제 17 회

212 34 4
                                    

Happy reading ^^
***

"Abeoji, ijinkan aku kembali kebumi untuk menemui Woohyun. Aku sangat merindukannya." Rengek Saeron saat menemui Lord Kim didalam ruangannya.

"Jauhi namja itu, Saeron-ah. Akan sangat berbahaya kalau kau kembali menemuinya." Balas Lord Kim.

"Keundae waeyo, abeoji? Bahaya apa yang akan ditimbulkan kalau aku kembali bertemu dengannya?" Saeron terus mendesak abeoji-nya agar mau sedikit tebuka perihal mengapa ia tidak boleh bertemu lagi dengan Woohyun. Namun sepertinya itu sia-sia belaka.

"Sudahlah, lebih baik kau fokuskan pernikahanmu dengan Myungsoo saja."

"Tapi aku tidak mencintainya, abeoji!!"

"Jangan berani menentangku, Saeron-ah. Selama ini kau sudah terlalu bebas. Aku hanya tidak ingin terjadi hal buruk padamu. Itu saja." Lord Kim terlihat begitu kesal saat itu. Nada bicaranya mulai meninggi saat Saeron masih belum bisa menerima pernikahannya yang akan diselenggarakan sebentar lagi.

Saeron mendengus kesal saat Lord Kim keluar dari ruangannya. "Abeoji menyebalkan!!", Perasaannya begitu sakit saat kembali memikirkan apa yang baru saja diutaran oleh abeoji-nya itu. Pernikahannya sebentar lagi akan berlangsung. Entah apa yang harus ia lakukan saat ini. Myungsoo sudah pasti tidak bisa menolak perintah dari abeoji-nya.

"Aarghhhh" Teriak Saeron frustasi sambil mengacak-acak surai hitamnya.

Saeron lalu kembali kekamarnya. Menutup pintunya rapat-rapat, lalu terkulai lemah diatas kasur lantainya. Airmatanya tidak bisa berhenti sedari tadi. Seandainya saja dulu ia memanfaatkan waktunya dibumi dengan baik saat bersama Woohyun. Seandainya saja ia tidak terlambat menyadari perasaan yang selama ini ia rasakan. Seandainya saja masih ada waktu dimana ia bisa mengutarakan semua perasaannya pada namja itu. Ah, seandainya.

Perasaan Saeron begitu hancur saat ini. Bagaimana bisa abeoji-nya tega melakukan semua ini? Mengapa abeoji-nya melarangnya untuk bertemu dengan Woohyun? Mengapa akan ada bahaya besar jika ia kembali bertemu dengan namja itu? Rahasia apa yang sebenarnya disembunyikan oleh abeoji-nya? Terlalu banyak pertanyaan yang mulai memenuhi pikirannya. Perasaannya kacau, pikirannya kacau pun hidupnya kacau. Semua tak lagi sama. Sungguh sangat berbeda dan memuakkan pikirannya.

***

Woohyun mengangkat koper besar birunya menuruni tangga kamar menuju ruang tamu. Kang Ahjumma, Jiyeon dan Park Ahjussi sudah menunggunya disana. Ini adalah sebuah perpisahan yang begitu menyedihkan untuk Woohyun. Ia harus segera kembali ke Seoul untuk memulai trainee nya. Memulai hidup barunya disana.

Kang Ahjumma masih saja menangis semenjak kepulangannya dari Seoul kemarin. Ia merasa begitu sedih, melepaskan kepergian Woohyun yang selama ini sudah dianggapnya sebagai anak. Selama 14 tahun Kang Ahjumma selalu setia bersama Woohyun. Menemaninya, mengajarinya, menyekolahkannya dan mengurus semuanya. Sudah pasti ia akan merasa sangat kehilangan.

"Ahjumma, sudahlah. Jangan menangis lagi. Aku pasti akan mengunjungimu nanti." Ujar Woohyun, menenangkan yeoja tua itu yang tak bisa berhenti menangis.

"Aku pasti akan merindukanmu, Woohyun-ah." Kang Ahjumma lalu memeluk Woohyun erat. Melepaskan semua rasa sakit yang selama ini ia rasakan.

"Akupun begitu, Ahjumma."

"Woohyun-ah, jangan lupakan Ahjussi disana. Datanglah kerestoran kapanpun. Pintu selalu terbuka untukmu, bocah nakal!!" Ujar Park Ahjussi yang langsung memeluk Woohyun. Menepuk-nepuk bahunya memberi semangat. Park Ahjussi sudah ia anggap seperti appa-nya sendiri. Ia begitu baik dan hangat. Woohyun sangat bahagia dan bersyukur. Tuhan mengirimkan begitu banyak orang-orang yang baik disekitarnya.

Love From The Sky (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang