BAB5

103 13 0
                                    

Hubunganku dengan Hendy bisa dikatakan cukup lama. hampir sudah 3bulan kita bersama.  

                   

                       *** 

"Hai Zahra." Marissa orang pertama yang menyapaku hari ini.

"Hai, tumben kau lebih dulu datang kesekolah dibanding aku." aku terkekeh karena merasa aneh.

mana bisa seorang Marissa sangat rajin seperti ini.

Hatiku tertawa memikirkan temanku yang satu ini.

"Ra,aku sudah berubah sekarang. Dan lihat aku." ia berputar putar seperti model dan menggibas gibaskan rambutnya.

"Kau mencatok rambutmu yang keriting itu?"

"Ya,aku ingin terlihat lebih cantik"

aku menepuk bahunya seraya tertawa bersama nya.

                    ***

"Tolong aku!" teriakku sambil berlari secepat kilat karena Rachma dan teman temanku yang lainnya memintaku untuk menelaktir mereka setelah mereka mengetahui hubunganku dengan Hendy telah berjalan setengah tahun.

tiba-tiba lariku terhenti karena ada yang menarik tanganku.

dengan napas tersendat-sendat aku memalingkan wajahku karena ingin tahu siapa yang menarik lenganku.

"Larilah bersamaku." kata Hendy seraya menarikku untuk berlari bersamanya.

Dan teman-temanku masih mengejarku sampai saat ini.

Aku terhenti sebentar ketika Hendy mengajakku untuk naik tangga dan bersembunyi di perpustakaan.

"Aku tidak kuat lagi untuk menaiki tangga" jantungku berdegup kencang karena terlau lama berlari.

"Ada aku." sontak aku kaget ketika dia mengangkat badanku dan dia menaiki tangga dengan hati-hati.

"Apa yang kau lakukan?"

"Menggendongmu."

"Aku ini berat,kau pasti tidak akan kuat sampai anak tangga terakhir Hend."

"Kuat jika aku melakukannya dengan hatiku."

kedua sudut bibirku terangkat.

"Hahh... sudah kubilang aku kuat menggendongmu" aku melihat dia bercucuran keringat dan terlihat begitu lelah.

lantas aku mengusap keningnya berusaha untuk menghapus keringatnya.

tapi dia malah mengenggam tanganku dan mengecup tanganku.

"Sudah. sekarang kita harus bersembunyi di perpustakaan,lihat Rachma dan temannya sudah berada di tangga." dia langsung menarik tanganku dan kami kembali berlari.

sesampainya di perpustakaan aku dan Hendy bersembunyi di balik rak-rak buku.

'hahh hahh cape sekali' gumamku.

tapi...

"Ssshh.. jangan berisik,nanti kita ketahuan" ia menutup bibirku dengan telunjuknya dan mata indahnya itu menatapku.

sontak aku terdiam dan menatap matanya.

Setelah beberapa saat kami bersembunyi di perpustakaan, kamipun keluar dengan berdampingan.

"Akhirnya perempuan aneh itu sudah tidak mengejar kita lagi" katanya sambil menarikku untuk berjalan ke kantin.

akupun mengikuti langkahnya dengan senyum dan sedikit malu karna aku sedari tadi berduaan dengannya.

MomentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang