"Sekarang, semuanya sudah berkumpul. Kita akan melaksanakan apel pembukaan sebelum nanti kalian dipersilahkan mencari kelas kalian masing-masing" ucap seorang perempuan dengan rambut panjang terurai.
Kristen pun juga sama dengan siswa-siswi lainnya yang berbaris dengan rapih. Bedanya, di sini ia hanya sendirian, tanpa orang yang dikenalnya.
"Hai, gue Kristen. Lo?" ucap Kristen sambil mengulurkan tangannya kepada seorang perempuan bertubuh besar-over weight- yang berada persis di sampinnya.
Perempuan bertubuh besar itu pun melihat ke arah Kristen dan mengulurkan kembali tangannya untuk menjabat Kristen. "Gue Sila. Pricila Karin Digifnata." sambil tersenyum memamerkan giginya yang rapih tertata.
Akhirnya senyum itu pun tertular kepada Kristen sambil terucap dari mulutnya, "Semoga kita jadi temen baik".
"Siap". Kali ini dengan gaya ala-ala hormat kepada atasannya.
"Lucu juga lo, hahaha.."
"Kalian bisa diem?" suara seorang laki-laki yang diduga senior dari belakang berhasil membuat Kristen dan Sila terdiam seketika.
Kristen dan Sila pun hanya diam dan menahan tawa mereka agar tidak pecah dan mengganggu acara apel pembukaan tersebut.
***
Setelah acara apel pembukaan selesai, kini para siswa-siswi baru dipersilahkan untuk mencari kelas mereka masing-masing.
Kristen pun sekarang mempunyai teman, dan mereka pun memutuskan untuk mencari bersama.
Kelas IPS 1, tidak ada.
Kelas IPS 2, tidak ada.
Kelas IPS 3, tidak ada.
Kelas IPA 1, "Yes, akhirnya nemu juga." ucap Kristen dengan riang.
"Eh, tapi mana Pricila? Yahhh, kita ga sekelas, Sil. Yaudah yuk, kita cari kelas lo."Mereka pun melanjutkan pencarian mereka.
Kelas IPA 2, tidak ada.
"Ini mah, udah pasti gue IPA 3" ucap Sila, membuat Kristen hanya menepuk-nepuk lengannya yang besar dan lebar.
"Oh, iya. Nih, lo absen 24." tunjuk Kristen pada daftar nama yang tertempel di depan pintu kelas.
"Iya bener, yaudah gih lo balik. Keburu kakak OSIS-nya nyariin. Nanti pulang sekolah ketemu aja di depan kelas lo. Makasih yooo! "
"Siap dah. Yaudah, gue ke sana dulu"Sesampainya di kelas pun, para siswa-siswi baru disuruh untuk memperkenalkan diri mereka masing-masing.
Salah seorang anggota OSIS pun membawa buku absen dan mulai untuk memberitahu, "Di mulai dari absen 1 sampai seterusnya."
Kebetulan hanya ada 25 murid setiap kelas, jadi prosesnya dapat dengan mudah terlaksana.
"Kristen Allendra"
Kris pun maju dengan sedikit rasa gugup yang hinggap, namun cepat ia bisa menguasai dirinya.
"Nama saya, Kristen Allendra. Saya dari SMP Pelita Nusa, Bogor. Terima kasih"
Saat ia hendak kembali ke bangkunya, seorang perempuan, anggota OSIS pun menahannya. "Tunggu dulu, kamu dari Bogor?"
Kris pun hanya mengangguk acuh.
"Kenapa kamu pindah ke Jakarta?"
"Ck. Karna orang tua saya pindah ke sini, jadi yaudah deh, pindah."
Semua yang ada di kelas pun tercengang melihat Kristen, biasanya orang lain akan menjawab 'iya, karna saya ingin sekolah di sini' atau pun 'karna saya melihat sekolah ini unggul'.
"Jadi kamu terpaksa sekolah di sini?" ucap kakak OSIS itu dengan raut muka yang sudah berubah.
Kini atmosfer perdebatan pun mulai terasa.
"Yah, antara terpaksa dan nggak terpaksa."
"Kenapa?"
Kristen's POV
Arghhh.
Kakak OSIS satu ini cerewetnya minta ampun, kepo banget. Untung cantik.
Dengan satu tarikan nafas berat, aku pun mulai untuk berbicara, "Ya, namanya juga pindahan. Kita harus mulai bersosialisasi lagi dengan teman-teman baru, dengan lingkungan yang baru, dan dengan suasana yang baru. Saya sendiri dari lahir sudah di Bogor, sudah 15 tahun bahkan. Semua saya ada di sana. Susah untuk meninggalkan. Tapi, sekarang saya udah di sini, meskipun bukan kemauan saya, tapi memang harus dijalani. Untuk keterpaksaan, kakak pasti sudah tau jawabannya. Terimakasih."
Langsung saja aku melenggang ke tempat dudukku.
"Ish, tunggu dulu!"
"Kamu pemilik channel Krisall Dr, kan?"
Tunggu? Apa dia bilang? Krisall Dr? Itu kan channel Youtube ku. Eh, ternyata dia tau.
"Yes, you got it!" sambil memainkan lidah di mulut, hingga terdengarlah suara 'tak tok' dan mengacungkan ibu jari dan telunjuk secara bersamaan ke arahnya.
Semua mata pun tertuju pada ku dan dia. Tak ingin berlama-lama ditatap seperti itu, aku pun akhirnya melebarkan langkah ku menuju tempat duduk.
"Ehm..lo sedikit gila" ucap Flo, teman sebangku ku.
"Hehe..ngga sengaja," ucapku sambil menyengir.
Semuanya pun kembali mengarahkan kepalanya ke depan dan melanjutkan perkenalan dari anggota kelas.
***
Akhirnya setelah semua acara pra-mos telah selesai, seluruh murid berbondong-bondong untuk pulang.
Kristen pun berjalan bersama Sila dan Flo menuju gerbang sekolah.
"Lo dijemput, Kris?" tanya Flo sambil mencolok lidi ke cilok yang dibelinya.
"Iya, gue belom boleh bawa kendaraan sendiri" ucap Kristen sekedarnya.
Matanya pun sedari tadi tak luput memandangi seseorang yang sesang berdiri di depan gerbang sekolah namun bersebrangan dengannya.
"Julia, tuh" ucap Sila mengerti tatapan Kristen.
"Cantik banget sih?"
Sila dan Flo hanya memandang aneh pada Kristen. "Belok ya, lo?"
"Hmm." hanya berdehem, Kristen masih setia memandangi Julia.
Pletakkk
"Aduh, gila lo! Apaan, sih?" dengus Kris sambil mengusap dahinya, dan akhirnya memandang Sila dan Flo secara bergantian.
"Elo yang gila! Itu cewek. Cewek. Lo suka sama dia?" ucap Flo sambil melototkan matanya.
"Iya gue tau dia cewek. Kan gue cuma bilang cantik, bukannya suka sama dia." ucapnya datar.
"Untung deh, gue kira lo belok beneran!"
"Kalo gue belok, lo mau sama gue?" ucap Kristen yang dihadiahi pelototan tajam dari Flo. Ia dan Sila pun tertawa melihat ekspresi Flo seperti menahan boker.
Sampai akhirnya mobil Toyota RAV4 pun datang menghampiri, yang ternyata adalah mobil Kristen.
"Gue udah dijemput, gue duluan, ya!"
"Ti ati!"
"Awas nabrak semut"
"Hehehe, yaudah. Duluan ya!"
Mobil itu pun perlahan berlalu meninggalkan sekolah.
Sampai akhirnya Flo dan Sila dijemput.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gravity
Random"Lo punya kekuatan apa?" "Hah?" "Kenapa lo bikin gue seakan yang menahan gue di bumi ini bukan lagi gravitasi bumi, tapi, lo?" "..." --- "Dengerin gue!" "Apa lagi?! Apa lagi yang mau lo jelasin?! Hah?!" "Memang. Memang dia yang seolah menahan gue di...