Viona POV
Hari ini adalah hari dimana aku wisuda. Sekarang ada SE dibelakang namaku. Lima tahun banting tulang mencari uang untuk sekolah tidak sia sia. Aku wisuda di usiaku yang masih 21 tahun. Tidak seperti teman temanku yang berfoto bersama orang tua mereka. Aku berfoto sendirian. Aku memang hidup sebatang kara selama lima tahun ini. Rasanya sakit melihat mereka bahagia bersama orang tua mereka.
"Viii"
Aku menoleh ke asal suara. Siapa lagi kalo bukan Agata temanku satu satunya di kampus ini.
"Ya"
"Ayo foto bareng"
"Emang perlu?"
"Tentu saja"
Dia memanggil seseorang untuk membantunya memotret kami.
"Vii,ayo kita rayakan"
"Kapan?"
"Malam ini,ntar gue jemput di apartemen lo ya?"
"Ya boleh"
Aku tersenyum padanya. Dia adalah teman yang aku percaya. Aku juga sudah mengenal keluarganya. Mereka baik padaku. Aku bersyukur bertemu dengan Agata. Dialah satu satunya orang yang mau mendekatiku. Aku memang menutup diri dari semua orang. Aku tak mudah percaya pada orang asing. Orang yang dekat saja bisa menusuk dari belakang. Apalagi orang asing.
Malamnya aku bersiap siap untuk merayakan kelulusanku bersama Agata. Aku memakai tengtop warna biru tua dilapisi kaus lengan pendek kebesaran dengan kerah lebar warna biru muda, memperlihatkan tengtop biru tua dan celana panjang warna biru tua. Mengucir rambut panjangku, membiarkan poni didepan Dahi diatas alis.
Bel berbunyi. Aku yakin itu Agata. Aku mengambil ransel dan membukakan pintu untuknya.
"Langsung berangkat?"
"Tentu"
Aku berjalan bersama Agata. Agata cantik malam ini. Rambut sebahu yang sedikit gelombang. Kulit putihnya dipasang dress diatas lutut berwarna merah maroon membuatnya semakin cantik. Tak perlu waktu lama bagi kami sampai disuatu tempat untuk merayakan malam ini. Kami sampai disebuah cafe yang tidak asing bagiku. Kami duduk ditengah cafe menikmati sebuah band yang sedang mengalunkan musik pop dipanggung kecil itu. Ya benar. Aku ada dicafe tempat orang yang selalu muncul beberapa waktu lalu.
Kami memesan minuman dan beberapa cake. Agata hanya memesan satu cake. Sedangkan aku memesan tiga cake. Haha aku emang suka makan. Tapi tubuh aku kurus aja ga bisa berisi. Huh.
Pelayan yang melayani kami adalah seorang cewek yang saat itu melayaniku. Dia tersenyum padaku. Sepertinya dia masih mengingatku.
"Heh Div, sombong amat lo?"
Pelayan itu memandang Agata.
"O eM Gi Agataaa!!"
Mereka saling berpelukan melepas rindu.
"Kangen kangen kangen bangeeett ngeett"
"Gue jugaa, tapi ga gini juga kali"
"Ok, gue ambilin pesanan kalian dulu ya? Ntar kita ngobrol ngobrol"
"Panggil Vino juga, jangan disuruh didapur terus tuh anak"
"Bereeesss"
Cewek itu meninggalkan kami disini. Aku menatap Agata. Dan dia menjawab dengan senyuman seolah olah tau pertanyaan yang keluar dari raut wajah aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Viona
Lãng mạnViona bukan lagi Viona yang cengeng. Dia tumbuh menjadi gadis tangguh dan memiliki hati batu. Tak ada lagi Viona manja yang lemah lembut. Semua gara gara masa lalu.