Kedua kaki laki laki itu berjalan berdampingan. Dengan susah payah ia melangkahkan kaki nya untuk kembali ke Singapore.
Terasa ponsel nya berdering, dengan aatu gerakan ia mengambil ponselnya yang berada di saku celananya.
"Hallo Ra?"
"Hendy kau dimana? kau tidak masuk sekolah?"
"Maaf Zahra. tapi aku kembali ke Singapore untuk beberapa hari."
"Uh baiklah. Hati - hati dijalan. i love you Hend."
Dalam hati ia mengatakan 'me too' Tapi ia tak bisa mengungkapkan nya.
Setelah Zahra mematikan sambungan telfon nya, Hendy duduk di bangku ruang tunggu sambil menunggu jam keberangkatan nya yang mungkin sekitar 10 menit lagi.
Hendy mengambil ponselnya dan terlihat lah lockscreen nya Zahra yang tersenyum setengah tertawa berada di samping nya. Foto ini diambil saat Zahra ulang tahun.
"Bagi para penumpang pesawat lion air kode CZ882 menuju Singapore harap segera masuk ke pesawat. Karna pesawat akan segera lepas landas."
Ini sangat sulit untuk Hendy. Ia terus menlangkahkan kaki nya menuju pesawat tak lupa mematikan ponselnya.
Disisi lain Rafa sedang memperhatikan Zahra sedari tadi. Ia tak memperhatikan guru yang ada didepan.
"Baik kita sudahi pelajaran hari ini. Sampai jumpa." Ucap guru seraya melenggang keluar kelas.
"Zahra! Apa Hendy tidak masuk sekolah lagi?" Ucap Angel.
Zahra mengangguk kecil sambil menundukan kepalanya.
Baru beberapa hari ia bertemu dengan Hendy namun kini ia kehilangan dia lagi.
Seminggu kemudian...
Sudah lebih dari beberapa hari Hendy meninggalkan ku. Ia juga tak memberi ku kabar. Aku makin aneh akan sikapnya akhir - akhir ini.
Tiba - tiba pintu kamarku terbuka.
"Hai Ra." Ucap Rafa yang berada di ambang pintu kamarku.
"Hai, masuklah." Ucapku.
"Kau sedang apa?"
"Hanya memikirkan suatu hal yang seharusnya tak ku pikirkan."
Rafa's POV
Aku sebenarnya tahu apa yang Zahra pikirkan.
Tentu Hendy.
Dengan matanya yang berkaca - kaca menunjukan bahwa ia habis menangisi seseorang. Siapa lagi kalau bukan Hendy?
Aku juga tahu, Hendy sikapnya sangat aneh akhir - akhir ini.
Setelah beberapa hari yang lalu aku mencari tahu ternyata ...
"Hey kau malah melamun." Ucap Zahra di depan wajahku.
"Um.. Zahra, aku tahu kau memikirkan Hendy. Dan ada satu hal yang perlu kau ketahui." Ucapku dengan gugup.
Aku takut aku akan menyakiti hatinya.
"Ada apa Rafa? sepertinya ini sangat serius?"
"Be-begini. Kemarin aku berkunjung ke rumah Hendy."
"Lalu?"
"Dan pintu rumahnya tak terkunci. Saat aku masuk ke dalam rumahnya aku tak sengaja melihat Hendy seperti nya sedang berbicara dengan seseorang lewat telfon."
Flashback on.
Dengan hati - hati aku memasuki rumah Hendy.
Tapi rumah ini sangat sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moments
Teen FictionDisaat misi menyatukan dua hati. Namun ia terjebak dalam kedua hati itu. Saat ia mendapatkan orang yang ia cinta, lagi - lagi ia kehilangan dirinya. Bahkan untuk selamanya. Semua itu membuatnya stress hingga penyakit sialan itu muncul. Tapi beruntun...