Bagi saya, ada yang lebih menyesakkan dari pada kematian. Ada yang lebih menyakitkan daripada kehilangan. Dan, ada yang lebih perih daripada goresan kaca.
Saya mencintainya, tapi saya tak pernah bisa memilikinya. Ia telah terikat. Itu yang begitu menyesakkan bagi saya. Ketika saya sadar bahwa rasa yang saya miliki tak akan pernah mendapat pembalasan.
Karena cintanya, hanya ia persembahkan untuk perempuan lain.
Saya bertemu dengannya, menatapnya hampir setiap hari, namun saya tidak pernah bisa menggapainya.
Hal yang begitu menyakitkan, ketika saya sadar bahwa kehadirannya hanyalah semu belaka. Ketika ia tak pernah menoleh terhadap rasa dan hadir yang selalu saya datangkan.
Miris. Ketika batin saya menjerit perih, saat saya sadar saya telah menjadi perempuan bodoh untuknya.
Menyembahkan berjuta kasih dan cinta yang saya sendiri sadari akan selalu bertepuk sebelah tangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unspoken Heart
PoëzieHalo! Jika kamu mengira bahwa ini adalah sebuah cerita, jawabannya adalah bukan. Saya tidak tahu ini apa, tetapi jika kamu ingin, kamu boleh membacanya. Lalu, jika ada yang tidak tepat dengan isi hati dan kemauanmu, maka tinggalkanlah koreksi dan ke...