6. Iced Tees

830 134 0
                                    

"Kita pacaran saja."

"Kita pacaran saja."

"Kita pacaran saja."

"Kita."

"Pacaran."

"Saja.."


Suaranya tak henti terngiang-ngiang dalam telingaku, seperti kaset kusut yang terus berulang.

Kacau sudah.

Aku sama sekali tidak tahu apa yang harus kulakukan. Bahkan setelah Kyungsoo mengatakan itu, aku langsung pergi meninggalkannya, izin pulang lebih awal dengan alasan tidak enak badan.

Dan hari ini aku tidak masuk. Masih terlalu canggung untuk bertatap muka dengannya. Beruntungnya hari ini aku ada jadwal pemotretan yang memberi alasan untuk tidak masuk hari ini.

"Kau tidak tidur semalaman, Hera~ssi?"

Aku hanya tersenyum sebisanya saat makeup artist itu bertanya sembari memoles concealer tepat di bawah mataku, ada kantung hitam tebal di sana.

"Saat seumuranmu aku juga menggunakan banyak waktuku untuk memikirkan pacar." Wanita yang nyaris setengah baya itu terkekeh pelan.

"Aku belum pernah punya pacar."

Tangan wanita itu terhenti, dia memandangku sejenak dengan pandangan tidak percaya, aku tersenyum lagi.

"Pasti kau sudah menolak banyak pria ya?"

"Begitulah. Dan masih menunggu orang yang kusukai sejak sekolah dasar."

"Oh ya?"

"Hm, dia orang yang tidak bisa membuatku berpaling sedikitpun."

Wanita yang seingatku sering dipanggil Sora itu menggelengkan kepala, masih sibuk memoleskan makeup dengan lembut.

"Seperti apa orangnya sampai membuatmu tergila-gila begitu?"

"Dia hanya nerd berkacamata minus 5."

Aku melirik tajam Kang Hyeso, wanita 8 tahun lebih tua dariku yang sedari tadi duduk di sampingku itu tersenyum-senyum sendiri setelah berceletuk seenak hatinya.

Kalau saja dia tak menyandang sebagai managerku yang setia dan baik hati, sudah kupastikan akan menendang bokong sintalnya itu sampai terjungkal sekarang juga.

"Unnie, berhenti menyebutnya nerd! Dia hanya terlalu rajin membaca buku!"

"Oh ya? Pria mana yang sama sekali tidak peka kau selalu ada di sekitarnya? Uh, kalau aku jadi kau, pasti aku sudah membakar rumahnya."

"Unnie.."

Aku memilih diam saat Hyeso unnie kembali menimpali beberapa kalimat yang sudah pernah kudengar sebelumnya saat aku curhat padanya, lalu Sora ikut bicara. Kemudian mereka juga membicarakan tentang pakaian keluaran terbaru dari Iced Tees untuk pemotretan hari ini. Sepertinya hasil hari ini akan masuk majalah fashion musim panas bulan depan.

Lebih baik aku memejamkan mata sejenak, sepertinya tidur menjadi pilihan terbaik saat ini.

Tak beberapa lama kemudian kudengar suara pintu di ketuk pelan lalu terbuka.

"Oh manager Kim sudah datang!" Seru Hyeso unnie senang.

"Annyeonghaseyo.." terdengar suara berat seorang pria yang mungkin seumuran dengan Hyeso unnie.

"Silakan, silakan duduk terlebih dahulu, akan kupanggilkan perias yang lain. Hera~ya, sapa partnermu hari ini dengan baik ya."

Aku hanya mengangguk pelan, mataku terlalu berat untuk terbuka.

Setelah itu kurasa Hyeso unnie keluar dengan langkahnya yang sekeras langkah gajah diikuti suara pintu tertutup, terdengar suara Sora yang terkekeh mengejekku dengan jelas,
"Dia tidak sedang dalam mood yang bagus hari ini."

Akhirnya dengan berat hati aku membuka mataku yang lengket, tidak benar juga kalau aku bersikap egois karena masalah pribadi kan? Aku tersenyum sekilas pada seorang pria yang duduk di sampingku.

"Mari bekerjasama dengan baik-"

"Kyungsoo~ssi!!"

Aku tahu aku memekik terlalu keras, bahkan kurasa aku berteriak dengan seluruh tenagaku. Bagaimana tidak? Bagaimana jika seseorang yang tak ingin kau temui sama sekali, tiba-tiba malah duduk manis di sampingmu dengan menampilan yang luar biasa memikat?

"Mari bekerjasama dengan baik juga, Hera~ssi."

Seperti ada godam besar penuh paku tajam yang menghantam dadaku berkali-kali. Senyumnya barusan, rasanya dia orang yang sepenuhnya berbeda. Pertama kali aku melihatnya tanpa memakai kacamata, rambutnya seperti baru saja keluar dari salon dengan potongan baru yang menunjukkan dahi mulus nan indahnya, dan jangan lupa dengan pakaiannya yang stylish.

"Kalian saling mengenal?" Kurasa Sora sedari tadi memandangi kami dengan bingung.

Aku mengangguk.

"Kami satu sekolah." Ujarnya dengan senyum yang membuat bibirnya berbentuk seperti love. Ah aku paling luluh dengan senyumnya yang seperti itu.

"Benarkah?" Tanya pria yang tadi dipanggil manager Kim.

"Nah, ini dia perias Hong yang handal."

Sungguh, rasanya aku ingin melumat Hyeso unnie yang tiba-tiba mengacaukan suasana. Begitu banyak pertanyaan muncul dalam kepalaku saat ini, dan sepertinya aku harus menahan diri agar tak meledak dan memaki Do Kyungsoo habis-habisan.

Aku seperti,

Merasa dibohongi.

***

"Bagus! Yah, sedikit ke kiri, benar. Nah, Kyungsoo~ssi coba lebih dekat lagi."

Aku menahan nafas berkali-kali. Pemotretan bertema musim panas di pinggiran pantai pasir putih yang hangat. Jantungku serasa berdetak tak beraturan, pasti ekspresiku buruk sekali saat ini.

Kulihat Mr. Cha, sang photographer, mendesah berat sembari menjauhkan kamera dari wajahnya. Aku tahu dia sedang kesal.

"Hera~ya, ayolah, tak biasanya kau seperti ini. Ada apa? Apa kau sedang sakit?"

Aku menggeleng pelan.
Ya sakit, sakit hati.

"Ok baiklah, jangan terlalu canggung begitu. Aku yakin Kyungsoo~ssi bisa melakukannya dengan baik di pemotretan pertamanya ini. Jadi kau bisa membantunya, kan?"

Aku mengangguk-angguk paham.

"Baik, coba lebih dekat dan tersenyum senatural mungkin. Bermain di sana layaknya sepasang kekasih, ok?"

Uh, jantungku tertohok mati-matian.

"He~ya."

"Hmm.."

Aku berusaha tak terlalu memasukkannya ke dalam hati, berusaha berpikir bahwa dia hanya partner biasa. Partner biasa.

"Mari lakukan ini dengan baik."

"Ya, ayo lakukan dengan baik."

Mungkin aku harus berpikir sedang memakai topeng tebal saat ini. Ini bukan waktunya untuk bertindak gegabah dan menuruti hormon remajaku, bersikap profesional dan tegas sepertinya boleh juga.

Kyungsoo-ku SayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang