***
"Mau kemana?" Tanya Shan yang melihatku buru-buru membereskan buku dan alat tulis saat bel istirahat baru saja berbunyi.
"Makan," ujarku singkat sembari mengeluarkan tas kecil dari dalam tas.
"Semangat sekali." Aku tahu benar dia sedang mengejekku sekarang.
"Aku duluan ya!"
Shan hanya mengangguk saja. Mungkin kesal karena jam pertama tadi sudah mendapat hukuman dari Kyuhyun saem, aku jadi teringat lagi.
"Dia seksi sekali." Bisikku pada Shan.
"Ya Tuhan! Choi Hera kau telah terkena guna-guna! Sungguh! Demi apa pun-"
"Cornelya Jeanshan! Cepat berdiri di koridor selama satu jam penuh! Sekarang juga!"
Shan sama sekali tidak bisa membantah Kyuhyun saem yang entah sejak kapan sudah berada di meja guru. Aku merasa kasihan, tapi terkikik juga. Salahnya sendiri selalu heboh dan mengeluarkan suara sekeras speaker bel sekolah.
***
Sudah lebih dari 15 menit aku duduk di bangku panjang pinggir lapangan kemarin, dan dia masih tidak muncul juga. Kemarin aku sudah bilang dengan jelas kan kalau aku akan menunggunya di sini lagi saat jam istirahat?
Padahal aku sudah membawa susu vanilla kesukaannya. Coba tunggu saja sebentar, dia pasti akan datang.
"Hera~ya."
Nah, benar kan, pucuk dicinta ulam pun tiba. Aku tersenyum ke arahnya yang berjalan cepat. Dia duduk di sampingku dengan dada naik turun cepat mengatur nafas.
"Aku harus membantu wali kelas menyelesaikan susunan data murid untuk Ujian Nasional."
Dia menyandarkan punggung pada sandaran bangku, memejamkan mata dan mendongakkan kepala. Keringat yang membasahi dahinya sudah cukup memberi jawaban bahwa dia berlari selama perjalanan kemari.
Aku hanya diam saja, memperhatikan tiap lekuk wajahnya yang menurutku nyaris sempurna. Tidak, sangat sempurna, aku suka sekali tiap bagian pada dirinya. Senyumku tidak tahu sudah selebar apa, memandangnya dari jarak sedekat ini rasanya tubuhku bisa meledak kapan saja.
Dia menegakkan punggung, membenarkan letak kacamata minusnya, kemudian memandangku diam.
"Mau bolos satu jam pelajaran?"
Aku mengerjap, tidak yakin dengan apa yang dikatakannya barusan.
"Ne?""Ayo." Dia beranjak.
"Kemana?"
"Ke tempat yang lebih tenang."
Disinilah kami pada akhirnya, di sebuah sudut sekolah yang sama sekali tak pernah jamah. Seperti beranda tidak terlalu luas yang berada di atap sekolah. Aku mendesah pelan, udaranya segar sekali, dari sini aku bisa melihat seluruh taman belakang sekolah dengan jelas, tapi ini, tinggi sekali.
Saat aku berbalik, kulihat dia duduk bersandar pada pagar semen pembatas yang tak terlalu tinggi, dengan tenang meminum susu vanilla yang kubawa untuknya, aku belum bilang, tapi dia tahu benar kalau aku benci susu vanilla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kyungsoo-ku Sayang
Short Story👉SLOW UPDATE👈 Do Kyungsoo. Sunbae yang kusuka sejak kelas 3 SD.