RJ POV
Setelah mendapatkan tidur yang nyenyak, dengan mata masih terpejam, aku berguling dan mencari Megan tapi ketika tanganku meluncur di atas seprei, aku hanya menemukan ruang kosong di mana dia seharusnya berada.
Aku membuka mataku, duduk dan melihat sekeliling, tidak ada sosoknya dikamarku. Aku keluar kamar dan turun kebawah dan mendengar suara nyanyian, lega kalau itu Megan. Dia sudah memakai kaos longgar dan hotpant yang membentuk pantatnya. Dia memasak sambil mengerakkan pinggul dan menyanyikan lagu yang ia dengarkan dengan earphone.
Dia menatapku kaget saat berbalik dan melihatku sudah ada dipintu dapur. Dia sangat malu karena aku melihatnya seperti itu.
"Kamu sudah bangun? Bagaimana keadaanmu?"
"Sepertinya aku sudah normal kembali. Karena cacing diperutku mulai meminta makan"
"Duduklah sebentar lagi akan matang"
Aku menatapnya kembali dia seperti sudah terbiasa melakukannya.
"Apa hobimu memasak?" Tanyaku"Tidak juga aku hanya melakukan karena aku ingin"
"Masakanmu sangat enak"
"Ow ya.. bukannya kamu bilang makananku asin"
"Uhmmm ya mungkin lidahku salah waktu itu"
Dia tertawa mendengarnya. Dia membawa 2 mangkuk sup makaroni yang sepertinya sangat lezat. Dia memeriksa keningku "sepertinya demamnya sudah turun. Obatnya cepat sekali efeknya"
"Bukankah aku sudah bilang aku hanya perlu istrahat. Aku tak perlu dokter"
"Apa kamu trauma dengan dokter?"
"Bukan trauma. Aku benci karena dia tidak bisa menyelamatkan Mom" aku sedih mengingatnya bagaimana aku harus melihat dokter itu hanya meninggalkanku setelah menutup muka Mom dengan selimut.
"Baiklah aku akan menjadi dokter mu sekarang. Jadi kalo kamu yang sakit hubungi aku"
Aku suka suasana hangat seperti ini. Saat kami mengobrol berdua di meja makan, memakan masakannya. Kami mengobrol hal hal yang tidak penting tapi bisa membuat kami tertawa.
Mungkin aku salah mencapnya sebagai wanita pembawa sial waktu pertama kali melihatnya. Dia wanita yang hangat dan begitu perhatian kepadaku. Aku kira dia wanita yang dingin ternyata dia lebih hangat jika aku dekat dengannya.
"Apa tidurmu nyenyak? Aku melihatmu tersenyum saat tidur tadi"
"Sepertinya aku baru bisa mendapatkan tidur nyenyak tadi siang semenjak aku datang disini."
"Apa kamu bermimpi dengan seseorang?"
"Kenapa kamu selalu ingin tau urusan orang?"
"Aku hanya ingin tau. Kalo ga mau cerita juga tak masalah"
Ponsel yang ada disampingnya berdering. Dia tersenyum saat melihat nama di layar ponselnya.
"Hai Lucky"
"..."
"Maaf tapi malam ini tidak bisa. Ravid sakit dan aku harus menjaganya"
".."
"Baiklah besuk kita ketemu.bye"Dia menaruh kembali ponsel di sampingnya. Aku sungguh kurang suka dia bersikap manis seperti itu dengan orang lain.
"Siapa dia?"
"Dia? Oww itu hanya teman"
"Apa dia yang kupukul kemarin?"
"Ya memang dia"
"Kenapa dia menelfonmu? Apa dia ingin bertemu denganmu? Apa kalian pacaran?" Tanyaku sedikit berteriak.
"Apaan sih kamu kuk jadi membentakku kayak gitu.aku sama dia hanya bersahabat"
KAMU SEDANG MEMBACA
SeXy LiaR
Romance[Complete] 19+ } cerita sudah tidak diprivate jadi bijaklah untuk membacanya sesuai umur. Dia adalah wanita yang cantik tapi juga sangat misterius. Ia membuatku setengah mati penasaran, sayangnya aku harus menerima kenyataan bahwa dia adalah istri...