"Rei...!" Hinata menatap Rei yang sedang merajuk tidak mau berangkat sekolah. "Mommy baik-baik saja, jadi Rei pergi sekolah. Okay?"
Rei masih saja memeluk erat pinggang Hinata, menelusupkan kepalanya di perut Hinata.
Saat Hinata turun ke bawah untuk mengambil minum, Rei sudah rapi dengan seragam yang melekat di tubuhnya, Hinata pikir Rei sudah berangkat ke Sekolah.
Rei langsung menerjang Hinata dengan segala rentetan pertanyaan, bocah itu terlihat khawatir melihat wajah kusut Hinata dengan hidung yang masih merah.
"Rei ingin menemani Mommy saja, Rei tidak mau sekolah," Rengek Rei, ia tidak peduli dengan ucapan Hinata.
"Mommy baik-baik saja, sayang. Rei bisa temani Mommy setelah pulang sekolah." Hinata masih mencoba membujuk Rei meski terlihat sia-sia karena Rei masih bersikeras dengan keinginannya.
"Rei." Naruto ikut mendudukan dirinya di sofa, pria itu menarik Rei ke dalam dekapannnya. "Mommy hanya butuh istirahat, jadi ayo berangkat sekolah. Biarkan Mommy beristirahat supaya cepat sembuh."
Rei menunduk dalam mendengar ucapan Daddynya, ia hanya khawatir pada Mommynya yang sedang sakit.
"Rei ingin Mommy cepat sembuh bukan?" tanya Naruto, Rei mengangguk berulang kali.
"Bagus, kalau begitu kita sekolah. Setelah itu Rei tidak boleh mengganggu Mommy, biarkan Mommy istirahat."
"Baiklah." ujar Rei lemah, menyerah pada niat awalnya.
Hinata menyunggingkan senyumnya saat Rei akhirnya mau pergi sekolah, ia mengecup pipi Rei pelan. "Anak pintar."
Naruto melirik Hinata saat Rei sudah berlari ke arah pintu, dalam sekejap Naruto mengecup pelan pipi Hinata.
"Istirahatlah."
Hinata hanya mengangguk pelan, wajahnya merona saat tangan Naruto mengacak surai indigonya.
......
Hinata sudah tidur hampir setengah hari, rasa bosan menyerangnya saat ia hanya berbaring di dalam kamar. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi berkeliling rumah Naruto, meski sudah cukup lama Hinata tinggal di sini ia jarang sekali melihat ke setiap bagian rumah Naruto.
"Nona mau pergi kemana?" Tanya Perempuan paruh baya yang memakai pakaian maid berwarna hitam, perempuan itu terlihat sangat mengkhawatirkan Hinata.
"Aku hanya ingin jalan-jalan." Hinata menyunggingkan senyum hangatnya, berharap Bibi Mizu tak menghalangi niatnya hanya untuk sekedar berjalan-jalan meregangkan otot-otot di tubunnya.
Langkah Hinata menelusuri lorong kecil menuju lemari buku yang berjejer, sepertinya bukan pilihan buruk menghabiskan waktunya di ruang penuh buku.
Ruangan ini rasanya tidak cocok dikatakan perpustakaan yang kesannya sangat melekat dengan tempat sunyi dan sedikit temaram.
Lemari-lemari putih menjulang tinggi, dinding ruangan berwarna biru pastel terlihat cerah hampir di setiap sudut. Dinding sebelah selatan terbuat dari kaca yang mengarah langsung ke taman belakang, dari sini bisa terlihat hampir seluruh taman belakang yang dipenuhi tanaman hias.
Ruangan ini ditata sedemikian rupa agar terasa nyaman, pasti yang mendesignnya mempunyai sifat yang lembut melihat bagaiman kombinasi warna yang terkesan girly.
Hinata memgambil satu novel karangan Johana Lindsey, membacanya di sofa yang menghadap ke arah luar.
Lama menyelami bacaanny, akhirnya Hinata selesai membaca novel itu. Kakinya melangkah pada satu lemari kecil berwarna coklat bertuliskan Our di atasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing You (Completed)
Fanfiction[A NaruHina Fanfiction ] [Naruto (c) Masashi Kishimoto ] "Mom." Hinata tersentak kaget saat anak lelaki kecil memeluknya, "Maaf membuatmu lama menunggu." Apa telinganya sedang bermasalah? Mom? ia bahkan belum menikah. "Daddy bilang ia tak bisa menje...