Sang Dewa Laut

2.6K 48 0
                                    

Halo, Neptunus! Apa kabar dengan birunya laut? Masihkah sama dengan terakhir aku bersua, atau telah berubah selama aku berkelana?

Nus, kali ini aku ingin berbagi cerita denganmu. Tentang kesakitan; luka; dan lara yang tak berujung. Perkara pilu yang semakin menderu serta tangisan-tangisan yang melelahkan. Tentang semesta yang kian tak ramah, atau bahkan tentang keterdiaman laut.

Bukannya asa yang tak mampu lagi aku rajut. Melainkan tentang hati yang tak mampu lagi untuk merasa; lisan yang tak lagi mampu berkata; dan raga yang sudah mulai lelah untuk terjaga.

Kepedihan-kepedihan itu terus menghujamku tiada henti, Nus. Tangisan itu semakin menggaung; menyakitkan. Lukaku semakin biru, menganga, dan semakij pedih bak tersiram garam.

Aku bahkan tak mampu lagi bagaimana caranya mendefinisikan ini semua. Rasanya, pedih saja tak mampu mewakili betapa leburnya aku. Luka sialan itu semakin biru dan menghitam, Nus. Aku bahkan tak tahu harus bagaimana. Aku bimbang.

Aku menghampiri lautmu. Diantara deburan ombak yang menghampiri di bibir pantai, aku melepaskan perahu kertas milikku kepadamu dengan segala pengharapan. Origami yang berisi segala keluh kesah yang tak mampu aku ungkapkan.

Unspoken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang