Sebelas

20.4K 885 17
                                    

Author POV

"Vi, stop pura pura!! Aku ga suka sama akting kamu, ini konyol"

"Apa? Apa lagi yang harus gue lakuin? Gue cape sama kalian, kenapa kalian ga biarin gue hidup tenang aja sih?"

Kalva mengelap dahinya yang kini berkeringat. Sungguh mengajaknya pulang sangatlah sulit, kepalanya kini berisi batu!!

"Kembalilah kerumah Vi, jadi Viona yang aku kenal, yang aku kenal bukan Viona yang seperti sekarang ini Vi"

Viona menyerigai, melipat kedua tangannya ke depan dada. Menatap Kalva yang kini berdiri didepannya dengan wajah sendu.

"Oh jadi lo minta gue jadi Viona yang polos lagi supaya bisa diperkosa seenak Haikal sendiri? Supaya bisa tersiksa lagi gitu? Supaya gue ngulangin gimana sulitnya hidup sebatang kara merasakan bekerja banting tulang agar bisa makan untuk bertahan hidup dan belajar sendirian gitu? Apa lo ga berfikir gimana sulitnya gue sejak diusir oleh orang itu Va? Lo ga tau gimana sakitnya gue, lo ga tau gimana menderitanya batin gue difitnah saudara tiri dan diusir bokap kandung gue sendiri. Lo ga pernah tau dan ga bakalan tauuu!!!! Enak banget lo tinggal ngomong gitu?" Ucapnya berapi api.

"Bukan gitu Vi, ak..."

"Gue cuma nurutin semua yang tuan Richard inginkan, pergi dari kehidupan kalian. Gue bodoh karena bekerja di perusahaan kalian. Gue bisa kok ngundurin diri sekarang juga, atau kalian bisa mecat gue, toh gue cuma pegawai rendahan" potong Viona.

"Itu perusahaan lo Vi" ucap Kalva lirih berusaha membujuk Viona kepala batu. Tapi Viona tetaplah Viona yang berbeda dengan 5 tahun lalu. Viona yang keras kepala.

"Bukan, gue bukan anak tuan Richard lagi. Beliau sudah membuangku sejak lima tahun lalu jadi gue menganggap orang tuakku sudah meninggal" ucapnya lirih namun bisa didengar semua orang.

Tanpa mereka sadari Didalam sana Vino mendengar semua pembicaraan Kalva dan Viona. Dia terkejut mendengar kebenaran ini. Jadi mereka saudara? Bahkan Vino tak pernah menyadari ini. Pantas saja tak ada foto keluarga disini. Ternyata mereka ada masalah sejak 5 tahun lalu? Pantas saja Viona berbeda dengan gadis lain. Dia memiliki masalah yang rumit di hidupnya. Pikir Vino

Vino berjalan ke arah mereka dia melihat Viona berdiri didepan Kalva dengan mata berapi api. Walaupun suaranya melembut namun dia tetap bisa melihat api di mata Viona. Dari arah depan ada Richard dan Haikal yang bisa dipastikan mendengar pembicaraan mereka juga. Richard terlihat terpukul, Haikal dan Kalva hanya diam.

"Vi"

Viona melihat ke sumber suara, dia melihat Richard disana. Entah sejak kapan mereka ada disana. Viona hanya diam menunggu Richard menyelesaikan ucapannya.

"Maafkan ayah Vi"

"Apa anda bilang? Ayah? Seorang ayah tidak mungkin mengusir anak kandungnya sendiri demi anak tirinya" ucap Viona kembali berapi api.

Satu sentuhan lembut membuat Viona menunduk lalu menengokkan kepalanya ke belakang. Dia melihat Vino dibelakangnya. Menyentuh bahunya lembut.

"Tenang Vi"

"Tapi Vin..." Ucap Vio melirih.

"Berbicara dengan tenang, pakai hati dan pikiran positiv"

Viona memejamkan mata kemudian mengangguk.

Richard mendekati Viona yang masih terdiam.

"Vi, maafkan ayah, kembalilah kerumah, ayah rindu Viona kecil ayah"

"Aku bukan anak kecil lagi, aku belum bisa kembali. Pulanglah, aku ingin sendiri"

Awalnya Rich menolak namun kemudian mengangguk saat dia melihat Vino menganggukkan kepalanya.

VionaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang