I Love You - yoana

98 9 0
                                    

Jimin x You.

"Lama banget." Aku memajukan bibirku. Melihat jam tanganku yg sudah menunjuk ke angka 2. Berarti aku udah nunggu hampir satu jam.

"Hei!" Teriak seorang cowok yg suaranya ku kenali. Aku melirik ke samping, dan benar saja. Jimin. Park Jimin. Orang yang daritadi aku tunggu. Ya, dia bukan pacarku sih. Sahabatku. Dia dan aku akan main sekarang, tapi dia terlambat.

Aku tidak mempedulikannya dan menopang wajah ku dengan dua tangan. "Maaf aku terlambat. Apa kau tidak tahu akhir akhir ini jalan raya seperti apa? Seharusnya tadi aku naik motor saja." Jimin duduk dihadapanku. Aku menghembuskan nafas kasar.

"Kau sudah daritadi ya?" Tanyanya sambil melihat dua buah gelas yang sudah kosong. "Menurutmu?" Aku memutar bola mataku. "Aish, aku tidak berniat terlambat. Maaf dong." Jimin menarik tangan ku dan menggenggamnya.

Aku mendehem. "Baiklah, bagaimana kalau kita langsung main?" Ucapnya. "Kemana?" Tanyaku malas. "Kemana saja. Aku traktir ice cream." Jimin tersenyum.

"Hanya ice cream? Huft." Aku memajukan bibirku lagi. "Okay okay aku akan bayar semuanya nanti ya." Jimin mengacak rambutku. "Baiklah. Ayo." Aku berdiri dari kursiku.

Kami berjalan ke arah mobil milik Jimin. Aku masuk ke mobil begitupun dengan dia. Dia menyalakan mobilnya. "Kita main ke game master, ya?" Tanyanya. Aku mengangguk.

Sesampainya di game master, kami membeli kartunya dulu tentu saja.  Lalu kami bermain. Balap mobil, basket, ambil boneka, karaoke, dan lainnya. Cukup membuatku bahagia, walaupun tadi ia terlambat.

"Kartuku saldonya udah habis nih. Beli ice cream kan?" Tanyanya. Aku mengangguk dan tersenyum lebar. Dia menggandeng tanganku lu berjalan.

Kita sampai di kedai icecream. "Aku tau, kau ice cream coklat kan?" Ucap Jimin. "Kenapa kau tahu?" Tanyaku bingung. "Apa yang aku tidak tahu tentang mu hm?" Jimin mencubit pipiku.

Ia membeli dua icecream coklat. Satu untukku dan satu untuknya. Kami berjalan ke taman dan duduk di kursinya.

"y/n." Panggilnya.
"Hm?" Jawabku sambil masih menikmati ice cream milikku.

"Kau tahu?"

Aku menggelengkan kepalaku.

"Yah... sudah lama bukan kita bersahabat?"

Kali ini aku mengangguk.

"Aku merasa aneh belakangan ini."

"Kenapa?" Tanyaku bingung.

"Setiap aku bertemu dirimu, entah mengapa jantungku berdetak lebih cepat. Hampir setiap hari aku memikirkan mu."

Aku bingung.

"Orang bilang, kalau sudah merasa ada gejala begitu berarti...."

"Apa?"

"Dia sedang jatuh cinta."

"Huh?" Aku semakin bingung.

"Ya, begitulah. Aku jatuh cinta padamu."

"Kau tidak bercanda kan? Candaan mu tidak lucu."

"Aku berkata jujur." Dia menggenggam tanganku, menyingkirkan ice cream yg ada ditanganku sebelumnya.

"So, apa kau mau jadi pacarku?" Ia menatap mataku. Aku bisa melihat di matanya kalau dia saat ini sedang serius.

Kalau boleh jujur, aku memang menyukainya sejak lama. Aku nyaman jika berada dengannya. Walaupun dia kadang menyebalkan  tapi aku tetap suka padanya.

"Jadi, apa jawabannya?" Tanyanya.

"Eung.... ya..." jawabku ragu.

"Ya? Atau tidak?"

"Ya... aku mau menjadi pacarmu."

Setelah aku mengucapkan kata kata itu ia langsung membawaku kedalam dekapannya.

"I love you."

A Month Full of HappinessWhere stories live. Discover now