Vino
Flashback_
Seneng deh malam ini, berduaan sepanjang malam bersama Viona di dapur caffe. Kemarin aku memang sempat marah karena aku pikir dia pacaran sama Gio. Tapi kemarin malam dia menungguku yang sedang diam tak ingin diganggu siapapun siapa lagi kalau bukan Viona. dia setia menungguku loh ditambah kecupan pipi bikin aku perjuangin dia mulai malam ini.
Dalam perjalanan pulang ponselku berdering tanda panggilan masuk. Siapa tengah malam telvon? Apa dia ga ada kerjaan lain? Aku mengambil ponsel tertera nama Naufal. Dia teman kuliahku. Sudah lama tak bertemu dengannya.
"Halo" ini suara Naufal
"Kenapa?"
"Begitukah kau jika dihubungi temanmu yang tampan ini? Cepat ke 'Star Bar' disini banyak temen temen jaman kuliah"
"Tapi..."
"Ga ada tapi Vin, emang lo ga kangen sama gue? Cepetan deh"
Tut.. Tut.. Tut
Pemaksaan. Dasar Naufal kalau udah minta sesuatu pasti ya gini. Beda banget sama saudara kembarnya.
Males sih sebenernya kesana. Udah lama juga aku ga ke Bar dan udah lama ga ketemu Naufal. Ya sudahlah itung itung ketemu teman lama.
Jadi disinilah aku sekarang. Diruang VVIP Duduk bersama Naufal, Gleen, Roi, dan Rio. Sebenernya temen deketku cuma Naufal. Tapi berhubung Gleen pacarnya Nayla kembaran Naufal sedangkan Roi dan Rio adalah CS nya Gleen jadi kita semua jadi kumpul begini. Ga lama kemudian muncul Leena dan dua temannya yang entah siapa. Tapi sepertinya mereka anak kampus juga.
Saat dia melihatku dia langsung menyerangku. Duduk dipangkuanku. Memelukku. Menjijikkan.
"Tempat duduk masih banyak ngapain lo duduk disini?" Aku mendorongnya pelan agar dia menjauh dariku. Mau mendorong kasar ga enak juga karena walau bagaimanapun aku pernah mencintainya dulu. Dia mencebikkan bibirnya kemudian duduk disamping teman temannya.
Aku benci malam ini kenapa ada Leena juga. Aku pengen buru buru pulang. Aku ga betah kalau ada dia. Padahal dulu aku selalu ingin bersamanya. Tapi digaris bawahi yaaa? Itu DULU. Dulu sebelum dia selingkuh dibelakangku. Dulu saat dia adalah gadis manis yang polos. Dulu saat dia perhatian dan pemalu. Entah sejak kapan dia berubah jadi seperti itu. Atau mungkin dulu dia hanya pura pura? Entahlah.
Bosan. Aku mengambil gelas berisi cairan entah apa yang dipegang oleh Naufal dan langsung menenggaknya. Rasanya? Ga bisa jelasin karena aneh tapi enak juga dan keras ditenggorokan. Naufal terlihat kesal karena kelakuanku yang seperti ini. Sejak dulu seperti itu.
"Kenapa ada dia?" Bisikku pelan padanya yang duduk tepat disampingku. Berusaha agar orang lain tak mendengarnya.
"Ketemu diluar, bukannya kalian pacaran? Makanya gue ajak kesini juga"
"Bego lo"
"Jadi udah pisah?"
"Dari dulu keleees"
"Ya siapa tau kalian balikan"
"Balikan kepale lu?"
Sialan nih bocah. Jadi dia yang ngajak tuh anak? Sekarang tiga cewek itu ada didepan sana bernyanyi ala orang gila. Ruangan ini memang lengkap dengan fasilitas karaoke makanya mereka sekarang lagi nyanyi nyanyi.
Entah berapa banyak yang aku minum. Yang aku tau sekarang aku membuka mata mendapati ruangan mewah nuansa putih abu abu. Sedikit pening dikepalaku. Memijit pelipis untuk mengurangi rasa pening. Aku mendengar isak tangis dibelakangku. Aku memang tiduran miring menghadap jendela jadi aku tak tau jika ada orang lain dikasur ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Viona
عاطفيةViona bukan lagi Viona yang cengeng. Dia tumbuh menjadi gadis tangguh dan memiliki hati batu. Tak ada lagi Viona manja yang lemah lembut. Semua gara gara masa lalu.