Delapan

18.3K 918 21
                                    


Viona POV

Aku berjalan menelusuri koridor sambil menunggu Gio yang sedang ada di toilet. Mungkin aku akan menunggunya dimobil aja biar ga susah nyarinya.

Langkahku terhenti saat aku melihat orang yang sangat brengsek. Orang yang tak ingin aku temui. Kedua tanganku mengepal, mataku panas seperti mengeluarkan api.

"Diaa..."

Aku tau, cepat atau lambat aku akan kembali bertemu dengannya. Apalagi aku bekerja di perusahaan milik mereka. Aku bisa menghadapi dua orang, aku juga pasti bisa mengadapi dia.

Jangan panggil aku Viona jika aku tidak bisa bersikap layaknya pegawai sopan didepan mereka.

Aku mencoba menetralkan pikiranku, melonggarkan kedua tanganku dan berjalan seperti biasanya. Aku melihat Bima mendekati Haikal dan mereka tampak berbincang. Aku bisa pastikan Bima akan memanggilku. Baiklah Vioo....saatnya beracting.

"Vii.."

Aku melihat Bima yang benar benar memanggilku seperti dugaan awal. Aku mencoba tersenyum, walaupun senyum paksaan tapi aku yakin senyumanku terlihat tulus. Entah sejak kapan aku bisa mengatur ekspresi wajahku walaupun berbeda dengan isi hatiku.

"Ya mas Bima"

"Kamu pasti belum ketemu putranya Pak Richard yang pertama kan?"

Aku hanya menggelengkan kepala melihat Bima yang sangat antusias, sedangkan disebelahku Dia terlihat sangat syok dan hanya diam ditempat.

"Ini nih putra pertama Pak Richard, dia juga direktur salah satu direksi disini"

Aku mengangguk anggukkan kepala lalu memperhatikan dia yang menatap tepat dimataku. Aku tersenyum ceria lalu mengulurkan tangan padanya namun dia hanya diam. Aku kembali menarik tanganku dan menganggukkan kepala.

"Maafkan saya pak, tidak seharusnya saya berjabat tangan dengan anda dewan direksi, saya Viona anggota pak Bima, hanya anggota, saya hanya pegawai biasa dan saya sangat senang diperkenalkan dengan anda"

Dia masih diam menatap mataku ketika aku mendongak. Apa dia masih belum menyadari keberadaanku disini? Memalukan seorang anak Dirut bengong melihat kariawan biasa, yah memang sih sebenarnya bukan biasa tetapi luar biasa.

"Vio?" Ucapnya? Dasar bego!! "Oh ya, saya Haikal putra pertama Direktur Utama. Senang berkanalan denganmu Viona"

Putra pertama ya? Lebih tepatnya putra tiri pertama yang menghancurkan kehidupan anak kandungnya. Hatiku mencibir namun bibirku menyunggingkan senyuman termanis dicampur gula 1 ton bisa sampai diabetes yang ngeliat gara gara kemanisan.

"Saya juga pak, senang berkenalan secara langsung dengan pria terhormat seperti anda"

Terhormat ya? Terbejad iya. Tapi itu hanya aku katakan didalam hati. Sayang sekali. Saat itu Gio datang menyelamatkanku karena dia langsung mengajakku pulang. Dia menyapa Tuan TERhormat lalu meninggalkan kami, sedangkan aku? Ya aku harus sopan lah sama Pria TERhormat ini.

"Kalau gitu saya permisi Pak Haikal, Mas Bima" setelah mereka mengangguk aku meninggalkan mereka disana.

Senyum puas tercetak dibibirku, aku senang melihat dia syok berat karenaku. Liat aja, dia pasti akan mengadu pada papih tercintanya. Dasar memalukan.

***

Malam ini terasa lebih sepi dari pada biasanya. Aku jadi ingat Agata, gimana keadaannya sekarang ya?

Aku mengambil smart phone mencari nama Agata di contact bbm.

Vio

PING!!!

VionaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang