Uzumaki Rei

59.4K 2.8K 78
                                    

"Baiklah, di mana aku bisa mengambil dokumen itu?" sejak tadi benda tipis itu menempel erat di telinga Hinata. Perempuan bersurai indigo itu terus mengoceh dan tak jarang melemparkan umpatan kesal.

"Arashi Kindergarten?" Hinata mengulang nama tempat di mana ia harus menjumpai Sakura.

Hinata dengan tergesa melangkahkam kakinya ke parkiran, ia harus segera sampai di sana untuk mengambil dokumen penting itu.
Ia tak memgerti bagaimana Sakura bisa seceroboh itu, menabrak seorang guru sebuah kindergarten dan untungnya Guru itu baik-baik saja.

Memacu mobil dengan kecepatan di atas rata-rata mungkin salah satu keahlian Hinata, gadis itu membelah jalanan kota Tokyo yang lenggang dengan volvo biru muda miliknya. MOU, Harusnya Sakura pergi bersamanya melakukan penandatanganan tender perihal resort yang baru saja akan di bangun di daerah Kyoto.

Mulut Hinata nyaris terbuka, Kindergarten? Seluas ini?

Bangunan dua lantai ini cukup luas hanya untuk sebuah Kindergarten, taman bunga tepat berada di samping taman bermain. Ada air mancur di pusat taman, belum lagi kursi panjang yang diletakan di beberapa sudut.

Dokumen, Hinata hampir saja lupa maksud kedatangannya kemari untuk mengambil dokumen yang ada di Sakura.

"Kau baik-baik saja?" tanya Hinata, akhirnya ia menemukan keberadaan Sakura setelah bertanya pada salah satu sfaff.

"Aku hanya terkejut, maaf aku tak bisa menemanimu."

Hinata mengambil napas pendek, "Tidak apa-apa, aku bisa melakukannya sendiri. Masih ada waktu 30 menit lagi."

"Bergegaslah, ini MOU yang harus ditandatangani Mr Alex, kau harus cepat karena jika kau telat ia tak bisa menunggu karena ia harus pergi ke Korea." Jelas Sakura, kepala Hinata berdenyut. 30 menit? Semoga jalanan Tokyo tak cukup macet untuk menghambatnya.

"Baiklah."

Dalam waktu 30 menit ia harus segera sampai di Garls Caffe untuk bertemu Mr Alex, jika tidak tamatlah riwayatnya.

"Mom." Hinata tersentak kaget saat anak lelaki kecil memeluknya, "Maaf membuatmu lama menunggu."

Apa telinganya sedang bermasalah?
Mom? ia bahkan belum menikah.

"Daddy bilang ia tak bisa menjemputku, lalu dia mengabariku jika Mommy akan menjemputku." seru anak kecil itu dengan rambut pirang mencuatnya. "Akhirnya aku bisa pulang bersama Mommy."

Hinata bahkan tak sadar saat lengan kecil itu menariknya dengan wajah gembiranya, ia tak bisa menghentikan langkahnya saat anak berusia enam tahun itu menuntunnya ke sebuah taman kecil.

"I am not your mom." seruan itu hanya membuat anak kecil di sampingnya mematung.

"Daddy..., Mommy Jahat." anak lelaki itu mulai menangis histeris.

Ya Tuhan, ini bahkan lebih buruk dari sekedar jalanan Tokyo yang macet. Kening Hinata mengerut. "Sayang, jangan menangis seperti ini."

"Aku tidak akan menangis jika Mommy mau pulang bersamaku."

Pulang? Ia harus bertemu dengan Mr Alex bukan pulang bersama anak kecil ini, tapi wajah anak kecil ini semakin merenggut sedih. Satu-satunya jalan keluar ini adalah ia mengikuti keinginan anak ini.

"Dengarkan, Mommy ada keperluan sebentar. Kita bisa pulang setelah Mommy bertemu teman Mommy, jadi...," Hinata menarik napas panjang, baru saja akan melanjutkan perkataannya sebelum ada suara yang menginterupsi.

"Rei!"

"Bu Guru." sapphire Rei membulat saat seorang perempuan berambut coklat menghampirinya. "Ini Mommy Rei."

Missing You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang