Accidentally Assistant

23.2K 538 15
                                    

CHAPTER 1

RAMALAN NYING - NYING

Jakarta. Ya, kota metropolitan yang tidak pernah kehabisan cerita. Sudut megah dengan arsitektur modern yang terawat dan bangunan - bangunan bertingkat sebagai pusat bisnis kelas atas dimana orang - orang bermimpi berada disana, menjadi bagian yang dihormati dan dikelilingi kemewahan. Memikat namun mengutuk.

Di sisi lain kota Jakarta, di sudut terpencil dimana rakyat menengah kebawah sudah merasakan betapa kerasnya kota ini. Bagi mereka, bergerak adalah keharusan, sebab sekali saja mereka lelah dan berhenti, hidup mati mereka taruhannya. Bekerja adalah hidup, jika tidak bekerja, bagaimana mau hidup? Itu mungkin prinsip ideal manusia - manusia yang masih menjaga hati nuraninya.

Hati - hati dengan kota ini, kejamnya bukan main sampai - sampai merenggut nurani manusia. Bagi mereka yang terlalu pesimis, mereka akan kehilangan nurani nya, hidup adalah kriminal, kalo tidak kriminal ya tidak hidup. Jangan heran kalau profesi di bidang hukum banyak dibutuhkan disini.

Jakarta punya banyak kisah, punya banyak air mata, punya banyak tawa, punya banyak mimpi, dan misteri. Ini salah satu kisah yang pernah ada dan menjadi bagian kehidupan di Jakarta. Kisah yang tumbuh dari keinginan yang diperjuangkan.

Di sebuah ruangan sederhana, meja panjang dan lebar itu dikelilingi belasan anak. Di ujungnya duduk seorang wanita kurus dengan mata berkantung dan kerut lelah di wajahnya memimpin mereka untuk berdoa, rambutnya bergelombang dikuncir seadanya.

"Sebelum sarapan, berdoa dulu menurut agama dan keyakinan masing - masing, Aji! Ibu bilang berdoa dulu" katanya lembut.

Salah satu anak berusia 17 tahun tertangkap basah mendahului yang lain sekedar mencicipi nasi goreng di hadapan mereka.

Yang paling tua dari anak - anak itu duduk di seberang wanita yang memimpin doa tadi.

Dia khusuk memejamkan matanya.

"Ya Allah.. Berkatilah semua yang saya lakukan hari ini, buatlah hari ini menjadi awal dari kesuksesan dan kebahagiaan saya kelak" batinnya dalam hati.

"Amin" gumamnya.

Mereka semua buru - buru menyendok nasi goreng itu.

"Bu, kalau nanti kemaleman, aku nginep di tempat Amoy.." Kata gadis itu.

"Ya sudah, kalau ada apa - apa langsung kasih tau ibu.." Balasnya.

"Aku berangkat sekarang ya, macet." Pintanya lalu mencium tangan ibu itu.

"Eh ini, sarapan untuk amoy dan jogi, hati - hati ya"

ibu itu memberinya kotak berukuran sedang yang masih hangat. Ia langsung saja berlari saking semangatnya.

Di depan gang kecil itu sudah menanti sedan tua berwarna hijau yang baru saja tiba. Dia menaiki tumpangan gratis seperti biasanya.

"Cepet banget lo cil ready nya" sapa Jogi ketika gadis itu masuk.

"Padahal kita niat sarapan dulu ya haha" sahut amoy

"Selow, nih, dari bu dewi.." Gadis itu menyodorkan kotak yang dititipkan padanya untuk mereka berdua.

"Kalian tau gak! Hari ini ada festival gitu yang ngadain anak sastra!" Amoy bicara dengan mulut penuh nasi dimulutnya.

"Mau dong moy.." Jogi meminta Amoy menyuapinya yang sedang menyetir.

"Tau Aning kan, anak sastra yang bisa ngeramal, yang waktu itu masuk tv acara anak - anak yang bisa ngeramal gitu deh.. Nah, dia buka stand tarot disana, temenin gue yuk!" Pintanya.

Accidentally AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang