12

88.8K 2K 11
                                    

RJ POV

Aku mencari Megan dikantornya tapi tidak ada. Aku harus memintanya membantuku demi mendapatkan jabatan Crissan.

Aku mencari diseluruh kantor dan melihatnya berbicara dengan sainganku Dylan Karlan di lorong yang sepi. Terlihat Dylan menggoda Megan.

Aku dengar dari para karyawan ternyata Dylan terkenal sebagai Playboy. Dan Megan adalah target yang tak mempan rayuannya.

Dylan mengangkat dagu Megan Panas tubuhku meningkat Ingin sekali aku memukul menyingkirkan tanggan itu dari wajah Megan. Tapi siapa aku?
Aku bukan siapa buat Megan. Aku hanya adik ipar dia. Bukan urusanku tentang kehidupannya lagi. Aku melangkahkan kaki ku pergi.

"Jauhkan tangganmu" aku menarik lengan Megan ke dekatku.

Megan terkejut melihatku. Sempat memanggil namaku tapi pelan. Aku tak bisa membiarkan Megan terkena rayuan playboy kacangan seperti dia.

"Oh Ravid" Dylan tertawa melihatku.

"Apa yang kamu lakukan?" Tanyaku dingin dan terus melihatnya sinis.

"Kami sedang bernegosiasi saja kan Megan"

Aku melirik kearah Megan. Tapi Megan cuek dan membuang muka.

"Kamu tahu disini adalah kantor. Jika kalian ingin bermesraan carilah hotel diluar"

Megan melotot kepadaku dan seketika Dylan tertawa mendengarnya.

"Baiklah pastikan kakak ipar mu mau menerima ajakan ku kencan dan kupastikan kami akan memenangkan kompetisi ini" Dylan melangkah pergi dengan tertawa terbahak bahak.

Apa aku salah bicara ya? Kenapa Ancaman ku justru membuatnya senang.

Tapi hanya beberapa langakah Dylan pergi. Megan memanggilnya " Maaf Dylan aku tak bisa membantu mu"

Dia berhenti dan terlihat sangat kesal karena kulihat dia mengepal tanggan kirinya.

Dia berbalik dan menunjukkan senyum palsunya. "Tak apa jika kamu berubah fikiran pintu apartemenku selalu terbuka lebar untukmu".

Dylan segera pergi meninggalkan kami. Aku tahu dia sangat kesal kepada ucapan Megan. Megan pun melangkah pergi meninggalkanku dengan perasaan kesal aku mengekorinya sampai di kantornya.

"Kenapa kamu masih mengikutiku?" Dia melipat tangannya ketika tahu aku dikantornya.

"Apa yang dikatakan pria itu? Apa dia memintamu untuk membantunya?"

"Bukan urusanmu Ravid. Dan sekarang Apa maumu?"

"Dylan sudah dibantu oleh semua kepala devisi. Dan kamu harus membantuku"

"Kenapa aku harus membantumu?"

"Kamu ga ingin kan kursi milik Crissan jatuh ke playboy seperti dia. Kumohon please bantu aku" aku memelas memasang muka yang paling imut. Cara ini yang aku baca selalu berhasil untuk meruntuhkan hati seseorang.

"Huh.. baiklah aku akan membantumu tapi tidak sekarang"

"Kamu akan pergi ke Pesta HELENA?"

"Tentu aku diundang oleh Lucky, aku sahabatnya" Dia memandangku aneh karena masih menanyakan alasan dia datang.

"Kamu tidak boleh pergi" kata kata itu langsung meluncur dari mulutku.

"Ravid kamu tidak bisa melarang apa yang aku lakukan"

"Tapi.."

"Sudah lebih baik kamu keluar"

Memang aku tak bisa melarangnya Pria brengsek itu adalah sahabatnya. Tapi Aku ga ingin Megan bersama pria lain.

SeXy LiaRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang