"Rei mau naik itu!" jemari Rei menunjuk bianglala yang tengah berputar, safirnya menatap penuh antusias. Biasanya anak seumuran Rei lebih suka menaiki komedi putar, tapi sejak tadi Rei bahkan belum menaiki wahana itu.
"Apa Rei tidak takut?" tanya Hinata ragu, takut-takut nantinya Rei akan menangis saat bianglala yang ia naiki berada di puncak ketinggian. "Lihat, nanti kita akan berputar ke atas, apa Rei berani?"
Yang tidak diduga Hinata adalah putera Uzumaki ini malah mengangguk yakin. "Rei tidak takut, Kalau Rei takut tinggal memeluk Mommy. Rei janji tidak akan menangis."
Apa boleh buat, sepertinya Rei sangat ingin menaiki bianglala. Tapi dimana Uzumaki Naruto sekarang? Pria itu menghilang sejak 15 menit lalu.
"Hinata!"
God, Help me please.
Bukan menemukan pria berambut pirang, Hinata malah menemukan pria berambut putih. Demi Rambutnya rapunzel apa yang sedang Toneri lakukan di sini?
"Hi, Toneri!" tangan Hinata menggenggam erat jemari Rei.
"Apa yang kau lakukan di sini?" dari ekor matanya Toneri melirik anak kecil di samping Hinata, rasanya benar-benar mirip seseorang.
"Bermain." jawab Hinata santai, ia menuntun Rei berjalan menuju antrian untuk menaiki bianglala. "Kau sendiri? Disini? Hari minggu?"
"Ada yang salah?" alis Toneri menukik. "Aku juga suka taman bermain."
Amethys Hinata menatap curiga pada Toneri, ini lucu! Bagaimana bisa seorang Toneri suka taman bermain dan berkeliaran di sini sendiri tanpa teman? Lelucon yang aneh.
"Baiklah, semoga kau menikmati harimu." Hinata menyunggingkan senyumnnya. Sungguh Hinata tidak mau terlibat lebih jauh dengan Toneri, entah dorongan dari mana Hinata ingin mencoba menuruti permintaan Naruto semalam.
Menjauhi Pria lain.
"Boleh aku bergabung dengammu?"
Rei menghentikan langkahnya, ia terlihat sedikit bingung dengan Toneri. "Paman ingin ikut dengan kami? Tapi Daddy bisa marah jika melihat Mommya dengan paman."
Oh God, dimana Rei belajar berkata seperti itu? Darah Uzumaki sepertinya memang sangat kental, Rei sama seperti ayahnya yang tak mau diganggu.
"Daddy? Mommy?" Toneri menatap penuh tanya pada Hinata yang sejak tadi terus menarik napas resah. "Dan siapa namamu, Boy?"
"Uzumaki Rei, paman bisa memanggilku Rei."
"Uzumaki?" Tatapan tanya yang dilayangkan Toneri semakin menyudutkan Hinata, pantas saja anak ini terlihat tidak begitu asing. Ternyata copy paste dari Uzumaki Naruto.
"Ada hubungan apa kau dengan Uzumaki Naruto? Bukan kah semalam kau bilang tidak punya kekasih?"
Sejak awal Hinata memang tidak menyukai sikap Toneri, pria di depannya terlalu pemaksa hampir sama dengan pria pirang yang sekarang entah kemana. "Aku bilang tidak memiliki kekasih, bukan tidak memiliki Tunangan."
Jika cara seperti ini bisa membuat Toneri menjauh darinya Hinata akan dengan senang hati mengaku sebagai Tunangan Uzumaki Naruto.
"Kenapa tidak ada cincin yang melingkar di jarimu?"
"Karena aku tidak suka memakai cincin."
"Selama ikatan kalian belum sampai tahap pernikahan, kurasa aku masih punya peluang." dengan Santainya Toneri mengikuti Hinata dan Rei masuk kedalam bianglala.
Apa pria ini bodoh? Padahal Hinata sudah jelas-jelas memberi lampu merah agar Toneri tak mendekat padanya.
"Kenapa paman ini ikut?" Rei menyilangkan kedua tangannya di depan dada, perasaan tak sukanya terhadap Toneri semakin membuncah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing You (Completed)
Fanfiction[A NaruHina Fanfiction ] [Naruto (c) Masashi Kishimoto ] "Mom." Hinata tersentak kaget saat anak lelaki kecil memeluknya, "Maaf membuatmu lama menunggu." Apa telinganya sedang bermasalah? Mom? ia bahkan belum menikah. "Daddy bilang ia tak bisa menje...