Empat

22.5K 965 10
                                    

Seharusnya dia lebih mempercayai Viona yang polos dan dekat dengan dirinya. Kini dia hidup dalam penyesalan.

Flashback

Viona ketika itu berumur 16 tahun sedangkan Kalva 18 tahun. Hujan lebat menemani malam pahit itu. Dimana Haikal 20 tahun bersama Viona didalam sebuah kamar. Semua mengira Viona adalah anak nakal yang mengganggu Haikal kakaknya, namun mereka salah setelah Fira datang menjelaskan pada mereka tiga tahun setelah kejadian itu.

Disebuah ruangan semua orang berkumpul, termasuk para pembantu, satpam hingga tukang kebun. Fira adalah anak pembantu yang sebaya dengan Viona. Dia sengaja mengumpulkan mereka semua tanpa Haikal. Kini Haikal ada di luar negeri maka dari itu Fira berani membuka kebenaran.

Malam itu Viona ada dikamarnya. Matanya terpejam hingga dia merasakan sesuatu yang basah dan kenyal menyentuh bibirnya. Dia membuka matanya mendapati seseorang ada diatas tubuhnya. Dia mencoba bergerak namun kedua tangannya dicekal diatas kepalanya oleh tangan kanan orang itu. Sedangkan tangan kirinya meremas payudaranya.

Saat lelaki itu melepaskan bibirnya Viona berusaha untuk teriak, namun bibirnya kembali disumpal dengan bibir lelaki itu. Apa daya tubuh kecilnya tak bisa berbuat apapun untuk melawan lelaki itu yang berbadan lebih besar dan kuat darinya.

Tangan Haikal menelusup kedalam piama yang dikenakan Viona. Membuka kaitan bra yang dipakainya lalu meremas satu persatu payudara Viona.

"Hhhhh...kaakk... Emmm... Tolong..hhh...kaaakkk" Bisik Viona "jang.. Hhh... Ann kaakk..."

"Diam Vio, gue belum selesai, tubuh lo sangat nikmat"

"Kaakk... Jang ...hhh...annn"

Ketika Haikal hendak membuka celana Viona seseorang mengetuk pintu.

"Viii...lo udah tidur ya?"

Viona hendak berteriak namun Haikal sudah menutup bibir Viona dengan bibirnya agar tidak buka mulut. Melumat panas hingga Vio kehabisan nafas.

Haikal melepaskan bibirnya memberikan ruang agar Viona bisa bernafas dibawahnya.

"Lo tau? Jika lo ngomong ke orang orang kejadian malam ini lo ga akan selamat. Lo akan gue perkosa sampai lo mati, gue akan bawa temen temen gue buat nikmatin tubuh lo. Jadi lo bisa milih Viona, lo milih ngadu ke orang lalu kami perkosa lo atau lo diam dan lo aman"

Haikal menyerigai lalu meninggalkan Viona ketika suasana sudah aman. Viona terlihat kacau diatas ranjangnya.

Dua bulan kemudian pukul 22:00.

Viona tertidur di sofa ruang tengah saat menonton tv. Ditidurnya Dia merasakan sesuatu menyentuh tubuhnya. Membuatnya merinding. Dia membuka matanya mendapati seorang laki laki duduk disampingnya.

"Kak Haikal?"

"Hai"

"Ap..."

Ucapannya terpotong karena Haikal sudah melumat bibir Viona. Viona mencoba melepaskan dirinya dari Haikal. Setelah mencecap rasa bibir dan leher Viona, Haikal berdiri menarik Viona agar mengikutinya.

"Kak, lepas kak"

Yang dilakukan Haikal hanya menarik tangan Viona tanpa melepaskannya.

"Kak"

Hingga sampai dikamar Haikal, dia mendorong tubuh Viona kedalam, Haikal mengunci pintu kamarnya lalu kuncinya dia buang entah kemana. Haikal membuka kancing bajunya satu persatu lalu melepaskan dari tubuhnya, membuka resleting celananya lalu melemparkannya sembarang. Kini dia hanya memakai boxer hitam. Viona pucat saat melihat tingkah laku kakak tirinya. Dia mencari apapun yang dapat dia gunakan untuk melempar Haikal agar dia tak mendekatinya.

VionaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang