Statement

25.6K 2K 68
                                    

Hinata mengendap melangkah diam-diam, entah kenapa sejak kejadian semalam perasaannya jadi tak terkendali. Ia malu, sangat malu jika bersitatap dengan Naruto.

Pagi ini niatnya Hinata ingin mengajak Rei pergi keluar, sesuai janji seharusnya Hinata dan Rei pergi ke taman bermain bersama Naruto.

Tapi Hinata memutuskan untuk pergi berdua saja bersama Rei, ia tak yakin bisa menikmati acara jalan-jalannya bila bersama Naruto. Rasa canggung pasti bisa mencekiknya.

Sudut mata Hinata melirik pintu Mahoni coklat yang cukup besar, sepertinya tak ada tanda-tanda Naruto akan bangun pagi.

Gadis itu menarik napas lega, sepertinya rencana untuk pergi berdua dengan Rei bisa berjalan lancar.

Hinata harus segera bergegas membangunkan Rei, agar bisa pergi secepatnya.

Jauh dalam kepalanya, Hinata sudah menyiapkan berbagai alasan jika Naruto nanti bertanya kenapa tak mengajaknya. Katakan saja Naruto sedang tidur dan Hinata tak tega membangunkannya sementara Rei sudah merengek ingin pergi.

Hinata tersenyum lebar, ia pasti bisa menikmati hari liburnya dengan tenang tanpa rasa canggung.

"Mommy." Rei termenung melihat Hinata yang sejak tadi tak henti-hentinya tersenyum.

"Ayo cepat pakai baju ini saja ya?" Hinata menunjukan kaos lengan panjang bergambar Iron Man.

Rei hanya mengangguk karena sudah kedinginan, tubuh kecilnya hanya terbalut handuk putih. "Kenapa Daddy tidak ikut?"

"Daddy sedang tidak enak badan, pergi bersama Mommy saja. Okay?"

Setelah selesai merapikan baju Rei, Hinata mengambil tas kecil milik Rei memakaikan Topi berwarna merah untuk menutupi rambut pirangnya.

"Apa Daddy baik-baik saja?" Hinata bisa melihat ada rasa khawatir yang terpancar dari mata Rei, ia jadi menyesal membuat bocah polos ini sedih.

"Daddy hanya kelelahan karena pekerjaannya, Istirahat juga pasti sembuh." tangan Hinata terulur mengusap pelan pipi Rei, berharap Rei bisa menyungingkan sebuah senyuman.

"Kalau begitu kita temani Daddy istirahat di rumah saja bagaimana?" tanya Rei dengan begitu polosnya.

Hinata menepuk pelan dahinya sendiri, "Rei tidak ingin pergi jalan-jalan? Bukannya Rei ingin pergi ke taman bermain? Atau Planetarium?"

"Rei ingin pergi bersama Daddy dan Mommy." wajah Rei merenggut sedih sesaat sebelum safirnya menemukan sosok yang jadi objek pembicaraanya beraama Hinata sejak tadi. "Daddy..."

Rasanya tubuh Hinata kembali membeku, tak berani berbalik hanya untuk memastikan.

Rei sudah berada dalam gendongan Naruto, pria itu terlihat rapi dengan stelan kasual yang ia kenakan. Hanya kaus armani dengan blue jeans.

"Ayo. Tunggu apa lagi? Bukannya kita mau pergi ke taman bermain?"

Hinata bisa mendengar jelas tawa yang terselip di setiap kata yang terlontar dari mulut Naruto.

"Mommy bilang Daddy sedang sakit." celoteh Rei saat Naruto medudukannya di kursi belakang, memeberi kecupan simgkat di pipi puteranya.

"Ya, Daddy memang sedang sakit." dahi Rei mengerut bingung, kenapa tetap pergi jika Daddynya sedang sakit. "Daddy sakit karena Mommy tidak mau membuat Baby bersama Daddy."

OH TUHAN.

Rasanya Hinata ingin menjedotkan kepalanya ke Dashboard saat ini juga, Hinata yakin jika Naruto mendengar semua ucapannya bersama Rei.

Dan kenapa ia harus terjebak dengan pria yang sudah membuat hatinya tak karuan semalaman.

Wajah Hinata sudah merah, Naruto hanya tertawa ringan melihata Hinata sebelum akhirnya ia menyalakan mesin mobilnya dan mulai membelah jalanan kota Tokyo.

Missing You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang