Fajar mulai menyingsing seraya memperlihatkan keelokannya. Seperti tidak ingin diusik, sang penyewa kamar dengan nomor pintu 302 sudah mengantisipasinya dengan menutup penuh gorden dan meredupkan lampunya. Kamar tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah kamar yang telah disewa oleh Kristen dan Audrey. Keduanya masih memejamkan mata dengan nyamannya.
Namun, pelan-pelan Audrey terbangun merasakan mual di perutnya. Dia baru menyadari bahwa Kristen yang berada di sebelah kirinya sedang meringkuk dengan kepala tepat di depan dadanya dan bahkan menempel. Dia terkejut akan hal tersebut lalu mencoba menyingkirkan kepala Kristen. Merasa terguncang, Kristen mengerjabkan matanya . Setelah setengah sadar, dia langsung meloncat dan akhirnya terduduk di sisi lain ranjang tersebut.
"S..ss.sso..sori, gue ngga sengaja," ucapnya dengan sangat gugup. Dengan cepat, Kristen langsung menarik selimut dan melingkarkannya di tubuhnya.
Audrey pun tanpa menjawab langsung berlari ke kamar mandi dan berjongkok tepat di depan closet. Hasrat mulasnya dikeluarkan semua olehnya.
HUEKKK
HUEKKK
HUEKKKSuaranya yang sangat jelas membuat Kristen langsung menyibakkan selimut dan berlari ke arah Audrey. "Lo kenapa?" tanyanya sambil ikut berjongkok dan mengikat rambut Audrey supaya tidak ikut terjatuh. Dari suaranya terlihat bahwa Audrey sangat mual, namun, setetes pun tidak ada yang keluar dari mulutnya.
Tidak menjawab, Audrey masih mual dan ber-huek ria. Kristen yang hilang akal hanya mengambil air mineral yang telah tersedia di meja samping ranjangnya. "Coba minum dulu?" suruh Kristen.
Audrey menolaknya, kontraksinya masih terjadi. Masih menunggu Audrey, tiba-tiba ada suara bel yang menandakan adanya orang yang datang. "Bentar, ya?" ucap Kristen langsung melenggang pergi.
Seorang pelayan yang membawa makanan datang. Tanpa sengaja dia mendengar suara Audrey yang masih mual. "Ehm, excuse me, is she hangover?" tanyanya dengan sopan dan dengan rule yang telah ditetapkan pemilik hotel.
Kristen meliriknya dan mengangguk. "Ada obatnya?" tanya Kristen setengah meminta.
Pelayan tersebut mengangguk. Cepat-cepat dia memindahkan makanan dan segera mengambilkan obat yang dipinta Kristen itu. Tanpa menunggu lama, pelayan tersebut kembali dan memberikan obat tersebut kepada Kristen.
Sambil masih menunggu Audrey, Kristen berjongkok dan memeperhatikannya. Sekitar 5 menit, akhirnya mual Audrey sedikit berkurang. Kristen langsung menyodorkan air mineral yang tutupnya telah dibukanya. Perlahan-lahan, Audrey meneguknya. Kemudian, Kristen memberinya obat yang telah diberikan oleh pelayan tadi. Mungkin sudah terbiasa baginya untuk menyediakan obat pengurang rasa sakit setelah hangover kepada tamu hotel.
"Maaf, ya?" ucap Kristen penuh sesal.
Audrey menggeleng dan mulai berdiri. Dengan segera, Kristen memegang pundaknya dan ikut menuntunnya agar sampai ke ranjang. "Makan dulu gimana?" tanya Kristen lagi. Tapi, lagi-lagi Audrey hanya menggeleng sebagai jawabannya.
"Dikit aja?"
"Enggak mau. Aku minta minum aja," ucap Audrey dengan lemasnya. Kristen pun memberikannya tanpa bertanya atau mengucapkan suatu hal.
Setelah itu, Audrey mencoba untuk merebahkan diri kemudian memejamkan matanya. "Lo mau ganti baju dulu nggak?" tawar Kristen melihat Audrey masih mengenakan dress dari semalam.
"Ada?" tanya Audrey lemah.
"Di lemari pasti ada."
"Yaudah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gravity
Random"Lo punya kekuatan apa?" "Hah?" "Kenapa lo bikin gue seakan yang menahan gue di bumi ini bukan lagi gravitasi bumi, tapi, lo?" "..." --- "Dengerin gue!" "Apa lagi?! Apa lagi yang mau lo jelasin?! Hah?!" "Memang. Memang dia yang seolah menahan gue di...