan hatiku. Hatiku ingin dia tinggal menemaniku. Dari dulu saat aku sakit tidak ada yang merawatku. Harusnya aku sudah terbiasa tapi rasanya ingin sekali saja ada yang merawatku disaat seperti ini.
Mom...Crissan aku ingin kalian ada disini. Aku sendirian.
Aku merasa ada sesuatu yang menyelip di ketiakku.
"Jangan bergerak aku harus tau suhu tubuhmu. Dan dimana kamu menyimpan celana mu?"Dia kembali dan mencari yang ia cari di lipatan lipatan baju lemari. Dia mengambil celana training dan menaruhnya di sampingku. Dan mengambil termometernya
"Oh my God 39.5 derajat!! Ravid kamu harus benar benar istrahat.Pakailah celana itu akan ku ambilkan obat dibawah"
10 menit dia kembali ke kamarku dengan bubur hangat yang baunya sangat enak.
"Duduklah" dia membantuku bangun.
"Aku tidak mau makan" aku menolak tangan nya.
"Kamu harus makan dan meminum obatmu" katanya dan sedikit memaksa.
"Badanku terlalu lemah" tapi dia tak peduli dan terus membuatku bangun duduk.
Dia mengambil mangkuk bubur itu, meniupnya dan menyuapiku. Aku menolak dengan memejamkan mata.
"Ravid kamu harus makan. 10 sendok saja" dia frustasi merayuku makan.
Aku menggeleng. Cih.. dia memperlakukanku seperti bayi. Aku melihat sedikit ke arahnya dan tak tega melihat mukanya yang sedih "Hanya 5 sendok" ucapku.
"Baiklah 5 sendok. Sekarang lihat aku dan buka mulutmu" dia tertawa kecil.
Aku menuruti permintaan nya, dia wanita yang lembut "kamu akan terlambat kerja Megan?"
"Aku sudah meminta ijin kantor dan aku harus menjagamu jadi kamu tak perlu kuatir"
"Kenapa kamu melakukan ini?"
"Ravid, berhenti mengatakan kenapa. Aku sudah bosan menjawabnya"
Memang aku selalu bertanya kenapa dia begitu baik kepadaku. Padahal aku tak pernah baik sama dia.
"Aku tahu kamu bekerja keras demi proyek ini. Tapi jagalah kesehatanmu. Makanlah teratur tidurlah yang cukup" dia menasehatiku seperti orang tua.
"Aku makan kuk"
"Kamu selalu melewatkan sarapan dan makan siang"
"Bagaimana kamu tahu?" Aku shock dia mengetahuinya. Karena terlalu bersemangat aku sampai lupa sarapan dan makan siang.
"Sepertinya kamu sudah selesai dengan 7 sendok. Lumayan" dia mengalihkan pertanyaanku.
Dia memberiku beberapa obat dan segelas air putih. Matanya tidak lepas kearah ku sebelum aku menelan semua obat itu. Setelah obat kuminum semua dia membantuku kembali tidur
"Istrahatlah. Kalau perlu apa apa teriaklah aku ada diluar". Dia menyelimutiku dan akan beranjak pergi.
Aku menarik tangganya erat dan memohon " Jangan Pergi".
Dia terkejut dengan apa yang aku lakukan. Tapi aku benar benar ga ingin dia pergi. "kumohon... Tinggalah disini"
"Baiklah".
Aku menggeser tubuhku ke tengah tempat tidur yang berukuran king memberinya dia tempat duduk untuk duduk di samping ku. Dia mencoba melepaskan tangan yang kugenggam tapi aku tidak mau tetap menggengamnya.
Suasana jadi sepi dan aku tahu itu membuatnya canggung kepadaku.
"Crissan pasti senang kalau kamu merawat dia saat sakit seperti ini" aku mengajak ngobrol agar suasana lebih relax.
"Sayangnya dia tidak pernah sakit. Jadi aku tak pernah menjadi dokter untuknya" dia menundukkan kepala seperti ada kekecewaan di raut mukanya.
Ini terlalu rumit untukku sekarang.
Aku memejamkan mata dan mengusap tangganya yang kugenggam dengan jariku.Aku bermimpi lagi tapi sekarang aku berada ditaman bunga yang sangat indah. Sejak datang kerumah ini aku selalu memimpikan Crissan tapi kali tidak. Taman bunga yang indah, bau harum dan segar membuatku nyaman. Aku melihat Megan tersenyum kepadaku tapi saat aku maju kepadanya dia justru mundur. Semakin aku mempercepat langkahku dia pun mundur dengan cepat dan terus menghilang.
"Tunggu" Aku membuka mata dan merasa lenganku tidak bisa bergerak. Aku melihat Megan tertidur di lengan kiriku. Dia meringkuk seperti bayi.
Aku menekuk lenganku dan membuat dia semakin dekat dengan ku.
Aku membelai rambutnya, Ternyata bau harum yang kumimpikan adalah bau tubuh nya. Dia terlihat polos dan cantik. Crissan sungguh beruntung mendapatkannya. Aku kembali memejamkan mata dan tidur memeluk nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SeXy LiaR
Romansa[Complete] 19+ } cerita sudah tidak diprivate jadi bijaklah untuk membacanya sesuai umur. Dia adalah wanita yang cantik tapi juga sangat misterius. Ia membuatku setengah mati penasaran, sayangnya aku harus menerima kenyataan bahwa dia adalah istri...