14. Deer

1.3K 172 7
                                    

Seoul, Feb 2, 2017
05.40 am

Riing.. riing..

Choi Hera meraba-raba nakas di sampingnya, mengangkat panggilan itu tanpa peduli siapa sang penelepon dan dengan kedua mata yang masih terpejam.

"Ya?" Sapanya dengan suara parau.

"Kau di mana?"
Suara seorang pria terdengar di sebrang sana.

"Rumah, kenapa?"

"Kalau 30 menit lagi kau tidak sampai di bandara, aku akan kembali ke China."

"Hm.. okei."

"Yak! Aku serius!"

"Hm.. iya. Oppa!?" Matanya melebar sempurna sekarang.

"Sudah sadar?"

Hera segera bangkit dari tidurnya, mematikan sambungan secara sepihak, lalu masuk ke dalam kamar mandi. Tak sampai 5 menit kemudian dia sudah keluar dari kamar dengan dandanan seadanya-benar-benar seadanya- bahkan diwajahnya masih ada bekas bantal yang kentara.

"Sial! Bagaimana aku bisa lupa?" Gerutunya terus sepanjang perjalanan menuju garasi. Sumpah serapah lainnya juga tak berhenti keluar dari mulutnya setelah keluar dari rumah.

Mobilnya melaju di jalanan kota Seoul yang masih sepi dan gelap dalam kecepatan tinggi, sepertinya kebiasaan menyetir Kyungsoo mulai menulari dirinya.


Incheon International Airport
Feb 2, 2017
05.42 am

Pria berperawakan tak terlalu tinggi, kulit putih pucat, rambut hitam pekat, dagu lancip, memiliki kriteria wajah masuk dalam kategori imut dan manis, pakaian musim dinginnya yang tebal, serta ponsel hitam di genggamannya itu mendesah untuk kesekian kalinya.

"Ah dinginnya," Gumamnya.

Matanya terus mengitari sekeliling, barangkali orang yang sedang ditunggunya itu telah tiba, tapi sepertinya orang itu tidak mungkin tiba dalam waktu 2 menit kecuali dia punya sesuatu seperti pintu ajaib doraemon?

Pria itu tersenyum geli karena pikirannya sendiri. Kemudian dia mulai memikirkan bagaimana gadis itu sekarang, apa sudah lebih tinggi? Apa sudah semakin cantik? Apa terlihat persis seperti di majalah yang terakhir kali dibacanya? Apa sudah memiliki kekasih?

Pertanyaan yang muncul terakhir pada otaknya itu membuatnya sedikit takut, tapi mendengar bagaimana respon gadis itu ditelepon tadi, sepertinya belum, atau sudah?

Tapi salah satu kenyataan yang tidak mau diakuinya saat kembali ke negara ini, Choi Hera.

"Oppa!"

Belum sempat melihat, sesuatu itu baru saja menabraknya dengan keras, melilit pinggangnya erat-erat seakan enggan melepaskan diri.

"Aku merindukanmu!"

Pria itu menghela nafas pelan, air mukanya berubah ketika sadar siapa orang yang sedang memeluknya saat ini. Dia balas memeluk gadis itu, senyumnya mengembang dengan sempurna.

"Aku juga." katanya dengan suara yang nyaris tak terdengar.

"Kenapa tidak menelepon lebih awal? Kau kan jadi menunggu lama begini!"

"Aku suka kok,"

"Suka bagaimana? Aku sampai nyaris membelah jalan raya tadi!"

"Aku suka menunggumu."

Kedua tangan Hera reflek menjauh dengan cepat, dia membenarkan rambutnya sembari berdehem pelan.
"Jangan membahas hal itu."

"Membahas apa? Aku hanya bilang aku suka menunggumu di sini, meskipun lumayan dingin juga."

"Tidak, matamu tidak berkata seperti itu!"

"Yah... kelihatan sekali ya? Jadi, aku disuruh berhenti menunggu?"

Hera menghentakkan kakinya ke lantai pualam yang dingin, wajahnya terlihat kesal setengah mati.
"Kenapa baru datang dan langsung membuatku kesal?"

Pria itu mengusap puncak kepala Hera dengan gemas, lalu menangkup kedua pipi gadis itu, memainkannya seperti mainan lamanya yang telah hilang dan kembali.

"Tentu saja, aku sudah menunggumu selama 5 tahun dan sepertinya masih akan dapat jawaban yang sama. Apa kau masih menyukai sunbaemu itu?"

Tiba-tiba sebuah senyum lebar menghiasi bibir Choi Hera.
"Kami sudah resmi pacaran."

"Woah! Sialan juga anak itu, rasanya ingin kubunuh saja."

"Langkahi dulu mayatku!"

"Harusnya kan sang pria yang berkata begitu."

Hera hanya mengedikkan kedua bahu lalu berjalan lebih dulu, pria itu mengekor setelah menggeret koper besarnya.

"Hei, jadi aku sudah tidak punya kesempatan lagi?"

"Kau kira main monopoli?"

"Yak! Hera~yaa..."

"Astaga, jangan seperti balita!"

"Ayolah beri aku satu kesempatan lagi, ya ya?" Pria itu masih berusaha menggodanya dengan wajah memelas dibuat-buat.

Hera tidak tahan dan akhirnya tertawa keras, sampai memukuli lengan pria itu tanpa ampun.
"Hahahaha..."

"Anak ini!"

Dan akhirnya mereka malah saling memukul.

"Yak! Luhan oppa!" Jerit Hera ketika kepalanya terkunci oleh lengan pria Cina itu yang langsung memosisikan jarinya di depan dahi Hera.

"Rasakan jurusku! Hyaaa~"

Takk.. sebuah sentilan maut mendarat dengan sempurna di dahi mulus Hera.
"Sakit bodoh! Rusa Cina sialan!"

***

"Sayang,"

Mata Hera melotot, dia berbalik, mendapati Do Kyungsoo berdiri di antara rak buku perpustakaan dengan sorot mata tajam, aura gelap seakan mengelilingi tubuhnya.

"Kyung? Sejak kapan kau-"

"Pagi ini aku menjemputmu di rumah,"

Hera seakan mengerti kemana arah bicara Kyungsoo, dia menarik nafas dalam sebelum mencoba kembali mendengarkan kekasih tersayangnya itu.

"Jang ahjumma bilang kau sudah berangkat, tidak biasanya kau berangkat sepagi itu."

"Aku hanya ingin berangkat lebih awal."

"Setidaknya beritahu aku terlebih dulu, kau bisa telepon atau hanya kirim pesan."

Hera hanya bergeming dan mengangguk-angguk, lalu kembali mencari buku biologi yang masih belum didapatnya.

"Kau mengabaikanku dua hari ini."

Hera menghela nafas pelan setelah mendapatkan buku yang di carinya, dia mencoba memasang senyum senatural mungkin pada Kyungsoo.
"Tidak aku hanya sedikit lelah karena banyak tugas."

"Dan keluar dengan pria Cina itu?"

Mendengar Kyungsoo mengatakan itu seperti kiamat kecil baginya. Tangannya menggenggam buku dengan erat, raut wajahnya mulai bercampur aduk, lidahnya mendadak kelu, badannya berdiri kaku di tempat.

"Aku sama sekali tidak keberatan kau pergi dengan pria lain, tapi aku ini kekasihmu, jangan membuatku salah paham."

"Kyung..."

"Demi Tuhan," Kyungsoo mendesah keras, lalu melanjutkan,
"Siapa dia?"



To be continued...

Hello gengs! Ada yang kangen sama saya? Mwehehehehhh...
Lagi males cuap cuap deh eyke. Intinya jangan lupa VOTE dan COMMENT ya!
Thanks for reading^.^

Kyungsoo-ku SayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang