Naruto Belongs to Masashi Kishimoto
.
.
.
.Jam weker berdering dengan nyaringnya, mata Hinata masih terpejam tapi tubuhnya bergerak pelan ke tepian ranjang, tangannya berusaha mencari Jam weker yang sejak tadi berusaha membangunkannya.
"Aku masih mengantuk." gumamnya pelan, setelah itu dalam satu sentakan tangan Jam weker itu mati.
Tak ada pengganggu lagi, Hinata berusaha melanjutkan tidurnya. Ia masih lelah, semalam ia sampai appartment cukup larut. Jika diingat-ingat ia mungkin baru tidur tiga jam.
"Hinata...!"
"Hinata...!"
"Kau mau sampai kapan tidur? Cepat bangun!" Sakura terus berteriak, ia menggedor pintu kamar Hinata secara berulang. "Kau lupa kita ada meeting."
"Hinata...!"
"Sepuluh menit lagi, please."
"Sepuluh menit lagi, dan kau akan kehilangan pekerjaanmu."
Hinata menyibak selimut coklatnya, beranjak dari tempat tidurnya dengan malas membuka pintu kamarnya. "Tunggu 5 menit lagi, aku bersiap-siap dulu."
Mulut Sakura terbuka melihat Hinata yang baru saja bangun, lima menit? Bahkan Hinata belum mandi sementara mereka harus berangkat 10 menit lagi sebelum jalanan kota Tokyo terserang kemacetan.
Hinata dan Sakura sudah tinggal bersama sejak lima bulan lalu, Hinata baru saja menyelesaikan pendidikannya di Universitas Tokyo enam bulan lalu. Kebetulan Sakura adalah teman Neji, karena usulan Kakaknya itu Hinata tinggal bersama Sakura. Kyoto dan Tokyo mempunyai jarak yang cukup jauh jika harus ditempuh setiap hari.
Karena dari itu Hyuuga Hiashi merelakan puterinya untuk tinggal bersama Sakura, lagi pula sejak kuliah Hinata sudah tinggal sendiri di Tokyo. Hiashi tidak terlalu khawatir karena puterinya bisa menjaga diri dengan baik.
"Sakura ayo." Hinata mengambil tas Charles and Keith yang baru saja ia beli minggu lalu, mengambil heels berwarna merah maroon senada dengan rok lipit yang ia kenakan.
"Untukmu." Sakura menyerahkan sandwich yang ia buat, "Kita pakai mobilku."
"Ya."
"Bagaimana kemarin Mr Alex?"
"Kita mendapatkan kontraknya, meski aku mendapatkan masalah kemarin." wajah Hinata menekuk mengingat kejadian kemarin, bagaimana pria itu menyalahkannya atas apa yang terjadi pada Rei.
Ya Tuhan. Hinata hampir lupa dengan Rei, apa anak itu baik-baik saja? Hatinya terenyuh mendengar penuturan Rei, anak itu sepertiya begitu merindukan ibunya.
Bagi Hinata, Rei anak yang menyenangkan terlepas begitu menyebalkan ayahnya.
"Menyebalkan, karena ada orang gila arrogant yang menyalahkanku karena anaknya jatuh sakit."
"Siapa? " tanya Sakura santai seolah permasalahan yang Hinata hadapi kemarin adalah permasalahan biasa saja.
Kening Hinata mengerut, Siapa?
Hinata bahkan tidak tahu nama pria yang memarahinya kemarin.
"Aku tidak tahu." Hinata mengunyah lamat-lamat sandwichnya, "Anaknya Rei, dia menyangka aku Mommynya."
Sakura hampir saja menginjak rem karena kaget. "Kau? Mommya?"
Setelahnya gelak tawa Sakura menggema. "Usiamu baru 22 tahun, menikah saja belum."
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing You (Completed)
Fanfiction[A NaruHina Fanfiction ] [Naruto (c) Masashi Kishimoto ] "Mom." Hinata tersentak kaget saat anak lelaki kecil memeluknya, "Maaf membuatmu lama menunggu." Apa telinganya sedang bermasalah? Mom? ia bahkan belum menikah. "Daddy bilang ia tak bisa menje...