Kini mataku memanas tak kuasa akupun mengijinkan air mataku keluar.
"Zahra?" Ucap Marissa yang kudengar tapi aku tidak bisa merespon.
"Zah?" Kini Rafa menarik bahuku menghadapnya.
"Kau menangis?" Ucap Rafa bersamaan dengan tangannya yang menyeka air mataku.
Tak kuasa membendung kesedihan akupun secara spontan menarik Rafa dalam pelukan dan Rafa pun membalas pelukanku.
"Sshh,Sudah jangan menangis" Ucap Rafa sambil mengelus puncak kepalaku.
"Kenapa dia bersama nya?" Ucapku disela - sela tangisan.
"Tenang lah, sekarang kita pulang ya." Ucap Rafa sambil melepas pelukannya dan Marissa pun merangkulku keluar cafe.
"Kau pulang bersama Rafa ya Ra, aku akan langsung menjemput nenek ku dibandra." Ucap Marissa sambil melepas rangkulan nya.
Aku hanya mengangguk lemah sambil tersenyum tipis.
"Kalau kau butuh teman curhat,kau langsung menghubungiku saja ya." Ucap Marissa lagi.
"Baik." Jawabku sambil tersenyum.
Dan aku melihat Marissa yang berjalan menuju mobilnya.
"Ayo pulang." Ucap Rafa sambil merangkul bahuku.
Aku mengangguk lalu menyamakan langkah kaki Rafa.
Berjalan menuju mobil dan aku merangkak masuk kedalam mobil.
Saat diperjalanan pulang tidak ada yg bersuara diantara kami.
Pikiranku kacau karna hal tadi.
"Sampai." Suara Rafa memecahkan lamunanku.
"Kau mau mampir?" Aku keluar dari mobil.
"Tidak, kalau kau butuh sesuatu datanglah kerumah. Kita kan tetangga." Ucap Rafa sambil tersenyum.
Aku mengangguk mengiyakan.
Masuk kedalam rumah lalu naik ke atas untuk tidur dikamar.
Membanting pintu kamar lalu menghempaskan tubuh ke kasur tercinta.
***
Terbangun karna cahaya yang menerangi, aku langsung ingat kalau hari ini aku ada tugas yang harus diselesaikan.
Beranjak dari kasur ke kamar mandi aku membersihkan tubuhku. Sejenak aku mengaca, dan terlihat mataku yabg sembab karna kemarin.
"Fuck!" gerutuku.
Setelah lima belas menit aku membersihkan tubuhku, aku bergegas memakai pakaian.
Finish! Aku berkaca dan tersenyum saat melihat diriku.
"Zahra? Rafa sudah ada dibawah." Mendengar suara mom aku menoleh.
Apa? Rafa?
Aku mengangguk.
Menuruni anak tangga satu persatu dan terlihat Rafa yang sedang memainkan ponselnya.
"Ayo" Ucap Rafa saat melihatku.
"Baik tunggu sebentar." Lalu Rafa mengangguk.
Dan akupun berpamitan pada mom. Btw, dad jarang ada dirumah karna pekerjaan nya kadang diluar kota.
***
Berjalan menuju kelas, aku terlonjak kaget saat teman - temanku meneriaki namaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moments
Teen FictionDisaat misi menyatukan dua hati. Namun ia terjebak dalam kedua hati itu. Saat ia mendapatkan orang yang ia cinta, lagi - lagi ia kehilangan dirinya. Bahkan untuk selamanya. Semua itu membuatnya stress hingga penyakit sialan itu muncul. Tapi beruntun...