16

90.4K 2K 27
                                    

RJ POV

(Untuk mendapatkan sensasinya please baca ulang part 14 dan click spesker disamping tunggu lagunya mulai ya 😊)

Maaf ya karena wattpad tidak menjalin kerja sama dengan soundcloud lagi jadi sekarang ga ada speakernya 😟

*****

"Hanya soal waktu sampai kau mengatakan itu." Dan kemudian,
Aku menyerangnya.

Mulut kami terkunci seperti dua magnet. Megan mencengkeram kemejaku. Dan lidahku meluncur ke dalam mulutnya yang telah menunggu.

Ya Tuhan. Rasa bibirnya sangat manis aku seperti kecanduan dan tak pernah ingin berhenti. Tangan kami tidak berhenti saling meraba. Bibirku mengisap di sepanjang rahangnya.

Megan memiringkan kepala untuk memberiku lebih banyak ruang, dan aku menyerang lehernya.Kami berdua terengah engah, Aku memegangi rambutnya, memerangkapnya agar tidak bergerak. Tangannya di dadaku, meluncur ke rusuk dan pinggangku.

Ia Meraih kemejaku dengan kedua tangan, membuka seluruh kancing, aku mengangkat tanganku menariknya, dan dilemparkannya.

Jariku bergerak menuruni punggung kearah ujung gaun tidurnya. Lalu tanganku meluncur di bawah gaun menangkup pantat mulusnya yang dan kencang.Aku memijat dan meremas, menekan pinggul kami bersama. Bibirnya menggantikan tangannya, bergerak turun melintasi dadaku. Dan aku mulai benar-benar kehilangan kendali. Dengan kedua tangan kuraih bagian belakang gaunnya dan merobek gaunnya.Yang tersisa di tubuhnya adalah bra berenda putih dan celana dalam dengan warna sesuai.

Lututnya lunglai, tapi tanganku yang besar meraih pinggulnya, dan dia
menarik punggungnya untuk menahannya stabil.

Aku membantu Megan merebahkan dilantai studio ini dan ketika sudah beres aku bergabung dengannya dengan merentangkan tubuh disamping dirinya.

Bibirku tak menahan untuk tidak menciumnya. Ia tersentak dan mungkin sudah mengeluarkan erangan.

Aku menurunkan tubuhku sehingga menutupi sebagian tubuhnya, tapi masih cukup menahan diri hingga aku tidak meremukkan tubuhnya dengan berat badanku yang berat untuknya.

Matanya melembut diliputi oleh pandangan nafsu tak terfokus yang
merangsangnya. Aku menundukkan kepala mencium keningnya dan matanya menutup saat mendesah kemudian ciumannya bergeser ke arah mulutnya mendorongnya untuk membuka bibirnya dan menyapukan lidahku untuk menemukan miliknya.

Tangan Megan naik untuk membingkai tulang rusukku dan ketika aku menggoyangkan pinggangku menumbukkan kemaluanku terhadap tubuhnya, jemarinya menekan lebih dalam. Sengatan tajam dari kukunya yang menggores kulit membangkitkan sesuatu yang spesial untukku.

Aku menarik celana dalamnya dan kulempar entah dimana, megan mengangkangi wajahku dan segera aku menenggelamkan wajahku dan lidahku ke kewanitaannya. Miliknya terasa hangat dan lezat.

Lututnya menjadi goyah, tapi aku mengukuhkan tanganku dipinggangnya,memasukkan jari telunjukku kedalam vagina dan memompanya masuk dan keluar bersamaan saat lidahku bergantian berputar putar disana.

Aku melihat matanya sangat menikmati. Nafasnya menjadi terengah melalui bibirnya yang terpisah.

"Oh Tuhan...Ravid."ia mulai memanggil namaku dan menggoyangkan kepalanya.

"Ah!" Pinggul Megan bergerak, menggesekkan vaginanya ke wajahku.

Aku tahu ia berada pada titik dimana dirinya tidak bisa mengendalikannya walaupun dia menginginkannya tepat dimana akupun menginginkannya juga.Ia sudah klimaks.

Megan tetap menutup matanya dan ekspresi puas terlihat di wajahnya. Tapi kejantananku sudah mengeras dan aku perlu pelampiasannya.

"Aku belum selesai denganmu Nona cantik"

Aku melingkarkan lengan di bawah lututnya dan berdiri dalam satu gerakan halus. Aku tidak merasa berat karena berat badan Megan jauh dari kata berat.

Aku segera berbalik dan berjalan menyusuri ruangan. Aroma tubuh Megan memenuhi hidungku aku menatapnya saat mengambil napas dalam dan dia tidak melepaskan pandangannya terhadapku sunggug aku tidak ingin jauh jauh darinya.

Aku membuka lebar pintu dengan bahu dan menutup dengan punggungku. Aku membawa Megan ke tempat tidur ku besar dan menjatuhkannya di lutut di ujung tempat tidur. Aliran cahaya redup datang dari cahaya bulan melalui jendela.

Nafasku menjadi tidak teratur saat aku melepas branya dan menariknya dari lengannya. Megan telanjang di atas tempat tidurnya. Aku berjuang untuk menahan nafsu saat mataku jatuh pada sosok telanjangnya.

Ya Tuhan. Dia begitu sempurna. Sayang sekali dia adalah... Persetan, Wanita inj jatuh ke dalam pelukannya jatuh ke tempat tidurnya.

Celanaku dibuka dengan jarinya yang gemetar menurunkan resleting ke bawah dan membiarkan celananya jatuh ke lantai sebelum menendangnya.

Dalam hitungan detik aku juga telanjang dan mengikat pergelangan tangan mungilnya dengan tanganku dan menariknya ke atas kepalanya, memenjarakan dirinya.

"Ravid"

"Sshhttt... kumohon jangan buat ini berhenti"

Payudaranya berukuran sempurna untuk tanganku cukup besar tapi
kencang dan cukup untuk membentuk lengkungan yang
membengkak pada bagian bawah karena beratnya.

Puting merah kehitaman yang mengkerut ketika aku melingkarinya dengan jariku. Lekukan lembut dari tulang selangkanya yang halus ke ujung putingnya.

Tatapan Megan yang panas membuatku makin membara dan
Tidak menyia siakan sedetik pun. Aku membungkuk untuk menempatkan ciuman basah di payudaranya. Megan
melengkungkan punggungnya dan nafasnya semakin cepat.

Megan membuat suara frustasi dan mencengkram kepala ku dan
mencoba mengarahkan ke putingnya.
Akhirnya aku membuka lebar dan menariknyasebanyak yang aku bisa ke dalam mulut. Aku menyerang
puting Megan dengan lidah dan menghisapnya Megan menjerit dan melengkung sampai punggungnya membungkuk. Puntingnya  memerah dan mengencang memberikan yang menggairahkan.

Aku mengulangi seluruh prosesnya di sisi yang lain, memuja payudaranya dengan lidahku sementara tanganku berkeliaran di atas kulit lembutnya. Aku melepaskan payudara megan dan menuju ke lokasi yang sangat diinginkannya.

Aku mendorong kaki megan terpisah. Daerah kewanitaannya yang
merah muda berkilau oleh cairan yang sangat basah.

Aku mengarahkan kejantananku yang berdenyut kearah vagina
ketatnya yang basah dan menenggelamkan miliknya sedalam
mungkin dalam satu kali dorongan dari pinggulnya. Sebuah geraman
bercampur erangan mengoyak udara.

"Oh god ini begitu besar."

Aku menusuk dengan dorongan pendek dan berbisik lembut saat menggoyang di dalam tubuhnya "Aku.. Ingin..Melakukannya..Dengan.. Lembut."

Megan mengeluarkan sebuah rengekan kecil saat aku menarik pinggulnya kembali lalu mendorong ke dalam dirinya lagi dengan brutal, sekali, dua kali, dan kemudian tiga kali.

Tubuhnya mengejang di bawah, memiliki megan di bawahnya. Dia merasakan kedamaian dan mengambil napas menenangkan saat ia membiarkan rasa, aroma tubuh Megan menghanyutkannya. Gerakannya melambat dan aku dengan malas meraih dan mulai bermain dengan klitorisnya.

Megan merasakan raungan di telinganya saat gairah menusuknya sekali lagi meregangkannya dengan setiap dorongan saat ia meluncur keluar dan kemudian masuk kembali ke dalam.

Tubuh Megan mulai mencengkeram saat ia mencapai puncaknya. Aku pun merasakannya saat orgasme mengambil kendali atas tubuhnya. Itu menyengatnya dan memancingnya agar mendorong lebih keras ke dalam Lebih keras, lebih cepat, sampai gelombang intensitas mengalahkannya dan menarik pikirannya jauh dari tubuhnya sambil mendorong ke dalam tubuh Megan dan bendungan milikku meledak.

Setelah itu kami dipenuhi dengan napas yang tidak beraturan aku meraih kepalanya dengan kedua tangan dan menenggelamkan jari jariku di rambutnya. Matanya menyipit karena ia merasa dirinya mulai bangkit kembali. Matanya terbuka karena tatapan tajamku. Aku menghujani ciuman diseluruh wajah dan lehernya. Dan memeluknya hingga kami tertidur pulas.

SeXy LiaRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang