Sudah berapa lama ya?
Setahun?
Dua tahun?
Atau malah sudah lewat 3 tahun?
Aku masih ingat dengan jelas bagaimana wajahnya saat itu, saat kukatakan bahwa aku harus pergi ke Amerika.
"Ya, belajarlah yang rajin."
Kata-katanya saat itu masih terngiang di kepalaku, suara berat dengan nada datar seolah tak peduli bahkan jika aku pergi ke dunia lain. Ia tidak menahanku, tidak marah, tidak komentar, sama sekali.
Do Kyungsoo, ya? Apa sekarang aku perlu memanggilnya Aktor Do? Perannya di film yang terakhir kali kulihat sangat keren, bahkan aku tak yakin bahwa lelaki itu sempat menjadi pacarku, walau sebentar.
Kegiatan kampusku yang padat membuatku perlahan-lahan melupakannya, aku bahkan melakukan kencan buta hanya sekedar untuk menutupi namanya yang seringkali muncul dalam otakku. Yang pasti semua usaha itu sudah kuperkirakan tak akan ada hasilnya.
Menyedihkan.
Keluar dari pintu kedatangan, aku melihat sekitar, menemukan Shan dengan senyum selebar wajah berlari dan menyeruak dalam pelukanku, air dari mata dan hidungnya membasahi kaosku tanpa tahu malu.
"Huhu... Kenapa kau pergi lama sekali?" Isak gadis itu tidak peduli pada orang-orang yang berjalan melewati kami.
"Kau menangis seperti baru putus dengan Jimin saja." Candaku tentang pacar ketiganya tahun ini.
Shan melepaskan pelukan dan menangis makin menjadi-jadi, ia mengangguk dan merengek padaku,
"Iya, aku putus dengannya.. hiks...""Mati saja kau," Cibirku sembari beranjak meninggalkannya.
Kudengar ia mengumpatiku sambil terisak memalukan, aku berusaha berjalan menjauh dan bertingkah seolah tak mengenalnya.
"Kau akan tinggal di apartemen? Bagaimana dengan orangtuamu?"
"Aku kan sudah dewasa, lagipula aku juga sudah punya kesibukan sendiri." Jawabku sembari memandang ke luar jendela mobil Shan yang masih menguarkan aroma cat baru.
"Kau sudah cari apartemen?"
"Hannam The Hills,"
"WHAT!?"
Aku menyunggingkan senyum miring,
"Kenapa?""Kau pelihara tuyul? Bukan, maksudku, disana kan komplek apartemen mewah sekali, tunggu! Atau jangan-jangan kau punya sugar daddy?"
Aku tertawa keras, dari dulu ia selalu berpikiran negatif terlebih dahulu, kemudian mengutarakannya tanpa pikir panjang.
"Antarkan saja aku kesana, nona supir."
"Oh sial, sepertinya kau memang pelihara tuyul."
"Terserah."
"Dan sugar daddy, ya kan?"
"Hm.. Pilih saja yang kau suka."
"Aku serius, Choi Hera!"
"Aku lelah, menyetir saja yang benar."
"Akan kubuang kau ke Sungai Han!"
"Ya, ya, lakukan saja."
"Astaga! Tekanan darahku! Aku tak bisa bicara dengan gadis iblis ini, ya ampun!"
***
Sudah nyaris tengah malam, tapi mataku tetap tak mau terpejam, mungkin karena sudah biasa dengan udara Amerika. Semuanya terasa berbeda saat kulihat pemandangan kota Seoul dari tempatku berdiri sekarang. Semakin gemerlapan, berbanding terbalik denganku. Sembari menyesap cola dingin, kunikmati udara Seoul yang dirindukan paru-paruku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kyungsoo-ku Sayang
Short Story👉SLOW UPDATE👈 Do Kyungsoo. Sunbae yang kusuka sejak kelas 3 SD.