"Aku tidak suka gadis tomboy."
Kata-katanya 8 tahun lalu masih terngiang jelas di kepalaku. Saat itu aku masih duduk di bangku kelas 3 SD.
Ya, aku sudah mengenalnya selama itu, dan selama itu pula dia mengabaikanku.
Waktu itu dia murid pindahan, aku melihatnya sendirian dan berbaik hati menawari untuk main bersama, tapi yang kudapati malah tatapan tajam dan kalimat yang akhirnya merubah diriku hingga saat ini.
Dulu setelah dia mengatakan itu, aku langsung berubah drastis, merubah penampilanku, berusaha terlihat manis di depannya, bahkan aku selalu menempel padanya seperti ubur-ubur.
Lalu saat dia lulus dan akan masuk Sekolah Menengah Pertama, aku masih ingat dengan sangat jelas, aku berhamburan memeluknya sambil menangis sesenggukan.
Astaga.. aku dulu polos sekali. Rasanya lebih baik operasi plastik saja kalau ingat tentang hari itu.Dan kalian tahu apa yang dia katakan?
"Aku tidak suka gadis cengeng."
What the hell!? Kenapa baru sekarang aku sadar kalau dia benar-benar jahat?
Dan bodohnya lagi aku langsung pura-pura tersenyum manis di depannya.Lalu dia bilang akan masuk SMP Seoul, aku langsung semangat.
"Aku janji akan masuk SMP Seoul juga supaya bisa ketemu sama Kyungsoo sunbae lagi!"
Ah begitu mirisnya ya nasib hayati dulu? Mengagumi tanpa di cintai.
Dan dia menjawab dengan sarkatisnya,
"SMP Seoul tidak akan menerima gadis bodoh sepertimu."Ohh~ Ma Hearteuuu~~~
Sekarang aku sudah memukul-mukul dada sendiri, sakit sekali mengingatnya. Dia mengatakan hal itu ke murid yang selalu dapat peringkat satu, Ya Tuhan! Yah aku tahu dia lulus SD dengan nilai tertinggi se-Provinsi.Akhirnya aku masuk SMP Seoul juga. Bahagia akhirnya bisa bertemu Kyungsoo-ku sayang lagi, yah padahal setiap pagi selalu menunggunya yang mau berangkat sekolah di depan komplek.
Oh kenyataan memang tidak seindah impian. Niatnya bisa akrab seperti dulu lagi, nyatanya, bertemu saja aku sudah tidak bisa menatap matanya, dia masih senang sendiri, aku ingin sekali menemaninya, tapi kukira aku sudah mulai punya rasa gengsi saat itu.
Sampai suatu ketika, aku terpilih menjadi wakil ketua Organisasi Siswa Sekolah dengan Ketua Umum Do Kyungsoo.
JRENG~
Seperti ada yang memainkan kord augmented berkali-kali di benakku.
Kalian tahu, dia selalu bertingkah asing, seperti tidak pernah mengenalku sama sekali, yang dibicarakan olehnya hanya tentang acara sekolah, anggaran dana, visi misi, buku perencanaan, atau hal-hal lain yang menurutku tidak penting sama sekali. Tentu saja yang paling penting itu perasaanku.
Apa dia benar-benar tidak ingat alasanku masuk SMP Seoul? Janjiku itu apa hanya terdengar seperti omongan balita baginya?
Apa ada yang ingin memainkan kord minor untukku sekarang?Dan akhirnya dia lulus, masa bakti setahun yang sangat menyiksa bagiku. Dia dapat peringkat satu lagi, bedanya kali ini tingkat Nasional. Oh, aku jadi paham kenapa dia dulu bilang aku ini 'gadis bodoh'.
Waktu itu aku baru saja selesai paduan suara mengisi upacara kelulusan. Saat keluar dari backstage, tanpa sengaja aku berpapasan dengan Kyungsoo sunbae. Lewati tidak ya?
"Hera~ya."
"Ah ya sunbaenim?"
Sial, apa aku merespon terlalu cepat sehingga terlihat aku memang mengharap dia menyapaku saat itu?
Tunggu dulu, apa saat itu dia memanggilku dengan informal? Astaga, aku baru ingat biasanya dia memanggilku 'Hera~ssi, atau Choi Hera~ssi'. Kenapa banyak hal yang baru kusadari sekarang?"Jangan lupa uruskan surat kepada kepala sekolah untuk acara pentas seni yang akan datang."
Aku hanya mengangguk-angguk mengiyakan. Benar kan, yang ada di kepalanya memang hanya ada sekolah, belajar, sekolah, belajar. Pantas saja dia selalu sendirian dan tidak punya teman, dia tidak punya selera bicara yang bagus.
"Kau sudah bekerja keras setahun ini."
"Terimakasih, sunbaenim juga telah bekerja keras." Aku membungkuk singkat, formalitas saja. Sepertinya dia sedang berusaha berpamitan sebagai atasanku, jadi setidaknya aku juga harus membalas pamitannya sebagai seorang wakilnya kan?
"Kerjamu tidak buruk,"
Apa barusan itu, dia memujiku?
"Aku akan masuk Seoul S High School."
Aku sedikit tercengang mendengarnya, aku bahkan tak menanyakan hal itu. Dan setelah itu, kali pertama dalam hidupku, melihatnya tersenyum secerah dan semanis itu di depanku. Ah wajahku pasti memerah membayangkannya sekarang, dan selalu memerah.
"Ne sunbaenim?" Aku bingung, tidak tahu maksudnya mengatakan hal itu padaku, tentu saja.
"Kuharap kau bisa masuk sana juga."
"Ye?" Aku mendelik, semakin bingung lagi.
Sebelum aku bertanya lebih lanjut, temannya sudah memanggilnya terlebih dahulu, dan dia pergi tanpa mengatakan apa pun lagi. Rasanya saat itu aku ingin meloncat kegirangan, berteriak dan memberitahu dunia bahwa,
'Do Kyungsoo berharap aku satu sekolah dengannya!'
KAMU SEDANG MEMBACA
Kyungsoo-ku Sayang
Short Story👉SLOW UPDATE👈 Do Kyungsoo. Sunbae yang kusuka sejak kelas 3 SD.