"Wuzzzz"
Kristen mendelik. Dion semakin tertawa dibuatnya.
"Lo kok ngga ikut dance, Kris?" tanya Dion sambil memperhatikan Kristen yang sangat fokus dengan tim dance sekolahnya. Ya, karna ada Julia, Audrey, dan April, tentunya.
"Kakak mau liat robot nari?" jawab Kristen sarkastik.
"Hahaha dasarr" ucap Dion sambil mengelus puncak kepala Kristen.
"Wuuuu"
Plok... plokk.. plokk.. plokk..
Terdengarlah suara tepuk tangan yang meriah, menandakan berakhirnya gerakan dance tersebut.
"Pergi yuk, Kak?"
Dion mengernyit, "Udah?".
"Iyaa, lagian cuma penasaran aja sama dance sekolah hehehe" terang Kristen.
"Yaudah, mau ke mana nih?" tawar Dion kemudian.
Kristen menggeleng pelan. Dia tidak mempunyai ide. Jalan bersama Dion hanyalah refreshing tersendiri baginya. "Keliling mall ajalah, Kak" usulnya sembarangan.
Dion mengangguk dan mereka pun memutuskan untuk sekedar look around.
"Kris mau coloring nggak?" tanya Dion tiba-tiba.
"Hah? Apaan?"
"Rambut"
"Gila"
Kristen acuh dan kembali berjalan.
"Kak, uang cash lo ada berapa?" tanya Kristen. Mereka masih sibuk berjalan tanpa mampir ke satu toko pun. Alasan simpel, Kristen yang tidak mau.
"Sepuluh ribu, dua ribuan semua. Kenapa?" ucap Dion sangat tenang.
Kristen menganga, "Bawa duit cuma buat parkir?!".
"Hahaha, iyaa.. tapi di kartu banyak kok.." ucapnya sombong sambil menaikkan alisnya.
Kristen mendelik melihatnya.
"Kenapa? Mau beli apa?"
"Enggak, cuma nanya aja"
Dion mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kris.." panggil Dion sambil menatap ke arah ponselnya.
"Iyaa, udah sana latihann" kata Kristen seolah mengerti maksud Dion.
Jam memang sudah menunjukkan pukul 15.30, membuat Dion terpaksa harus menghentikan aktifitasnya bersama Kristen untuk latihan basket.
"Maaf ya.. yaudah yuk?" ajaknya.
Kristen berpikir sejenak. Dia kesini dengan menggunakan motor Dion, otomatis dia harus pulang bersama Dion.
"Kak, gue mau ketemuan sama temen. Lo duluan aja. Nanti gue nebeng dia nggak pa-pa kok," ucapnya.
"Hzz, males lah kalau gini. Berangkat sama siapa, pulang sama siapa," keluh Dion sambil menunjukkan wajah betenya.
Hal itu membuat Kristen tertawa melihatnya. Biasanya hanya senyum dan cengiran khas anak kecil yang disajikan Dion. Tetapi kali ini dia menunjukkan sifat merajuknya untuk pertama kali.
"Apa banget deh, manja! Yaudah, yuk?" kata Kristen yang luluh melihat wajah Dion.
"Atau lo malu pakai motor gue yang.. ah nggak usah disebut lo juga paham," rajuknya lagi.
Kristen menggeleng, "Enggak lah! Kalau gue malu, gue juga nggak mau lo jemput dan pulang bareng tadi!" sahutnya.
Perlahan Dion tersadar. Kristen tidak menunjukkan adanya unsur ke-matre-an. Dia pun tersenyum dalam rajukkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gravity
Random"Lo punya kekuatan apa?" "Hah?" "Kenapa lo bikin gue seakan yang menahan gue di bumi ini bukan lagi gravitasi bumi, tapi, lo?" "..." --- "Dengerin gue!" "Apa lagi?! Apa lagi yang mau lo jelasin?! Hah?!" "Memang. Memang dia yang seolah menahan gue di...