BAB17

29 9 0
                                    

Karna kejadian kemarin mata Zahra sembab dan memerah. Ia melihat dirinya sendiri yang begitu rapuh dari kaca.

"Baiklah aku akan mencoba melupakan Hendy mulai saat ini." Ucap batin Zahra.

Hari ini Zahra tidak masuk sekolah karna ia sedang ingin sendiri.

Drrtt.. drrtt..

Ponsel Zahra bergetar di meja kecil tempat biasa ia menyimpan ponselnya.

Ia berjalan menuju meja itu dan mengambil ponselnya. Batin nya kaget karna melihat 'Hendy' Dilayar ponselnya.

Dengan gugup Zahra mengangkat telfon dari Hendy.

"Hallo? Zahra?"

"He-hendy?"

"Zahra, kau sudah tahu semuanya bukan?" Suara Hendy terdengar sangat parau.

"Iya aku tahu. Mengapa kau tidak memberitahu ku sebelumnya Hen? Apa kau tahu betapa ku merindukanmu? Tapi saat aku berperang dengan kerinduan itu Rafa memberiku kebenaran yang menyakitkan." Ucap Zahra disertai dengan isak tangis.

"A-aku minta maaf Zahra. Aku tahu aku telah menyakitimu. Tapi ini semua diluar kendali ku. Kau harus tahu bahwa aku juga disini merindukanmu. Tapi takdir berkata lain. A-aku harus bertunangan dengan--dengan--Em-mely setelah aku lulus kuliah." Suara Hendy juga terdengar begitu tak berdaya.

"Jangan kau dustai takdirmu sendiri Hend." Ucap Zahra berusaha tersenyum walaupun senyuman palsu nya itu tak akan terlihat oleh Hendy.

"Untuk semua yang telah terjadi, aku minta maaf. Dan ingat aku akan selalu mencintaimu Zahra. Meski kita memang harus berpisah."

"Aku juga akan selalu mencintaimu Hendy, meski kau harus meninggalkanku, aku tak akan pernah membencimu. Aku akan selalu mencintaimu kapanpun dan dimanapun kau berada."

"Satu lagi. Anggap ini tak pernah terjadi Zah. Anggap ini sebuah mimpi burukmu. Aku yakin akan ada yang lebih baik dariku disana."

"Baiklah Hendy. Semoga kau bahagia bersama Emely disana."

"Maybe.. Good bye Zahra."

"Bye He-hendy."

Setelah pembicaraan mereka selesai Zahra lemas tak berdaya membuat ia terjatuh kelantai dengan posisi duduk.

Tangisnya semakin deras..Sangat deras. Sesekali ia meneriakan nama Hendy di sela sela tangisan nya.

PRANG!!

Zahra terlonjat kaget saat melihat Foto nya bersama Hendy jatuh kelantai sehingga pecah berkeping - keping.

Tangisan nya pun semakin deras. Dengan satu gerakan ia mengambil foto nya yang sudah lepas dari bingkai nya itu lalu memeluknya erat.

Andai aku bisa memelukmu untuk yang terakhir kali Hendy...

Aku akan selalu mencintaimu disini.. Selalu ...

Waktu terasa semakin berlalu

Tinggalkan cerita tentang kita

Akan tiada lagi kini tawamu tuk hapuskan semua sepi di hati

Ada cerita tentang aku dan dia dan kita bersama saat dulu kala

Ada cerita tentang masa yang indah saat kita berduka saat kita tertawa

Teringat disaat kita tertwa bersama ceritakan semua tentang kita

Ada cerita tentang aku dan dia dan kita berasama saat dulu kala

ada cerita tentang masa yang indah saat kita berduka saat kita tertawa

Lantunan lagu Peterpan - Semua tentang kita menemani kesediha Zahra.

Tangisnya perlahan berhenti karna air matanya tak lagi keluar.

Zahra masih terdiam memeluk foto nya dengan Hendy.

Yang ada dipikiran nya hanyalah semuanya tentang mereka berdua dan apa yang telah mereka lewati.

Haripun mulai siang. Zahra masih saja tak keluar dari kamarnya. Kamarnya pun terkunci. Dan samar samar Zahra mendengar ketukan pintu dari luar. Zahra mengabaikan nya saja. Ia terua memikirkan Mantan nya itu.

Sedangkan ditempat yang sama Rafa dan Angel berusaha membuka pintu kamar Zahra yang sedari tadi terkunci.

"Zahra!! Buka pintunya!!" Teriak Angel.

Namun Zahra masih menghiraukan panggilan itu. Meski Angel adalah sahabat nya sendiri.

"Zahra!! Kau didalam?!!" Teriak Rafa dari luar pintu kamar Zahra.

"Dobrak saja pintunya." Ucap Angel pada Rafa.

Rafa hanya mengangguk.

Lalu ...

1

2

3

BUG!

Terbukalah pintu kamar Zahra sedankan Zahra masih saja terdiam.

Rafa yang melihat Zahra duduk tak berdayapun berlari menuju Zahra dan memeluknya erat.

"Zahra? Are you ok?" Tanya Rafa sambil mengelus puncak kepala Zahra.

Zahra melepas pelukan Rafa lalu tersenyum pada Rafa.

"I'm fine." Satu tetes air mata jatuh setelah Zahra mengucapkan kata - kata itu.

"Zahra apa yang terjadi?" Tanya Angel seraya memeluk sahabatnya itu.

Zahra hanya terpaku akan pertanyaan Angel.

Apa Aku harus menganggapnya mimpi buruk?

Begitu kira - kira pertanyaan yang mulai memenuhi pikiran Zahra.

"Ayo bangun." Ujar Rafa sambil membantu Zahra bangkit dari duduknya.

Dengan satu gerakan Zahra kembali memeluk Rafa dan Rafapun tak segan untuk membalas pelukan Zahra.

"Aku tak bisa Raf. "Ucap Zahra disertau tangisan yang kembali membanjiri.

"Sshh... Hey, Lihat aku.. disini ada aku kau tenang saja. Semuanya akan baik baik saja." Ucap Rafa berusaha menenangkan Zahra.

Namun nyata nya usaha itu tak berhasil.

Tangisan Zahra semakin keras.

Cerita berlanjut di chapter selanjutnya ya ~~~
Cerita ini udah selesai. Kaya season 1 gitu.
Tungguin kelanjutan nya ya
KALO MAU LANJUT VOTE YA
SEE YOU 💖 -ISTRI HARRY STYLES

MomentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang