Maldives

44K 2.1K 130
                                    

Sejak awal Naruto sudah merencanakannnya, sehari setelah resepsi pernikahannya ia dan Hinata akan langsung terbang ke Maldives

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak awal Naruto sudah merencanakannnya, sehari setelah resepsi pernikahannya ia dan Hinata akan langsung terbang ke Maldives.

Tentu saja tidak membawa Rei, karena ini demi kelanjutan The Next Uzumaki yang harus diberdayakan. Memikirkan bagaimana bulan madu mereka membuat Naruto tersenyum sendiri.

Ketika pesawat yang ia tumpangi akan segera lepas landas di
Ibrahim Nasir International Airport, Naruto segera mengusap pipi Hinata.

"Hinata," Ibu jari Naruto menekan-nekan pipi tembam Hinata, berharap Hinata akan terbangun. Tapi Hinata masih tertidur nyenyak di sampingnya, wajar saja mungkin Hinata kelelahan. "Sayang, bangunlah."

Suara Naruto sedikit memberat saat Hinata tak terusik sama sekali, akhirnya sebersit ide muncul di kepala Naruto. Ia mencondongkan kepalanya lalu mengecup bibir Hinata berulang kali, sampai pada akhir dimana Naruto tak bisa menahan diri untuk melumat bibir semerah peach itu.

Satu gigitan di bawah bibir Hinata berhasil mengusik ketenangannya, geraman lemah mengudara alhasil mulut Hinata sedikit terbuka.

Sialnya kesempatan itu tak disia-siakan oleh Naruto, lidahnya begitu saja menerobos mulut Hinata mengecap lebih rasa manis di setiap rongga mulut Hinata.

Amethyst Hinata membulat ketika menyadari jika bibir Naruto sedang menari di atas bibirnya, lidah pria itu begitu antusias menjelajahi mulut Hinata.

"Naruto-kun." cicit Hinata, ia hampir saja kehabisan napas ketika Naruto masih tak mau beranjak dari posisinya. "Shessshak."

Naruto langsung mengangkat kepalanya, tapi sebelum itu iya menyusupkan kepalanya di perpotongan leher Hinata. Mengigit pelan kulit leher Hinata hingga desahan lembut keluar dari mulut Hinata.

"Agar pria di luar sana tahu kalau kau adalah milikku."

Naruto tersenyum melihat kissmark yang baru saja ia bubuhkan di leher jenjang Hinata.

"Mereka pasti tahu, Naruto-kun pasti tidak akan membiarkanku sendiri di sini." Hinata mencubit lengan Naruto yang merayap di belakang kausnya, mengusap pelan perut rata Hinata.

"Aku bahkan tak yakin kita akan menikmati wisata di sini, ketika yang ada di pikiran Naruto-kun hanya ada cara bagaimana membuat perutku terisi dengan copycat mu."

.
.
.
.

Benar saja bukan apa yang Hinata khawatirkan sejak turun dari pesawat itu benar-benar terjadi.

Ia bahkan belum melihat ke seluruh penjuru resort yang mereka datangi, tapi Naruto sudah menguncinya di kamar, tak membiarkannya keluar kamar satu langkahpun.

Tidak ada lingerie atau pakaian dalam dalam Victoria's secret memang, tapi ini lebih parah.

Sejak dua jam yang lalu tubuhnya sudah tak terbalut satu benang pun di bawah selimut berwarna coklat muda.

Missing You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang