제 16 회

248 30 3
                                    

Masih side story.
Happy reading ^^
***

Jam diatas dinding ruang gedung DW Entertaiment sudah menunjukkan pukul 8.15 a.m. 45 menit lagi audisi akan segera dimulai. Woohyun merasa sangat gelisah saat menunggu didepan sebuah pintu bertuliskan 'Audition Room'. Mimpinya untuk menjadi seorang penyanyi akan dimulai dari sini. Meskipun ia optimis bisa melewati tahap audisi ini, namun perasaannya terasa begitu aneh. Disaat-saat seperti ini, bayangan tentang Saeron mulai menyelimuti hatinya.

Sambil menenangkan pikirannya, Woohyun segera menyumbat kedua lubang telinganya dengan earphone berwarna biru langit favoritnya dan mulai tenggelam dalam lagu yang terputar dalan playlist-nya.

The moment I’ve always dreamed about breaks down
And after everyone I believed would stay by me, leaves
I’m left alone. You, who came to me
who was full of loneliness and hurt

Suara merdu Kim Sunggyu dengan lagunya yang berjudul 'I Need You' mulai menggema ditelinga Woohyun. Pikirannya kembali fokus pada satu nama yang saat ini sangat ia rindukan, Saeron.

Can’t you hold me
Can’t you hold my hand
I need you now, I need you now
Please help me so that I can say
goodbye to everyone
and bid farewell with a smile I need you

Semakin ia resapi lagu tersebut, perasaannya semakin sakit dan sesak. Ia sangat membutuhkan kehadiran Saeron disisinya. Menggenggam tangannya dan mengatakan padanya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Menyemangati hatinya yang saat ini terasa begitu jatuh.

Can’t you hold me
Can’t you hold my hand
I need you

Airmatanya mulai mengalir semakin deras saat ia mengingat tiap-tiap kejadian yang selalu ia lewati bersama yeoja itu. Betapa berwarna hari-harinya saat itu. Meskipun mereka berdua sering bertengkar, namun hanya bersama Saeron, Woohyun merasa nyaman untuk mencurahkan segala masalah yang selama 14 tahun ini ia pendam. Ya, hanya bersama Saeron.

Lamunannya tiba-tiba saja berhamburan saat seseorang menepuk bahu kanannya. Woohyun segera membuka matanya dan melepas earphone yang masih bertengger dikedua lubang telinganya.

"Maaf, apakah anda Nam Woohyun dari Busan?" Tanya seorang yeoja cantik dengan kemeja berbahan satin berwarna putih serta rok sepan selutut berwarna hitam. Rambutnya digulung tinggi diatas kepalanya memamerkan leher putih susunya yang jenjang. Ada sebuah papan nama kecil tersemat disebelah kiri kemeja satin putihnya yang bertuliskan 'Kim Sohyun'.

"Ah, benar..." Woohyun berpikir sebentar dan memusatkan perhatiannya pada papan kecil tersebut, "...Sohyun-ssi."

"Presedir Jang sudah menunggu diruangannya. Mari ikut saya." Ujar yeoja cantik yang bernama Sohyun itu sopan.

"Bukankah audisi akan segera dimulai?" Tanya Woohyun bingung.

"Lebih baik anda menemui Presedir Jang terlebih dahulu dan mendengarkan penjelasannya." Sohyun segera berjalan menuju ruangan Presedir Jang, sang pemilik DW Entertainment, di lantai 3 gedung tersebut. Sementara Woohyun hanya bisa mengekor dengan wajah bingung menuju sebuah lift yang terletak tak jauh dari ruang tunggu.

Setibanya disana, Sohyun segera menyilahkan Woohyun untuk masuk sendiri kedalam sebuah ruangan yang terbuat dari kaca buram yang tebal, "Silahkan anda masuk."

Dengan hati yang berdebar, Woohyun segera membuka pintu tersebut lalu berjalan menghampiri seorang pria yang masih terlihat muda yang sedang duduk dikursinya, menanti kedatangan Woohyun.

Ruangannya begitu luas dan terasa begitu nyaman dan sejuk. Meja kerjanya yang berwarna hitam itu nampak rapi, meskipun ada banyak tumpukan kertas diatasnya. Kedua mata Woohyun membulat ketika melihat sebuah papan yang terbuat dari kaca diatas meja pria tersebut. Jang Dongwoo. Nama namja tersebut. Si pemilik DW Entertainment.

"Selamat pagi, Presedir Jang. Saya Nam Woohyun." Seru Woohyun sambil membungkukkan tubuhnya 90° dihadapan namja tersebut untuk memberi hormat.

"Duduk lah." Balas Presedir Jang tersenyum, "Aku tahu, kau pasti bingung mengapa kau bisa berada disini. Sederhana saja, aku ingin kau menandatangani kontrak ini."

"Hng? Kontrak?" Kebingungan yang Woohyun rasakan mulai bertambah saat mendengar kalimat yang keluar dari mulut Presedir Jang.

"Ya. Kontrak untuk bergabung dengan DW Entertainment. Apakah kau tidak mau?"

"Bukankah aku harus melewati audisi terlebih dahulu?"

"Sepertinya, kau tidak membutuhkan itu. Aku sudah tahu tentang bakatmu dalam bernyanyi dan memainkan alat musik. Aku sangat terpesona akan hal itu."

Kedua alis Woohyun mulai menyatu. Ia benar-benar bingung saat ini. Apakah semudah ini untuk bergabung dengan DW Entertainment? Sungguh ia sama sekali tidak menyangka akan melalui semua ini dengan begitu mudahnya.

"Baiklah." Woohyun segera membaca semua kalimat yang berada diatas kertas kontarak tersebut dengan teliti. Setelah yakin akan keputusannya itu, ia segera menandatangani kontrak tersebut.

"Selamat bergabung di DW Entertainment." Ujar Presedir Jang sambil mengulurkan tangannya.

"Terima kasih Presedir Jang." Balas Woohyun sambil menjabat tangan Presedir Jang sopan.

Tanpa melewati tahap audisi, Woohyun akhirnya diterima di menejemen tersebut. Perasaannya begitu bahagia saat ini. Andai Saeron ada bersamanya, kebahagiaan itu pastinya akan terasa sangat lengkap.

"Chukhae, Woohyun-ah." Seru Jiyeon yang langsung menghamburkan tubuhnya saat mengetahui kalau Woohyun telah berhasil bergabung dalam menejemen tersebut.

"Gomawo, Jiyeon-ah. Gomawo, untuk selalu berada disisiku selama ini dan mendukungku." Woohyun lalu membalas pelukan hangat dari sahabatnya itu.

Woohyun sangat merasa bersyukur karena tuhan mengirim sahabat yang baik seperti Jiyeon untuknya. Selama ini, Jiyeon tidak pernah sekalipun membuatnya terluka. Yeoja itu selalu punya cara untuk membantunya melewati semua kesulitan yang tengah ia hadapi. Yeoja itu, sangat berarti dalam hidupnya. Jiyeon yang selalu menguatkan Woohyun saat ia kehilangan kedua orang tuanya dan saat ia kehilangan Saeron dalam hidupnya. Jiyeon yang selalu meyakinkannya kalau suatu hari nanti, Saeron pasti akan kembali.

Woohyun melepaskan pelukannya. Menatap hangat sahabatnya itu.

"Jangan menangis, Jiyeon-ah. Aku tidak tahan melihatmu menangis seperti ini." Ujar Woohyun sambil menghapus airmata yang mengalir dipipi yeoja itu.

"Aku pasti akan merindukanmu Woohyun-ah. Baik-baiklah disini, kalau ada waktu luang, jangan lupa kunjungi aku di Busan." Balas Jiyeon, masih dalam isakan tangisnya. Hatinya terasa begitu sakit saat tahu ia harus berpisah dari sahabat kesayangannya itu.

Ya, karena Woohyun sudah bergabung dengan DW Entertainment, otomatis ia akan menjadi trainee dan berlatih disana sebelum debutnya. Karena jarak Busan dan Seoul terpaut begitu jauh, pihak menejemen sudah menyediakan sebuah dorm untuk Woohyun didekat gedung DW Entertainment agar memudahkannya untuk latihan disana. Hal itu pastinya harus memaksa Jiyeon untuk hidup berjauhan dengan Woohyun.

"Aku pasti akan menemuimu lagi, Jiyeon-ah. Berhentilah menangis." Ujar Woohyun, lalu memeluk yeoja itu lagi.

"Janji?" Jiyeon segera melepaskan pelukan Woohyun dan mengudarakan kelingkingnya dihadapannya.

"Umh, janji!" Woohyun lalu mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking milik Jiyeon.

"Entah apa yang akan terjadi setelah ini. Saeron-ah, apakah kau melihatku dari atas sana? Kembalilah segera. Aku merindukanmu. Sangat." Batin Woohyun menggumam resah. Pasalnya, hatinya masih terasa begitu ngilu saat ia terus mengingat Yeoja itu. Ia masih belum rela melepaskan Saeron dalam hidupnya. Tidak akan pernah rela

***

Jangan lupa tinggalkan jejak ^^

Love From The Sky (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang