Happy Reading ^^
***“Aku sedang ingin pergi, apakah kau mau ikut?” Woohyun baru saja keluar dari kamar mandi dan sudah berpakaian rapi saat ini. Ia hanya mengenakan sebuah kaos lengan panjang berwarna putih yang dilapisi sebuah sweater berwarna hitam dan celana jeans hitam yang lagi-lagi berlubang dikedua lututnya.
“Ayo kita pergi. Aku bosan disini.” Seru Saeron ceria.
“Sebaiknya kau mandi sana. Aku akan meminjamkan baju Kang Ahjumma untukmu. Tidak mungkin kau pergi keluar dengan pakaian norak seperti itu.” Balas Woohyun lalu langsung pergi kelantai bawah menuju kamar Kang Ahjumma. Sementara Saeron segera masuk kedalam kamar mandi.
“Oh, pakaian ini bagus sekali. Apakah Kang Ahjumma masih memakai pakaian ini? Ah, sepertinya tidak. Dia bukan lagi anak SMA yang cocok dengan pakaian ini.” Seru Woohyun yang sedang heboh tertawa sendiri dikamar Kang Ahjumma. Memikirkan bagaimana wanita paruh baya itu ketika memakai dres berwarna peach selutut dengan renda dibagian bawahnya dan belt berwarna hitam yang menghiasi pinggangnya. Sebuah dress sederhana tanpa lengan yang sudah pasti tidak akan cocok dikenakan oleh wanita paruh baya sepertinya
Setelah ia menemukan pakaian yang cocok dan flatshoes yang berwarna senada milik Kang Ahjumma, ia segera kembali kedalam kamarnya untuk memberikannya kepada Saeron.
“Byul-ah, aku letakkan pakaian gantimu diatas kasur. Aku akan menunggu didepan. Pali, pali.” Teriak Woohyun. Ya, Woohyun masih memanggil nama Saeron dengan panggilan Byul. Karena ia tidak tahu siapa nama gadis itu yang sebenarnya. Meskipun dia sama sekali tidak percaya kalau gadis itu adalah benar-benar Byul, kucing hitam yang ia selamatkan dulu.
15 menit menunggu. Saeron keluar dari dalam kamar Woohyun dan berjalan menghampiri Woohyun didepan rumah.
“Manusia, apakah pakaian ini cocok untukku? Tidakkah ini sedikit terbuka?” Ujar Saeron ragu sambil menutupi bahu putihnya yang ter-expose.
Woohyun seketika terpana melihat sisi lain dari diri Saeron yang selama ini tersembunyi dibalik Hanboknya.
“Manis.” Bisiknya.
“Mwo?”
“Ah, tidak." Woohyun segera menyadarkan pikiran aneh yg tiba-tiba datang menguasai kepalanya itu, "Ini sudah jaman modern. Bukan lagi jaman Joseon. Semua gadis memakai pakaian seperti ini sekarang. Kaja!” Jelas Woohyun yang langsung diikuti oleh Saeron.
Woohyun berjalan menuju sebuah halte pemberhentian bus. Duduk manis disana menanti kedatangan bus yang akan membawanya ketempat tujuan.
Saeron masih sajaberdiri, sibuk menutupi kedua bahunya yang ter-expose. Sungguh, ini baru pertama kalinya ia memakai pakaian seperti ini.
“Duduklah disampingku. Kau tidak pegal berdiri seperti itu?” Ujar Woohyun lembut.
"Aku tidak terbiasa dengan pakaian ini. Bagian atasnya terlalu terbuka, bagian bawahnya terlalu pendek. Sangat tidak sopan.” Keluh Saeron sambil berjalan mendekati Woohyun dan duduk disampingnya.
"Hah, dasar gadis norak. Kau tidak lagi hidup dijaman Joseon. Biasakanlah. Pakaian itu sangat cocok untukmu. Aku senang melihatnya.”
"Benarkah? Baiklah. Aku akan terus memakai pakaian ini kalau begitu.” Saeron tersenyum dengan ceria. Berbeda sekali dengan ekspresinya yang tadi. Benar-benar yeoja aneh.
Tak lama menunggu, bus yang mereka tunggu akhirnya datang. Mereka segera duduk dikursi yang paling belakang. Woohyun duduk didekat jendela, sedangkan Saeron duduk disampingnya. Tidak ada percakapan yang terlontar selama perjalanan.
Hingga akhirnya datanglah seorang namja yang lumayan tampan dengan kemeja berwarna putih dan celana bahannya yang berwarna hitam. Kemejanya ia gulung hingga batas siku serta sebuah tas hitam yang bergelayut dikedua bahunya. Pemuda itu terus saja memandangi Saeron. Menulusuri setiap lekuk tubuh gadis itu dengan mata nakalnya. Saeron yang tidak mengerti apa-apa hanya melemparkan senyum kepada pemuda itu. Sementara Woohyun yang menyadarinya langsung memarahi pemuda itu.
“Ada yang salah dengan kekasihku?” Tanya Woohyun dengan nada tinggi sambil merangkul Saeron.
Pemuda itu langsung menundukkan pandangannya dan membalikkan tubuhnya. Tidak ingin mendapatkan masalah lebih besar ditempat umum seperti ini. Sementara Woohyun masih terlihat kesal dengan wajahnya yang mulai memerah seperti kepiting rebus.
Karena terkejut, Saeron lantas menolehkan pandangannya kearah Woohyun yang saat itu masih merangkulnya. Woohyunpun balas menatap.
Kedua pasang netra itu saling menatap untuk beberapa detik, hingga ahkirnya Woohyun yang terlebih dahulu memutuskan kontak mata itu lalu sedikit bergeser menjauh.
Ia melepas jaket jeans nya, lalu meletakkannya diatas pangkuan Saeron. Berusaha untuk menutupi paha putihnya yang ter-expose.
"Na micheoseo? Mengapa aku peduli dengannya? Babo.” Rutuknya dalam hati sambil memukul-mukul kepalanya. Sementara Saeron hanya bisa memandangi Woohyun dengan tatapan penuh tanya.
***
Mereka berdua akhirnya sampai ditempat yang dituju. Yongdusan Park. Salah satu kawasan yang menyajikan banyak pemandangan yang indah. Salah satu ikon terkenalnya adalah Busan Tower. Dari atas menara tersebut, mereka dapat melihat pemandangan Kota Busan. Sangat indah. Dibawah tower tersebut, tertata bunga-bunga cantik beraneka warna. Banyak sekali merpati liar yang tinggal di area terbuka didekat menara tersebut. Membuat pemandangan sekitarnya menjadi lebih indah.
Saeron hanya bisa diam memandangi keindahan ditempat tersebut. Kedua matanya terlihat berbinar, menandakan ketakjubannya pada tempat yang baru pertama kali ia kunjungi.
“Kau menyukainya?” Tanya Woohyun tersenyum. Yang membuatnya menjadi semakin terlihat tampan.
“Eumh…” Jawab Saeron singkat sambil menganggukkan kepalanya. Namun pandangannya masih tetap fokus menikmati keindahan sekitarnya.
“Ayo, aku akan mengajakmu naik keatas menara itu.” Seru Woohyun sambil menggandeng tangan Saeron tanpa ijin. Sementara yang digandeng hanya bisa tersenyum cerah, memperhatikan jari-jemarinya yang namja itu genggam.
“Kau lihat? Pemandangan diatas sini bahkan lebih indah lagi.”
“Eumh, aku tahu itu. Gomawo.”
Merekapun akhirnya memutuskan untuk menghabiskan hari mereka ditempat yang indah itu. Tempat yang dulu pernah Woohyun kunjungi bersama ayah dan ibunya saat ia berusia 5 tahun. Ia masih ingat dengan jelas bagaimana takjubnya ia ketika pertama kali melihat taman seluas ini. Saat pertama kali menaiki menara yang sangat tinggi ini dan memberi makan burung-burung yang terbang bebas disekitar menara tersebut.
Sungguh, ini adalah hari yang indah untuknya. Sekali lagi, kebahagiaan itu tercipta dari tempat ini. Meskipun Woohyun masih belum bisa mengetahui asal usul yeoja itu dengan jelas, namun ia bisa merasakan kebahagiaan saat bersamanya. Kebahagiaan dan kenyamanan yang sudah lama tidak ia temui selama 14 tahun terakhir hidupnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Love From The Sky (END)
FanfictionKehilangan orang yang sangat berharga dalam hidup memang sangat menyakitkan. Membuat kita jatuh, terpuruk dan tak berdaya. Namun, kehilangan juga mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas apa yang masih kita miliki hingga detik ini. Karena, ketik...